Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945 pada Pasal 1 ayat 3 mengamanatkan Indonesia sebagai negara hukum, sehingga dalam penyelenggaraan kenegaraan harus berdasar sistem hukum. Dalam upaya mengisi kemerdekaan yang diamanatkan dalam UUD 1945 untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan perekonomian dalam upaya meningkatkan taraf hidup untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang dituntut untuk terus melaksanakan pembangunan sebagai sarana mewujudkan cita-cita bangsa sekaligus meningkatkan perekonomian dan taraf hidup rakyat. Tentu saja dalam pelaksanaan pembangunan tersebut harus merata di seluruh pelosok tanah air dengan mekanisme yang terencana, terprogram, terarah serta berkesinambungan. Pembangunan nasional Indonesia merupakan usaha meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan yang dihadapi, dalam upaya merealisasikan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV, yaitu : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Berdasarkan sistem ketatanegaraan Negara Republik Indonesia dalam upaya pelaksanaan pembangunan, maka pembangunan di Indonesia dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Daerah Provinsi maupun Pemerintah Daerah KabupatenKota dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan negara yaitu mensejahterakan masyarakat. Indikator suatu masyarakat sejahtera adalah terpenuhinya bidang commit to user ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Peranan Pemerintah sangat dominan sebagai penentu dan pengambil kebijaksanaan pembangunan tingkat nasional, sementara Pemerintah Daerah merupakan bentuk panjang tangan dari Pemerintah Pusat dalam melaksanakan Pemerintahan Daerah dan pembangunan yang ada di daerah masing-masing. Pembentukan Pemerintah Daerah berdasarkan Pasal 18 ayat 1 UUD 1945 bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Keberadaan Pemerintah Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang intinya memberikan otonomi daerah. Menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 bahwa Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintah daerah adalah Gubernur bagi propinsi, Bupati pada kabupaten, atau Walikota bagi kota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Pasal 1 3 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Pemberian otonomi bagi daerah memungkinkan bagi daerah untuk dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dalam upaya meningkatkan perekonomian. diharapkan daerah yang bersangkutan dapat lebih memahami dalam upaya memenuhi aspirasi masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran karena secara langsung berhubungan atau kontak dengan masyarakat. Salah satu bagian terpenting untuk mengetahui secara nyata kemampuan Daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah kemampuan dalam hal keuangan. Faktor keuangan merupakan faktor esensial sebagai barometer tingkat kemampuan Daerah melaksanakan konsep otonomi, commit to user dengan kata lain daerah membutuhkan dana demi penyelenggaraan urusan rumah tangganya Josef Riwu Kaho, 1997:124. Suatu daerah untuk dapat menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri dengan baik, maka perlu adanya dana yang memadahi sebagai upaya untuk melaksanakan pembangunan dalam upaya mensejahterakan masyarakat. Mengingat ketersediaan dana sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka daerah harus mampu berupaya untuk memunculkan usaha yang dapat menjadi pemasukan daerah. Daerah tidak hanya mengandalkan bantuan dana dari Pemerintah melainkan wajib dituntut kemandiriannya untuk memperoleh dana yang merupakan hasil usaha pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Adapun yang menjadi sumber penerimaan asli daerah menurut Kansil dan Christine adalah C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, 2002: 107: a. Hasil Pajak Daerah, b. Hasil Retribusi Daerah, c. Hasil Perusahaan Milik Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, lain- lain pendapatan asli daerah yang sah antara lain hasil penjualan aset daerah dan jasa giro. Berdasarkan hal tersebut di atas untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, maka daerah dimungkinkan untuk mendirikan perusahaan daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah UU Nomor 5 Tahun 1962. Menurut Pasal 2 UU Nomor 5 Tahun 1962 bahwa dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-undang. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri mendirikan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II commit to user Wonogiri Nomor 16 Tahun 1996 Tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri Perda Nomor 6 Tahun 2008.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : Per-09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance di Lingkungan Int

3 148 90

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (Studi Tentang Penerbitan Izin Reklame di Kota Medan)

7 150 212

Implementasi Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 7 Tahun 2011 tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

6 111 114

Peran DPRD Dalam Fungsi Pembentukan Peraturan Daerah (Studi pada DPRD Provinsi Sumatera Utara Priode 2010 – 2011)Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara

1 40 115

Analisis Penerapan Penuh Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akrual (Kasus Pada Pemerintah Kota Medan)

18 162 123

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Yaahowu Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

6 93 138

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Izin Optikal

0 0 4

Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Daerah Bojonegoro

0 0 26

Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu

0 0 4

PERDA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

0 0 36