commit to user
5. Tinjauan Tentang Bank Perkreditan Rakyat a. Definisi Bank Perkreditan Rakyat
Wujud dari Perusahaan Daerah salah satunya adalah Bank Perkreditan Rakyat yang keberadaannya berbadan hukum dengan
kedudukan dan berkantor pusat di daerah. Bank Perkreditan Rakyat diatur menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah Permendagri Nomor 22 Tahun 2006. Menurut Pasal 1 5 Permendagri
Nomor 22 Tahun 2006, Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut BPR Daerah adalah bank perkreditan
rakyat yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah
yang dipisahkan. Berdasarkan Permendagri Nomor 22 Tahun 2006, Pemerintah
Daerah Kabupaten Wonogiri mendirikan Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri yaitu Bank Perkreditan Rakyat
Giri Sukadana BPRGS yang didirikan berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2008. Menurut Pasal 1 6 Perda Nomor 6 Tahun 2008, Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disingkat PD BPR adalah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadan milik Pemerintah Daerah
yang modalnya baik seluruhnya maupun sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.
b. Tujuan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
Dalam Era otonomi daerah menghadapkan daerah untuk memacu kemajuan daerah sejalan diberikannya otonomi guna meningkatkan
pendapatan daerah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemandirian daerah di bidang keuangan adalah mendirikan lembaga keuangan
berbentuk Perusahaan Daerah. Tujuan didirikannya PD. BPR sebagai lembaga keuangan milik daerah adalah untuk membantu dan mendorong
pertumbuhan perekonomian dan pembangunan Daerah di segala bidang
commit to user
serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat Pasal 4 Perda Kabupaten Wonogiri Nomor
6 Tahun 2008. Menurut Pasal 34 Perda Kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008:
1 Laba Bersih Perusahaan Daerah BPR setelah dikurangi pajak yang disahkan oleh Bupati ditetapkan sebagai berikut:
a Bagian Laba untuk Daerah sebesar 55 lima puluh lima per seratus;
b Cadangan Umum sebesar 12,5 duabelas koma lima per seratus; c
Cadangan Tujuan sebesar 12,5 duabelas koma lima per seratus;
d Dana Kesejahteraan sebesar 10 sepuluh perseratus; e Jasa Produksi sebesar 10 sepuluh perseratus.
2 Bagian Laba untuk Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a dianggarkan dalam ayat Penerimaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran berikutnya. 3 Dana Kesejahteraan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d
antara lain untuk Dana Pensiun Direksi dan Pegawai serta perumahan pegawai, sosial dan sejenisnya.
4 Pengguna Jasa Produksi ditetapkan Direksi dengan persetujuan Bupati. Adanya PD. BPR Pemerintah Daerah bermaksud meningkatkan partisipasinya
terhadap lembaga keuangan milik Pemerintah Daerah, khususnya melalui PD.BPR, guna meningkatkan PAD.
c. Peraturan Pendirian Bank Perkreditan Rakyat
Pendirian Bank Perkreditan Rakyat BPR diatur dalam Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo. Undang-Undang No 10
Tahun 1998 tentang Penyempurnaan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 dan Undang-Undang No. 5 Tahun 1962. Aturan Pelaksana Undang-
Undang Perbankan tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
commit to user
1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat BPR. Peraturan pendirian BPR terdapat juga dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 22 Tahun 2006.
Menurut ketentuan Pasal 2 ayat 2 dan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992, BPR dapat didirikan dan dimiliki oleh:
1 warga negara Indonesia; 2 badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya adalah warga negara
Indonesia; 3 pemerintah daerah;
4 warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia danatau pemerintah daerah.
d. Modal Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Pasal 7 Perda kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008: 1 Modal Dasar Perusahaan Daerah BPR ditetapkan sebesar Rp.
15.000.000.000,00 lima belas milyar rupiah. 2 Untuk memenuhi modal sebagaimana dimaksud pada ayat 1
Pemerintah Daerah menambah modal yang disetor secara bertahap setiap tahun yang besarannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati
yang telah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah dan atau dari
sumber keuangan lainnya yang sah dalam kurun waktu 10 sepuluh tahun.
3 Modal PD. BPR merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Menurut Pasal 7 ayat 3 Perda Nomor 6 Tahun 2008: modal PD. BPR
merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, berarti PD. BPR merupakan badan usaha berbadan hukum.
commit to user
6. Tinjauan Tentang Peraturan Daerah a. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008