commit to user
3.6. Pengujian Bahan Dasar Beton
Pengujian bahan dasar beton sangat penting. Hal ini untuk mengetahui kelayakan karakteristik bahan penyusun beton yang nantinya dipakai dalam desain campuran
beton terhadap suatu target tertentu. Pengujian bahan dasar beton hanya dilakukan terhadap agregat halus dan agregat kasar.
3.7. Perancangan Campuran Beton
Mix Design
Okamura dan Ozawa 1995 menyarankan spesifikasi SCC antara lain : a.
Agregat kasar yang digunakan adalah 50 volume solid, agar mortar dapat melewati sela-sela dari agregat kasar yang kurang rapat tersebut;
b. Volume agregat halus ditetapkan hanya 40 dari volume total mortar, yang
bertujuan mengisi pori dari agregat kasar; c.
Rasio volume untuk air dan bahan pengikat ditetapkan antara 0,9 hingga 1 tergantung pada sifat pada bahan pengikatnya dan;
d. Dosis
superplasticizer
dan faktor air-bahan pengikat ditentukan setelahnya untuk mendapatkan pemadatan secara mandiri.
Perancangan campuran SCC yang tepat dan sesuai dengan proporsi campuran adukan beton tersebut sangat diperlukan untuk mendapatkan kualitas
workability, flowability
, dan
passingability
yang baik. Dalam
mix design
ini, direncanakan tujuh campuran beton memadat mandiri dengan perbedaan berdasarkan
perbandingan agregat kasar dengan agregat halus, kadar
fly ash,
dan
wb.
Tahap awal dalam perencanaan campuran beton memadat mandiri adalah menentukan
volume agregat sebesar 60 dari volume total beton. Volume agregat tersebut, dibuat perbandingan antara agregat kasar dengan agregat halus sesuai dengan
perencanaan yang ada. Ketujuh campuran tersebut, dipilih salah satu sampel yang mempunyai kualitas
workability, flowability
, dan
passingability
terbaik untuk ditambah dengan serat.
commit to user
3.8. Pembuatan Benda Uji
Pembuatan benda uji dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a.
Bahan-bahan campuran adukan beton disiapkan dan ditimbang sesuai dengan rancang campur adukan beton
mix design
. b.
Bahan tersebut dicampur hingga homogen dengan cara memasukkannya ke dalam alat aduk beton secara berurutan mulai dari kerikil, pasir, semen,
fly ash
, dan serat. Setelah tercampur hingga homogen, bahan tersebut ditambahkan air dan
superplasticizer
secara perlahan-lahan supaya campuran SCC dapat terkontrol dengan baik.
c. Memasukkan adukan ke dalam cetakan balok besi dengan ukuran panjang 28
cm, lebar 7,5 cm, dan tinggi 7,5 cm hingga penuh baik tanpa dipadatkan maupun dengan dipadatkan sedikit.
d. Setelah cetakan penuh dan padat, permukaannya diratakan dan diberi kode
benda uji di atasnya, kemudian didiamkan selama 24 jam. e.
Bekisting
atau cetakan dapat dibuka apabila benda uji telah berumur satu hari.
Proses pembuatan benda uji dapat dilihat pada Gambar 3.3.a,b,c, dan d
a. Pencampuran bahan SCC dengan serat plastik b. Pencampuran bahan SCC dengan serat karet