commit to user
2.2.7.6. Prinsip Pengukuran Susut Kering
Pada dasarnya, besar susut kering pada beton dapat diketahui dengan pengukuran perubahan bentuk dari beton tersebut pada benda uji di bawah kondisi kering
tanpa dipengaruhi beban. Menurut ASTM C 596-96, susut kering adalah perubahan panjang dari benda uji selama periode tertentu, dimana perubahan
panjang itu disebabkan bukan karena gaya eksternal melainkan akibat evaporasi. Pada saat beton serat mengeras dan menyusut, retak yang sangat kecil akan
berkembang. Pengukuran susut kering
pada beton dilakukan dengan cara membandingkan antara selisih panjang awal dan panjang akhir dengan panjang mula-mula benda
uji. Berikut ini Gambar 2.8. menjelaskan hubungan penyusutan terhadap waktu.
waktu Panjang
Perubahan panjang dari t
shrinkage
t L
t
1
L
1
L
0-
L
1
L
0-
L
1
L t
2
L
2
L
0-
L
2
L
0-
L
2
L
Gambar 2.8. Hubungan penyusutan terhadap waktu
2.2.7.7. Mekanisme Susut pada Beton Serat
Proses susut kering terjadi akibat adanya penguapan air dari beton yang
berlangsung secara terus-menerus hingga melibatkan air yang ada di dalam beton dalam jangka waktu yang cukup lama. Kehilangan air ini mengakibatkan
timbulnya tegangan kapiler yang menyebabkan dinding kapiler tertarik sehingga waktu
L
o
L
1
L
2
t t
1
t
2
commit to user volume beton menyusut, tetapi dengan adanya serat yang terdistribusi secara acak
pada beton dapat menahan tegangan tarik pada dinding-dinding kapiler sehingga penyusutan pada beton dapat dikurangi. Dengan adanya pengurangan susut kering
ini, maka retak-retak yang terjadipun dapat dikurangi. Dan retak-retak tersebut terpotong oleh batangan-batangan serat, sehingga tertahan untuk berkembang
menjadi retak yang lebih besar.
Selain itu dalam jangka panjang dengan adanya serat yang terdistribusi secara merata di dalam SCC akan mampu menutupi keretakan-keretakan yang terjadi
sehingga dapat mencegah korosi besi tulangan yang diakibatkan oleh serangan kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan korosi. Dapat dikatakan secara
garis besar penambahan serat adalah bertujuan untuk memberi tulangan di dalam beton yang disebar merata ke dalam adukan beton dengan kandungan tertentu,
sehingga dapat mengurangi terjadinya retak pada daerah tarik beton akibat pengaruh susut.
commit to user
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Uraian Umum
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Pengujian terhadap susut beton serat memadat mandiri dilakukan dengan cara
mengamati perubahan dimensi benda uji yang berupa prisma. Benda uji yang diamati tidak dikenai pembebanan sedikitpun agar perubahan dimensi yang terjadi
benar-benar disebabkan oleh susut.
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel tidak bebas. Variabel bebas untuk tahap penyelidikan pengaruh penggunaan serat limbah industri pada SCC
terhadap pengujian susut kering adalah jenis serat dan kadar serat, sedangkan variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah besarnya susut kering
drying shrinkage
balok beton.
Pengujian bahan dan benda uji dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan standar pengujian yang terdapat pada standar ASTM. Waktu pelaksanaan percobaan
disesuaikan dengan jadwal penelitian dan ijin penggunaan Laboratorium Bahan Fakultas Teknik UNS Surakarta.
Pengamatan benda uji dimulai saat beton berumur satu hari hingga 60 hari. Data yang diperoleh berupa nilai-nilai penyusutan dimensi benda uji. Dari data tersebut
dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh jenis serat dan kadar serat terhadap susut kering
yang terjadi. Selanjutnya dibuat grafik hubungan antara variasi jenis serat dan kadar serat dengan nilai susut kering yang
terjadi, sehingga dapat diketahui seberapa besar kontribusi penggunaan variasi jenis serat dan kadar serat terhadap nilai susut kering beton serat memadat
mandiri. Selain itu dilakukan analisis untuk memperkirakan susut kering jangka panjang dengan data susut kering
jangka pendek.