commit to user
45 Secara visual, agregat kasar yang digunakan dalam penelitian disajikan dalam
Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Agregat kasar
4.2. Perancangan Campuran Adukan Beton
Penentuan perancangan campuran
mix design
beton serat memadat mandiri ini diambil hasil terbaik dari data hasil
pengujian tujuh campuran SCC tanpa tambahan serat yang telah memenuhi semua parameter seperti
workability
,
flowability
,
passingability
, dan efisien dalam penggunaan semen. Data hasil
pengujian tujuh campuran SCC tanpa tambahan serat ini di dapat dari pengujian sebelumnya yang merupakan rangkaian dari penelitian terhadap kualitas SCC.
Setelah di dapat hasil
mix design
yang terbaik, maka dilakukan penambahan serat guna membuat benda uji yang telah direncanakan. Dari perhitungan perancangan
campuran
mix design
adukan beton, diperoleh kebutuhan bahan untuk 1 m
3
beton seperti pada Tabel 4.5.
commit to user
46
Tabel 4.5. Proporsi campuran adukan SCC tanpa tambahan serat untuk
kebutuhan 1 m
3
beton.
Nama Benda Uji PC
kg Pasir
kg Kerikil
kg Air
kg
Flay ash
kg BTS
464 912,96
608,64 253,06
92,83 BSK
464 912,96
608,64 253,06
92,83 BSP
464 912,96
608,64 253,06
92,83 BSKH
464 912,96
608,64 253,06
92,83 BSKK
464 912,96
608,64 253,06
92,83
Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran B, sedangkan untuk satu kali adukan SCC tanpa tambahan serat ditampilkan dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Proporsi campuran adukan SCC tanpa tambahan serat untuk setiap
variasi tiap 1 kali adukan.
Variasi Kode
Jumlah PC
Pasir Kerikil
Air FA
Benda Uji sampel
kg kg
kg kg
kg Tanpa serat
BTS 2
1,462 2,876
1,917 0,797
0,293 Serat Kaleng
BSK-A1-SK 3
2,192 4,314
2,876 1,196
0,439 BSK-A1,5-SK
2 1,462
2,876 1,917
0,797 0,293
Serat Plastik BSP-A1-SK
3 2,192
4,314 2,876
1,196 0,439
BSP-A1,5-SK 3
2,192 4,314
2,876 1,196
0,439 Serat Karet Halus
BSKH-A1-SK 3
2,192 4,314
2,876 1,196
0,439 BSKH-A1,5-SK
3 2,192
4,314 2,876
1,196 0,439
Serat Karet Kasar BSKK-A1-SK
3 2,192
4,314 2,876
1,196 0,439
BSKK-A1,5-SK 3
2,192 4,314
2,876 1,196
0,439
Perhitungan proporsi campuran adukan SCC tanpa tambahan serat untuk setiap variasi secara lengkap terdapat pada lampiran B, sedangkan kebutuhan serat untuk
setiap variasi tiap 1 kali adukan SCC disajikan dalam Tabel 4.7.
commit to user
47
Tabel 4.7. Proporsi kebutuhan serat untuk setiap variasi SCC
Jenis serat Nama benda uji
Serat tiap 1 m
3
Serat tiap 1 kali adukan kgm
3
kg
Serat kaleng BSK-A1-1
23 0,108
BSK-A1-2 BSK-A1-3
BSK-A1,5-1 34,5
0,108 BSK-A1,5-2
Serat plastic BSP-A1-1
9,5 0,045
BSP-A1-2 BSP-A1-3
BSP-A1,5-1 14,25
0,069 BSP-A1,5-2
BSP-A1,5-3
Serat karet halus BSKH-A1-1
11,8 0,057
BSKH-A1-2 BSKH-A1-3
BSKH-A1,5-1 17,9
0,084 BSKH-A1,5-2
BSKH-A1,5-3
Serat karet kasar BSKK-A1-1
11,8 0,057
BSKK-A1-2 BSKK-A1-3
BSKK-A1,5-1 17,9
0,084 BSKK-A1,5-2
BSKK-A1,5-3
4
.3. Data Hasil Pengujian Susut Kering
Susut kering beton diukur pada saat beton berumur 1 hingga 62 hari dengan
menggunakan alat
Demountable Mechanical Strain Gauge dial gauge
yang memakai standar ASTM C157. Data hasil pengukuran susut kering serat 1
ditampilkan dalam Tabel 4.8. dan pengukuran susut kering serat 1,5 ditampilkan dalam Tabel 4.9. Data pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.
48
Tabel 4.8 Hasil pengujian susut kering serat 1.
Kode Hari ke-
Benda uji 1
7 14
20 29
35 43
52 58
69 BTS
140,75 183,63
205,13 242,25
266,5 279,5
289 308,25
328,63 Kode
Benda uji 2
3 7
8 10
11 14
16 22
29 31
35 37
42 50
57 63
BSP 1 21,417
67,667 82,417
102,167 111,83
128,333 139,08
150,42 169,58
177,83 189,583
195,58 203,17
214 221,08
226,25 Kode
Hari ke- Benda uji
1 6
8 13
22 28
34 43
48 62
BSK 1 58,750
94,167 128,5
170,417 210,42
221 252,750
262 269,83
Kode Hari ke-
Benda uji 1
5 7
12 21
27 33
42 47
63 BSKH1
62,583 100,083
131,83 168,75
202,67 215,583
242,250 257,92
272,83 Kode
Hari ke- Benda uji
1 4
6 11
19 26
32 41
46 63
BSKK1 74,5
133,17 152,67
179,667 224,42
238,833 266,417
275,33 291,42
49
Tabel 4.9. Hasil pengujian susut kering serat 1,5.
Kode Hari ke-
Benda uji 1
7 14
20 29
35 43
52 58
69 BTS
140,75 183,625
205,125 242,25
266,5 279,5
289 308,25
328,625 Kode
Hari ke- Benda uji
1 5
6 7
12 20
25 30
40 47
56 65
BSP 1,5 51,333333
66,500 78,667
114,66667 147,333
170,750 183,41667
193,083 204,000
215,917 226,667
Kode Hari ke-
Benda uji 1
5 6
11 19
21 26
39 46
55 64
BSK 1,5 14,125
31,375 103,75
151,25 159,625
187,5 206,75
225,375 251,875
267,625 Kode
Hari ke- Benda uji
2 6
10 14
19 26
33 42
51 57
69 BSKH1,5
51,250 88,833
113,500 148,250
157,167 191,250
220,33333 240,750
257,91667 277,500
Kode Hari ke-
Benda uji 1
5 6
13 15
26 32
40 49
58 64
BSKK1,5 52,750
76,417 117,333
133,83333 158,58333
168,667 197,75
233,25 259,917
276,833
commit to user Hubungan susut kering de
4.4.-4.5. sebagai berikut :
Gambar 4.4. Hubungan sus
serat 1 men
Gambar 4.5. Hubungan sus
serat 1,5 m
50 100
150 200
250 300
350 400
10
D ry
in g
S h
ri n
k a
g e
m ic
ro st
ra in
50 dengan umur pengeringan ditampilkan dalam
susut kering dengan umur pengeringan pada SC enggunakan demec
gauge
.
susut kering dengan umur pengeringan pada SC menggunakan
demec gauge.
20 30
40 50
60 70
Umur Pengeringan hari
BTS BSP
BSK BSKH
BSKK
Gambar
SCC kadar
SCC kadar
BTS BSP
BSK BSKH
BSKK
commit to user
51 Pada benda uji tanpa serat, susut kering yang terjadi memiliki nilai yang tertinggi
dibandingkan dengan benda uji berserat dengan 4 jenis variasi yang ada. Besarnya susut kering
yang terjadi pada benda uji tanpa serat mencapai 316,6 µm pada umur 62 hari seperti terlihat pada Gambar 4.4-4.5 di atas. Hasil penelitian pada
benda uji berserat menunjukkan susut kering yang terjadi lebih kecil daripada benda uji tanpa serat. Pada saat umur awal beton, penambahan serat pada benda
uji tidak menyebabkan perbedaan yang besar terhadap susut kering, namun seiring dengan bertambahnya waktu, keberadaan serat pada beton akan menghambat atau
mengurangi susut kering yang dialami oleh benda uji.
Pemakaian jenis serat yang berbeda ternyata juga menunjukkan hasil yang berbeda pula. Urutan besarnya susut kering yang terjadi pada pemakaian serat
tunggal satu jenis serat adalah sebagai berikut : a.
Kadar serat 1 pada umur 62 hari serat karet kasar 291 µm Serat karet halus 273,5 µm serat kaleng
269,83 µm serat plastik 226 µm. b.
Kadar serat 1,5 pada umur 62 hari serat karet kasar 271,6 µm serat karet halus 267,3 µm Serat kaleng
264,9 µm serat plastik 224 µm.
Terdapat persamaan kondisi antara benda uji berserat 1 dan benda uji berserat 1,5 ditinjau dari nilai susut kering dari yang terbesar sampai yang terkecil, yaitu
serat karet kasar; serat karet halus; serat kaleng dan serat plastik. Benda uji dengan serat plastik menunjukkan ketahanan terhadap susut kering yang lebih
baik daripada 3 jenis serat yang lainnya.
Hubungan susut kering dengan umur pengeringan pada benda uji tanpa serat,
benda uji berserat 1 ,dan benda uji berserat 1,5 ditampilkan pada Gambar 4.6.
commit to user
52 a
b
c d
Gambar 4.6. Hubungan susut kering dengan umur pengeringan pada benda uji
tanpa serat, benda uji berserat 1 ,dan benda uji berserat 1,5 menggunakan
demec gauge. a.
SCC berserat plastik b.
SCC berserat kaleng c.
SCC berserat karet halus d.
SCC berserat karet kasar
50 100
150 200
250 300
350 400
10 20
30 40
50 60
70 BSP 1
BSP1,5 BTS
S u
su t
K e
ri n
g m
ic ro
st ra
in
Umur Pengeringan hari
50 100
150 200
250 300
350 400
10 20
30 40
50 60
70 BSK1
BSK1,5 BTS
S u
su t
K e
ri n
g m
ic ro
st ra
in
Umur Pengeringan hari
50 100
150 200
250 300
350 400
10 20
30 40
50 60
70 BSKH1
BSKH1,5 BTS
S u
su t
K e
ri n
g m
ic ro
st ra
in
Umur Pengeringan hari
50 100
150 200
250 300
350 400
10 20
30 40
50 60
70 BSKK1
BSKK1,5 BTS
S u
su t
K e
ri n
g m
ic ro
st ra
in
Umur Pengeringan hari
commit to user
53 Dari pengamatan pada Gambar 4.6., secara keseluruhan nampak bahwa nilai
susut kering benda uji berserat 1 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai susut kering benda uji berserat 1,5 dari semua jenis variasi serat yang ada. Benda uji
berserat plastik terlihat memiliki nilai susut kering yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan benda uji tanpa serat baik dengan kadar serat 1 maupun
1,5. Hasil olahan data ini semakin menegaskan apabila SCC dengan jenis serat dan kadar serat yang berbeda akan dihasilkan nilai susut kering yang berbeda serta
serat memiliki peran yang cukup besar dalam proses pengurangan nilai susut kering yang terjadi pada SCC.
4.4. Hasil Perhitungan Prediksi Susut Kering