Definisi Susut Susut Kering Beton

commit to user pada Gambar 2.6. menunjukkan bahwa pada bagian potongan tersebut tersingkap kawat serat baja dengan orientasi acak. Gambar 2.6. Orientasi acak serat dalam beton

2.2.7. Penyusutan pada Beton

Shrinkage

2.2.7.1. Definisi Susut

Susut beton secara umum diartikan sebagai berubahnya volume, yaitu berkurangnya volume beton akibat keluarnya air pada saat beton dalam proses pengerasan. Susut yang terjadi dalam hal ini tidak berhubungan sama sekali dengan adanya pembebanan. Susut merupakan sifat utama dari pasta semen beton, yaitu akibat proses hidrasi yang terjadi saat air bercampur dengan semen. Proses penguapan air bebas dari pasta semen beton ini terjadi saat beton mengering dan berjalan bersamaan dengan lajunya pengerasan beton Siswanto, 1990. Menurut Nawi 1998, pada dasarnya ada dua jenis susut, yaitu : a. Susut plastis, terjadi selama beberapa jam pertama sesudah pengecoran beton segar di cetakan. b. Susut pengeringan, terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya dan proses hidrasi pasta semen telah selesai.

2.2.7.2. Susut Kering Beton

Drying Shrinkage Susut kering beton terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya dan proses hidrasi pasta semen telah selesai. Susut kering beton adalah berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan. Penguapan ini menghilangkan air pori, sehingga mengakibatkan adanya tegangan kapiler yang commit to user menyebabkan dinding-dinding kapiler tertarik dan volume beton menyusut. Beton akan terus menerus mengalami susut kering dalam jangka panjang bahkan sampai bertahun-tahun sampai air yang terkandung di dalam beton benar-benar habis menguap. Menurut Nawi 1998, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut kering beton antara lain sebagai berikut : a. Agregat. Agregat berlaku sebagai penahan susut pasta semen. Jadi, beton dengan kandungan agregat yang semakin tinggi akan semakin berkurang perubahan volumenya akibat susut. Lagipula, derajat ketahanan beton ditentukan oleh sifat agregatnya, yaitu dengan modulus elastisitas yang tinggi atau dengan permukaan yang kasar akan lebih tahan terhadap proses susut. b. Faktor air-semen. Semakin besar faktor air-semen, akan semakin besar pula efek susut. c. Ukuran elemen beton. Kelajuan dan besarnya susut akan berkurang apabila volume elemen betonnya semakin besar. Akan tetapi, terjadinya susut akan semakin lama untuk elemen yang lebih besar karena lebih banyak waktu yang diperlukan untuk pengeringan sampai ke bagian dalam. Sebagai contoh, mungkin diperlukan waktu sampai satu tahun untuk tercapainya pengeringan pada kedalaman 10 in. dari permukaan luar, dan sepuluh tahun untuk mencapai 24 in.dari permukaan luar. d. Kondisi lingkungan. Kelembaban relatif di sekeliling beton sangat mempengaruhi besarnya susut; laju perubahan susut semakin kecil pada lingkungan dengan kelembaban relatif yang tinggi. Temperatur di sekeliling juga merupakan faktor yang menentukan, yaitu susut akan tertahan pada temperatur rendah. e. Banyaknya penulangan. Beton bertulang lebih sedikit susutnya dibandingkan dengan beton sederhana; perbedaan relatifnya merupakan fungsi dari persentase tulangan. f. Bahan tambahan pada campuran beton. Pengaruh ini sangat bervariasi, bergantung pada bahan tambahan yang digunakan. Akselerator seperti kalsium klorida digunakan untuk mempercepat proses pengerasan beton dan memperbesar susut. Pozzolan juga dapat menambah susut, sedangkan bahan tambahan superplasticizers, plasticity retarding agent, retarder adalah bahan commit to user tambahan yang dapat meningkatkan workability campuran beton dan dapat mengurangi pemakaian air serta penundaan panas hidrasi sehingga dapat memperkecil susut pada beton. g. Jenis semen. . Sangat perlu diperhatikan penggunaan semen yang mengandung kadar C 3 A yang terlalu tinggi. Jumlah C 3 A di dalam semen harus dibatasi, agar hidrasi dari semen dapat diperlambat. Begitu juga pembentukan panasnya heat generation . Penggilingan semen yang terlalu halus 3500 Blaine juga harus dihindari. Pada dasarnya adalah sangat beralasan bila jumlah semen dalam 1m 3 beton dibatasi. Jumlah semen harus dibuat minimum dengan menggunakan admixture dan atau abu terbang. Sebaliknya makin besar kandungan gypsum CaSO 4 .2H 2 O dalam semen, akan menghasilkan setting time yang makin panjang.

2.2.7.3. Mekanisme Terjadinya Susut Kering