18
mempengaruhi kebijakan alokasi anggaran yang dilakukan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan anggaran. Dengan kata lain, merupakan proses
penegasan kekuasan atau kekuatan politik di antara berbagai pihak yang terlibat dalam penentuan kebijakan maupun alokasi anggaran
15
Pemerintah sebagai sebuah institusi publik dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan memerlukan sumber dana atau modal untuk
dapat membiayai pengeluaran pemerintah tersebut government expediture terhadap barang barang publik public goods dan jasa pelayanan. Tugas ini
berkaitan erat dengan kebijakan anggaran pemerintah yang meliputi penerimaan dan pengeluaran. Pemerintah dalam melaksanakan otonomi daerah yang luas,
memerlukan dana yang cukup dan terus meningkat sesuai dengan meningkatnya tuntutan masyarakat, kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Dana tersebut
. Berdasar beberapa pandangan terhadap politik anggaran tersebut
menunjukkan adanya proses adu kekuatan dan kepentingan dalam proses penganggaran, sehingga nantinya menghasilkan keputusan politik yang intinya
adalah apakah dapat berpihak kepada rakyat ataukah tidak. Dengan adanyapengendalian menjadikan kontrol sangat diperlukan agar hasil keputusan
penganggaran tetaplah pada jalur yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa dan negara.
1. 5. 3. Politik Anggaran Daerah
15
Noer Fauzi dan R. Yando Zakaria. 2000. Mensiasati Otonomi Daerah. Jakarta: Konsorsium Pembaruan Agraria. Hal. 223.
Universitas Sumatera Utara
19
diperoleh dari kemampuan menggali sumber keuangan sendiri didukung oleh perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai sumber pembiayaan.
Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, pengambilan keputusan dan perencanaan
pembangunan, otorisasi pengeluaran dimasa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja serta alat koodinasi
bagi semua aktivitas berbagai unit kerja.Anggaran daerah yang tercantum dalam Anggaran PendapatanBelanja Daerah APBD merupakan instrumen kebijakan
utama Pemerintah Daerahkarena APBD adalah intisari dari apa yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam satu tahun kedepan sebagai rangkaian
tak terpisahkan dari kebijakan masa lalu dan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang. dan untuk mereduksi mengenai anggaran daerah tersebut maka
kita perlu mengkaji kembali ruang lingkup keuangan daerah dan sejauh mana aspek-aspek yang harus dikelola dengan uang ataupun anggaran daerah.
16
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahsebagai rencana kerja pemerintahdaerah merupakan desain teknis pelaksanaanstrategi untuk mencapai
tujuan daerah.Jika kualitas anggaran Pemerintah daerah rendah, maka kualitas fungsi-fungsipemerintah cenderung lemah. Untuk mengantisipasi hal tersebut
keterlibatan aparat pemerintah daerah beserta masyarakat diperlukan dalam suatu proses pengambilan keputusan secara bersama dalam menyusun anggaran daerah
serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran tersebut.
17
1. 5. 4. Teori Komunikasi Pemerintahan
16
Julmansyah, Moh Taqiuddin. 2003. Politik Anggaran Daerah. Mataram: Pustaka Konsepsi Nusa.
17
Wildavsky Aaron dan Caiden Naomi. 2012. Dinamika Proses Politik Anggaran. Yogyakarta: Matepena Consultindo.
Universitas Sumatera Utara
20
Komunikasi pemerintahan merupakan bagian dari komunikasi politik. Komunikasi politik adalah sebuah studi yang interdisiplinari yang dibangun atas
berbagai macam disiplin ilmu, terutama dalam hubungannya antara proses komunikasi dan proses politik. Ia merupakan wilayah pertarungan dan
dimeriahkan oleh persaingan teori, pendekatan, agenda dan konsep dalam membangun jati dirinya. Oleh karena itu pula, komunikasi yang membicarakan
tentang politik kadang diklaim sebagai studi tentang aspek-aspek politik dari komunikasi public, dan sering dikaitkan sebagai komunikasi kampanye pemilu
election campaign karena mencakup masalah persuasi terhadap pemilih, debat antar kandidat, dan penggunaan media massa sebagai alat kampanye.
Selain itu komunikasi politik menurut Dahlan, ialah suatu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik,
mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik. Dengan demikian, pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan sebagai suatu proses
pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan- pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk
membuka wawasan atau cara berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik.
Di dalam praktek politik, maka penyelenggara intinya adalah pemerintah atau eksekutif. Di sini kita melihat bahwa komunikasi adalah bagian dari fungsi
manajemen pemerintahan. Seperti kita ketahui, manajemen pokoknya terdiri dari empat fungsi generik: planning, organizing, leading, controlling. Komunikasi
merupakan instrument yang melekat mulai sejak fungsi pertama hingga keempat. Namun, yang menjadi titik tumpu adalah pada perannya di leading karena pada
Universitas Sumatera Utara
21
prinsipnya tugas manajemen adalah mencapai hasil. Hasil dapat dicapai jika keputusan yang benar dan tepat dibuat.
Hal tersebut berdasar pada fungsi politik dalam komunikasi itu sendiri yang terdiri dari dua fungsi utama. Pertama, fungsi agregasi kepentingan. Pada fungsi
ini terjadi proses penggabungan kepentingan, untuk kemudian dirumuskan dan disalurkan kepada pemegang kekuasaan atau pemerintah yang memegang
kekuasaan atau pemerintah yang memegang kekuasaaan atau yang berwenang untuk dijadikan kebijaksanaan umum. Kedua, fungsi artikulasi kepentingan. Pada
fungsi ini teradi proses sintesis aspirasi individu-individu manusia sebagai anggota kelompok yang berupa idea, pendapat yang kemudian dijadikan pola dan
program politik. Berdasarkan fungsi tersebut, negara dalam hal ini pemerintah memerlukan
sistem komunikasi yang efektif untuk menjamin efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu diperlukan strategi untuk membangun sistem
komunikasi pemerintahan yang efektif. Riant Nugroho merumuskan tiga strategi untuk membangun sistem komunikasi pemerintahan yang efektif. Ketiga strategi
itu disebut core strategy, yaitu: a Bangun kesamaan persepsi akan perlunya pemerintahan yang efektif;
b Pastikan bahwa tujuan utama dari strategi adalah membangun optimum overlapping antara sistem komunikasi formal dengan informal;
c Dorong setiap bagian untuk mengarahkan sistem komunikasi informal agar berhimpit dengan sistem informasi formal.
Universitas Sumatera Utara
22
Akan tetapi jika tidak adanya persamaan persepsi serta perbedaan kepentingan, maka akan menjadi persaingan politik yang memiliki tiga
kecenderungan, yaitu: a Kecenderungan positif, di mana setiap pihak pada akhirnya bersepakat
untuk menyelenggarakan pemerintahan dengan beragam kepentingan dalam rasa kebersamaan. Keunggulan yang dicapai karena ada sinergi
diantara masing-masing pihak; b Kecenderungan negatif, di mana setiap pihak berusaha untuk menjegal
pihak lain untuk menciptakan citra di mata publik bahwa pihak lain yang merupakan representasi kelompok politik tertentu tidak mampu
melaksanakan tugas yang diembannya; c Kecenderungan pasif, yaitu dimana setiap pihak memilih untuk tidak
bekerjasama namun juga tidak untuk menjatuhkan. Yang terjadi adalah konflik dipelihara secara laten dan pemerintahan juga sama-sama tidak
berjalan efektif.
1. 6. Metodologi Penelitian