13
di kota Binjai hanya berjalan ditempat terfokus pada mikro dan kurang terlihat pada bagian makro pembangunan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, menarik minat peneliti untuk menganalisis keterkaitan dan pengaruh Musrenbang daerah dalam pembuatan APBD Kota
Binjai Tahun 2014 guna terwujudnya suatu pembangunan di daerah yang bersifat menyeluruh. Selain itu, pada akhirnya, peneliti dapat menyimpulkan mengenai
sifat fungsional dari forum Musrenbang daerah dalam praktiknya membahas rencana awal program pembangunan di Kota Binjai, yakni terfokus pada
pembuatan APBD 2014 yang dikoordinatori oleh Bappeda, sehingga dengan kata lain dapat menjadi evaluasi dalam pelaksanaan musrenbang di Kota Binjai.
1. 2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian, yaitu melihat Bagaimana Pelaksanaan Musrenbang terkait denganPembuatan APBD kota Binjai Tahun 2014 yang dikoordinatori oleh
Bappeda.
1. 3.Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini mempunyai tujuan, yakni: 1.
Untuk melihat peran, tugas pokok dan fungsi Bappeda dalam pelaksanaan musrenbang di Kota Binjai Tahun 2013.
2. Untuk melihat keterkaitan antara Musrenbang dengan Proses Penyusunan
APBDKota Binjai tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
14
3. Untuk mengetahui pola interaksi antara internal Pemerintahan Kota Binjai
yang dalam hal ini Bappeda beserta pihak terkaitterhadap penetapan APBD di Kota Binjai tahun 2014.
1. 4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam upaya mengembangkan kompetensi penulis serta untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelessaikan program studi sarjana strata satu S1 Departemen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang
diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai pembangunan politik dan kinerja pemerintahan daerah dalam proses penyusunan APBD dan
memberi solusi terhadap permasalahan bangsa. 3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau membangun bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah khazanah ilmu
pengetahuan dalam Ilmu politik, dan menjadi referensikepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik FISIP USU.
1. 5. Kerangka Teori dan Konsep
1. 5. 1. Teori Anggaran
Anggaran memiliki posisi yang sangat penting. Anggaran mengungkapkan apa yang akan dilakukan di masa depan. Pemikiran strategis dalam setiap
Universitas Sumatera Utara
15
organisasi adalah proses dimana manajemen berpikir tentang penginterogasian aktivitas ke arah tujuan organisasi.Pemikiran strategis manajemen
didokumentasikan kedalam berbagai dokumen perencanaan. Keseluruhan proses diinterogasikan dalam prosedur penganggaran organisasi.
Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau
beberapa periode mendatang. Di dalam tampilannya, anggaran selalu menyertakan data penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau
beberapa periode mendatang. Didalam tampilannya, anggaran selalu menyertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu. Kebanyakan
organisasi sektor publik melakukan pembedaan krusial antara tambahan modal dan penerimaan, serta tambahan pendapatan dan pengeluaran.
12
a. Anggaran Negara dan Daerah APBNAPBD
Dampaknya adalah pemisahan penyusunan anggaran tahunan dan anggaran modal tahunan.
Jenis anggaran sektor publik adalah:
b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan RKAP, yaitu anggaran
usaha setiap BUMNBUMD serta badan hukum publik atau gabungan publik-swasta.
Proses penyusunan anggaran umumnya disesuaikan dengan peraturan lembaga yang lebih tinggi.Sejalan dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerahyang kemudian
direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
12
Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Hal. 163.
Universitas Sumatera Utara
16
No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, lahirlah tiga paket perundang-undangan, yaitu UU No. 17 2003 tentang
Keuangan Negara, UU No. 12004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 152004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara dan UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah membuat perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pengaturan
keuangan, khususnya Perencanaan dan Anggaran Pemerintah Daerah dan Pusat.
13
1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja;
Anggaran memiliki fungsi sebagai berikut:
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di
masa mendatang; 3.
Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan;
4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja;
5. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien
dalam pencapaian visi organisasi; 6.
Anggaran merupakan instrumen politik; 7.
Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal. Anggaran selalu dikaitkan dengan akuntabilitas legislatif. Konflik
penentuan dan pemungutan pajak sangat berpengaruh terhadap kapabilitas legislatif untuk mengendalikan pengeluaran. Pada praktiknya, pihak legislatif
akan meminta daftar tahunan tentang pengeluaran dan pendapatan sekaligus dengan tujuan aktivitasnya. Jadi, karakter anggaran adalah keseragaman,
13
Ibid. Hal. 164.
Universitas Sumatera Utara
17
keseluruhan transaksi pemerintahan, keteraturan penyerahan rancangan anggaran per tahunannya, akurasi dan prakiraan pendapatan serta pengeluaran yang didasari
oleh persetujuankonsensus dan terpublikasi.Proses penyusunan maupun pengesahan anggaran dapat dipublikasikan ke masyarakat. Proses akhir
penyusunan anggaran merupakan hasil persetujuan politik,termasuk item pengeluaran harus disetujui para legislator.
1. 5. 2. Politik Anggaran