Tujuan Perizinan Asuransi Prosedur Perizinan Usaha Asuransi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Ditinjai Dari Persepektif Hukum Administrasi Negara

Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang melekat pada syarat penanggung adhesion, karena di dalam perjanjian asuransi pada hakikatnya syarat dan kondisi perjanjian hampir seluruhnya ditentukan diciptakan oleh penanggungperusahaan asuransi sendiri, dan bukan karena adanya kata sepakat yang murni atau menawar. Perjanjian asuransi adalah perjanjian dengan syarat iktikad baik yang sempurna, perjanjian asuransi merupakan perjanjian dengan keadaan bahwa kata sepakat dapat tercapainegoisasi dengan posisi masing-masing mempunyai pengetahuan yang sama mengenai fakta, dengan penilaian sama penelaahannya untuk menperoleh fakta yang sama pula, sehingga dapat bebas dari cacat-cacat tersembunyi. 29 Izin sebagai instrument yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya guna mencapai tujuan konkret. Sebagai suatu instrument, izin berfungsi selaku ujung

D. Tujuan Perizinan Asuransi

Upaya merealisasi Negara berdasarkan hukum dan mewujudkan kehidupan bernegara maka hukum menjadi pengarah, perekayasa, dan perancang bagaimana bentuk masyarakat hukum untuk mencapai keadilan. Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya pembentukan peraturan dimana harus disesuaikan dengan perkembangan masyarakat serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 29 http:makalahkitasemua.blogspot.com200906perjanjian- asuransi.htmlixzz43AgE7ZOG diakses tanggal 9 maret 2016 Universitas Sumatera Utara tombak instrument hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Dapat dikatakan bahwa izin difungsikan sebagai instrument pengendali atau instumen untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Adapun mengenai tujuan perizinan, hal ini tergantung pada kenyataan konkret yang dihadapi. Keragaman peristiwa konkret menyebabkan pula dari tujuan izin ini,berdasarkan yang secara umum dapat disebutkan sebagai berikut : 1. Keinginan mengarahkan aktivitas-aktivitas tertentu misalnya izin bagunan. 2. Izin mencegah bahaya bagi lingkungan izin-izin lingkungan. 3. Keinginan melindungi objek-objek tertentu izin terbang, izin membongkar pada monument-monumen 4. Izin hendak membagi benda-benda yang sedikit izin penghuni di daerah padat penduduk. 5. Izin memberikan pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas- aktivitas izin berdasarkan “drank en horecawet” dimana pengurus harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Tujuan dari perizinan asuransi itu sendiri ialah bisa kita lihat pada tujuan perizian secara umumnya, dan perusahaan asuransi itu sendiri merupakan lembaga dari pemerintah pada sisi pemerintah tujuan dari perizinan itu ialah : a.Untuk melaksanakan peraturan Apakah ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan dalam praktiknya atau tidak sekaligus untuk mengatur Universitas Sumatera Utara ketertiban. Jadi dengan adanya perizinan dari perusahaan asuransi itu sendiri maka pada praktiknya sudah mengatur ketertiban pada peraturan pemerintah. b. Sebagai sumber pendapatan daerah Dengan adanya permintaan permohonan izin, maka secara langsung pendapatan pemerintah akan bertambah karena setiap izin yang dikeluarkan pemohon haus membayar retribusi terlebih dahulu. Semakin banyak pula pendapatan di bidang retribusi tujuan akhirnya, yaitu untuk membiayai pembangunan. Jadi pada pemberian perizinan pada asuransi itu bertujuan untuk : a. Untuk adanya kepastian hukum b .Untuk adanya kepastian hak c. Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas. Apabila perusahaan asuransi yang didirikan telah mempunyai izin akan lebih mudah mendapatkan fasilitas. 30 1 Setiap pihak yang melakukan Perizinan usaha asuransi pada Undang-Undang nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Pasal 9 bahwa : usaha perasuransian wajib mendapat izin usaha dari Menteri, kecuali bagi perusahaan yang menyelenggarakan Program Asuransi Sosial. 2 Untuk mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus dipenuhi persyaratan mengenai: a. Anggaran dasar b.Susunan organisasi 30 Adrian Sutedi , hukum perizinan .Jakarta : Sinar Grafika , hlm. 200 Universitas Sumatera Utara c.Permodaland.Kepemilikan d.Keahlian di bidang perasuransian e.Kelayakan rencana kerja f.Hal-hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha perasuransian secara sehat. 31 31 Undang-undang no 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian pasal 9 ayat 1 Khusus bagi Badan Usaha Milik Negara yang menyelenggarakan Program Asuransi Sosial, fungsi dan tugas sebagai penyelenggara program tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah. Hal ini berarti bahwa Pemerintah memang menugaskan Badan Usaha Milik Negara yang bersangkutan untuk melaksanakan suatu Program Asuransi Sosial yang telah diputuskan untuk dilaksanakan oleh Pemerintah. Dengan demikian bagi Badan Usaha Milik Negara termaksud tidak diperlukan adanya izin usaha dari Menteri. Untuk mendukung suatu kegiatan usaha perasuransian yang bertanggung- jawab, perlu adanya anggaran dasar, susunan organisasi yang baik, Jumlah modal yang memadai, status kepemilikan yang jelas, tenaga ahli asuransi yang diperlukan sesuai dengan bidangnya, rencana kerja yang layak sesuai dengan kondisi, dan hal-hal lain yang dikemudian hari diperkirakan dapat mendukung pertumbuhan usaha perasuransian secara sehat. Yang dimaksud dengan keahlian di bidang perasuransian dalam ketentuan ini mencakup antara lain keahlian di bidang aktuaria, underwriting, manajemen risiko. penilai kerugian asuransi, dan sebagainya, sesuai dengan kegiatan usaha perasuransian yang dijalankan. Universitas Sumatera Utara Tujuan Asuransi itu sendiri adalah : 1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak. 2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya. 3. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu menggantimembayar sendiri kerugian yan timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti. 4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang. 5. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa. 6 Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat berfungsi bekerja. 32 32 Dasar hukum usaha perasuransiandalam Undang- Undang Usaha Perasuransian Saat ini terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur ketentuan usaha atau bisnis perasuransian. Undang-undang dimaksud adalah UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang diundangkan dalam Lembaran Negara Nomor 13 Tahun 1992 tanggal 11 Februari 1992. https:www.google.comtujuan+asuransi, diakses tanggal 9 maret 2016 Universitas Sumatera Utara Undang- undang ini mengutamakan pengaturan dari segi bisnis dan publik administratif. Pengaturan dari segi bisnis artinya menjalankan usaha perasuransian harus sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Dari segi publik administratif artinya kepentingan masyarakat dan Negara tidak boleh dirugikan. Jika hal ini dilanggar maka pelanggaran tersebut diancam sanksi pidana dan sanksi administratif menurut undang-undang perasuransian. Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. 33 3.Perusahaan Reasuransi. Pengaturan usaha perasuransian dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 terdiri dari 13 tiga belas bab dan 28 dua puluh delapan pasal dengan rincian substansi sebagai berikut: Bidang usaha perasuransian meliputi kegiatan: 1.Usaha asuransi, dan 2.Usaha penunjang asuransi. Jenis usaha perasuransian sebagai meliputi: 1.Usaha asuransi terdiri dari: asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi. 2.Usaha penunjang asuransi terdiri dari: pialang asuransi, pialang reasuransi, penilai kerugian asuransi, konsultan aktuaria, dan agen asuransi. Perusahaan Perasuransian meliputi: 1.Perusahaan Asuransi Kerugian. 2Perusahaan Asuransi Jiwa. 33 http:www.akademiasuransi.org201303dasar-hukum-asuransi-indonesia , diakses tanggal 9 maret 2016 Universitas Sumatera Utara 4.Perusahaan Pialang Asuransi. 5.Perusahaan Pialang Reasuransi. 6.Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi. 7.Perusahaan Konsultan Aktuaria. 8.Perusahaan Agen Asuransi. Bentuk hukum usaha perasuransian terdiri dari: 1.Perusahaan Perseroan Persero. 2.Koperasi. 3.Perseroan Terbatas. 4.Usaha Bersama mutual. Kepemilikan Perusahaan Perasuransian oleh: 1.Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. 2.Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia bersama dengan perusahaan perasuransian yang tunduk pada hukum asing. Perizinan usaha perasuransian oleh Menteri Keuangan. Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha perasuransian oleh Menteri Keuangan mengenai: 1.Kesehatan keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian, Perusahaan Asuransi Jiwa, dan Perusahaan Reasuransi. 2.Penyelenggaraan usaha perasuransian dan modal usaha. Kepailitan dan likuidasi Perusahaan Asuransi melalui keputusan Pengadilan Niaga. Ketentuan sanksi pidana dan sanksi administratif meliputi: Universitas Sumatera Utara 1.Sanksi pidana karena kejahatan: menjalankan usaha perasuransian tanpa izin, menggelapkan premi asuransi, menggelapkan kekayaan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, menerima atau menadah atau membeli kekayaan Perusahaan Asuransi hasil penggelapan, pemalsuan dokumen Perusahaan Asuransi, Reasuransi. 2.Sanksi administratif berupa: ganti kerugian, denda administratif, peringatan, pembatasan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha perusahaan. 34 34 Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 , tentang Usaha Perasuransian Undang-Undang Asuransi Sosial Asuransi sosial di Indonesia pada umumnya meliputi bidang jaminan keselamatan angkutan umum, keselamatan kerja, dan pemeliharaan kesehatan. Program asuransi sosial diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992. Perundang-undangan yang mengatur asuransi sosial adalah sebagai berikut: Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang Jasa Raharja: 1.Undang- Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. Peraturan pelaksanaannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965. 2.Undang- Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Peraturan pelaksanaannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965. Universitas Sumatera Utara Asuransi Sosial Tenaga Kerja Astek: 1. Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1990 tentang Penyelenggaraan Asuransi Sosial Tenaga Kerja Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ASABRI. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil ASPNS. 35 35 Ibid, pasal 9 ayat 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang