Perizinan Sebagai Instrumen Pengendalian

B. Perizinan Sebagai Instrumen Pengendalian

Hukum perizinan merupakan kajian hukum administrasi negara yakni hukum publik yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah dipusat maupun di daerah sebagai aparatur penyelenggaraan negara mengingat hukum perizinan ini berkaitan dengan pemerintah, maka mekanisme dapat dikatakan bahwa hukum perizinan termasuk disiplin ilmu hukum administrasi negara atau hukum tata pemerintahan seperti yang kita ketahui pemerintah adalah sebagai pembinaan dan pengendalian dari masyarakat dan salah satu fungsi pemerintah dibidang pembinaan dan pengendalian izin adalah pemberian izin kepada masyarakat dan organisasi tertentu yang merupakan mekanisme pengendalian administratif yang harus dilakukan didalam praktek pemerintahan. Instrumen pengendalian merupakan bagian dari upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa “Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.” Hal yang serupa juga diatur dalam pasal selanjutnya yaitu dalam Pasal 4 yang menyatakan bahwa Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi: a.Perencanaan; Universitas Sumatera Utara b.Pemanfaatan; c.Pengendalian; d.Pemeliharaan; e.Pengawasan; dan f.Penegakan hukum. 17 c. Pemulihan. Dari kedua ketentuan tersebut diketahui bahwa upaya pengendalian merupakan bagian dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup. Berdasarkan Pasal 13 Pengendalian pencemaran da atau kerusakan lingkungan hidup meliputi: a. Pencegahan; b. Penanggulangan; dan 18 e.Amdal f.UKL-UPL Selanjutnya sesuai dengan Pasal 14 instrumen pencegahan pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas: a.KLHS b.Tata ruang c.Baku mutu lingkungan hidup d.Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup 17 Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 4 18 Ibid, pasal 13 Universitas Sumatera Utara g.Perizinan h.Instrumen ekonomi lingkungan hidup i.Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup j..Anggaran berbasis lingkungan hidup k.Analisis risiko lingkungan hidup l.Audit lingkungan hidup dan m.Instrumen lain sesuai dengan kebutuhandanatau perkembangan film pengetahuan. 19 Dalam setiap rencana kegiatan, penanggung jawab kegiatan dan atau usaha akan selalu dibebani oleh suatu instrumen perlindungan yang disebut izin dalam rangka menata ketertiban sebagai instrument preventif. Di antara ke tiga belas instrumen pencegahan tersebut perizinan merupakan instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai ujung tombak dalam mengendalikan aktivitas rakyatnya. Esensi dari tindakan hukum pemerintah berupa perizinan adalah melarang seseorang atau suatu badan hukum tertentu melakukan suatu kegiatan danatau usaha tanpa mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari badan atau pejabat tata usaha Negara yang berwenang. Sehingga setiap usaha danatau kegiatan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang. 20 19 Ibid, pasal 14 20 Taufik Iman Santoso, Amdal, Malang : Setara Press, 2008 hlm 35 Universitas Sumatera Utara Siti Rangkuti menyatakan bahwa perizinan merupakan instrument yang sangat penting dalam rangka pengendalian lingkungan. 21 Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Spelt dan ten Berge, dalam izin dapat dipahami bahwa suatu pihak tidak dapat melakukan sesuatu kecuali diizinkan. Artinya kemungkinan untuk seseorang atau suatu pihak tertutup kecuali diizinkan oleh pemerintah. Dengan demikian, pemerintah mengikatkan perannya dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang atau pihak yang bersangkutan. N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan izin dalam arti sempit 22 Pemerintah dalam menggunakan wewenang publik wajib mengikuti aturan-aturan hukum administrasi negara agar tidak terjadi penyalahgunaan Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota dan izin untukmelakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Hal di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa penetapan perizinan sebagai salah satu instrument hukum dari pemerintah ialah untuk mengendalikan kehidupan masyarakat agar tidak menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku, serta membatasi aktifitas masyarakat agar tidak merugikan orang lain. 21 Siti Sundari Rangkuti, Hukum lingkungan dan Kebijakan Publik, Surabaya : Airlangg University Press, 2010, hal 3 22 Op.Cit, N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge disunting Philipus M. Hadjon, hal 5 Universitas Sumatera Utara wewenang. Keputusan-keputusan tersebut terikat pada tiga asas hukum, yakni: 1. Asas yuridikitas rechtmatiheid, artinya keputusan pemerintahan maupun administratif tidak boleh melanggar hukum; 2. Asas legalitas wetmatigheid, artinya keputusan harus diambil berdasarkan suatu kesatuan undang-undang; 3. Asas diskresi discretie, freies ermessen, artinya pejabat penguasa tidak boleh menolak mengambil keputusan dengan alasan ‘tidak ada peraturannya’. Oleh karena itu, diberi kebebasan untuk mengambil keputusan menurut pedapatnya sendiri asalkan tidak melanggar asas yuridiksi dan asas legalitas. Penggunaan kewenangan yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya untuk mengatur, tetapi juga untuk menetapkan. Dalam hal penetapan yang ditujukan kepada individu, kewenangan pemerintah harus dilaksanakan melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Hal di atas berdasarkan pada hukum yang jelas sehingga dapat di pertanggungjawabkan. Salah satu penetapan yang banyak dikeluarkan pemerintah adalah izin. 23 Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang demi memperhatikan kepentingan umum yang mengharuskan adanya pengawasan. 23 http:elib.unikom.ac.iddownload.php?id=71267Asaz Hukum diakses tanggal 9 maret 2016 Universitas Sumatera Utara Hal pokok pada izin, bahwa sesuatu tindakan dilarang kecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dilakukan dengan cara-cara tertentu. Penolakan izin terjadi bila kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi. Perizinan merupakan instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai ujung tombak dalam mengendalikan aktivitas rakyatnya. Esensi dari tindakan hukum pemerintah berupa perizinan adalah melarang seseorang atau suatu badan hukum tertentu melakukan suatu kegiatan danatau usaha tanpa mendapatkan persetujuanperkenan terlebih dahulu dari badan atau pejabat tata usaha negara yang berwenang. Sehingga setiap usaha danatau kegiatan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang. Dalam setiap rencana kegiatan, penanggung jawab kegiatan dan atau usaha akan selalu dibebani oleh suatu instrument perlindungan yang disebut izin dalam rangka menata ketertiban sebagai instrument preventif. menyatakan bahwa perizinan merupakan instrument yang sangat penting dalam rangka pengendalian lingkungan. Izin merupakan wewenang yang bersifat hukum publik, wewenang tersebut dapat berupa wewenang ketatanegaraan staasrechtelijk bevoehdheid, bisa juga berupa wewenang administrasi administratiefrechtelijk bevoehdheid. Dengan wewenang tersebut penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan menggunakan sarana izin sebagai sarana yuridis untuk mengatur tingkah laku masyarakat. Dengan memberi izin pemerintah memperkenankan pemohon Universitas Sumatera Utara melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya dilarang. Dengan kata lain melalui perizinan diberikan perkenan untuk melakukan sesuatu yang diliarang, berarti esensi dari perizinan adalah dilarangnya suatu tindakan, kecuali diperkenankan dengan izin. Perizinan dengan karakteristik yuridisnya sebagai perbuatan hukum bersegi satu dapat membebankan kewajiban-kewajiban tertentu secara sepihak kepada masyarakat. 24 24 Asep Warlan Yusuf dalam I Made Arya Utama, 2007, Hukum Lingkungan, SistemHukum erizinan Berwawasan Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Bandung:Pustaka Sutra hlm 56 Oleh karena itu instrumen perizinan merupakan salah satu wujud keputusan pemerintah yang paling banyak dipergunakan dalam Hukum Administrasi untuk mempengaruhi dan mengendalikan tindakan masyarakat agarmau mengikuti cara yang dianjurkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan karakteristik yang demikian pemerintah dapat mempersyaratkan setiap rencana kegiatan danatau usaha yang memiliki dampak terhadap lingkungan hidup agar dilakukan atas persetujuan Pemerintah dalam bentuk perizinan berwawasan lingkungan hidup. Izin sebagai sarana yuridis dari pemerintah, pada hakekatnya ditetapkan untuk mengkonkritisasikan wewenangnya dengan beberapa tujuan motif tertentu. Menurut Spelt dan Ten Berge, tujuan motif menggunakan sistem perizinan dapat berupa: a.Kegiatan mengarahkan mengendalikan–‘sturen’ akivitas-aktivitas tertentu misalnya izin bangunan; Universitas Sumatera Utara b. Mencegah bahaya bagi lingkungan izin-izin lingkungan; c. Keinginan melindungi objek-objek tertentu izin tebang, izin membongkar pada monumen-monumen; d. Hendak membagi benda-benda yang sedikit izin penghuni di daerah padat penduduk; e. Pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas izin berdasarkan “Drank-en Horecawet, dimana pengurus harus memenuhi syarat- syarat tertentu. 25 Dengan kata lain, setiap tindakan hukum pemerintah baik dalam menjalankan fungsi pengaturan maupun fungsi pelayanan harus didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang–undangan yang berlaku. Untuk dapat melaksanakan dan menegakkan ketentuan hukum positif perlu wewenang. Tanpa wewenang tidak dapat dibuat keputusan yuridis yang bersifat Dalam kaitannya dengan izin yang diperlukan dalam perolehan izin asuransi, maka adapun motif yang terkandung di dalamnya adalah motif untuk mengarahkanmengendalikan. Motif untuk mengarahkan mengendalikan adalah untuk mengarahkan agar aktivitas yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan disini adalah dimaksudkan agar usaha yang dijalankan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan usaha yang akan diselenggarakan, untuk proses perizinan terkait usaha tersebut perlu memperhatikan beberapa peraturan peraturan perundang-undangan khususnya. 25 Ibid , Asep Warlan Yusuf, hlm. 153 Universitas Sumatera Utara konkret. Pembuatan dan penerbitan ketetapan izin merupakan tindakan hukum pemerintahan, sebagai tindakan hukum maka harus ada wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan atau harus berdasarkan pada asas legalitas. Tanpa dasar wewenang, tindakan hukum itu menjadi tidak sah, oleh karena itu dalam hal membuat dan menerbitkan izin haruslah didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena tanpa adanya dasar wewenang tersebut ketetapan izin tersebut menjadi tidak sah. Pada umumnya pemerintah memperoleh wewenang untuk mengeluarkan izin itu ditentukan secara tegas dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar perizinan itu. Akan tetapi, dalam penerapannya, menurut Marcus Lukman, kewenangan pemerintah dalam bidang izin itu bersifat berupa kewenangan bebas, dalam arti kepada pemerintah diberi kewenangan untuk mempertimbangkan atas dasar inisiatif sendiri hal – hal yang berkaitan dengan izin, misalnya pertimbangan tentang: 2. Kondisi-kondisi apa yang memungkinkan suatu izin dapat diberikan kepada pemohon. 2. Bagaimana mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut. 3. Konsekuensi yuridis yang mungkin timbul akibat pemberian atau penolakan izin dikaitkan dengan pembatasan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Prosedur apa yang harus diikuti atau dipersiapkan pada saat dan sesudah keputusan diberikan baik penerimaan maupun penolakan pemberian izin. 5. Organ pemerintah Universitas Sumatera Utara Organ pemerintah adalah organ yang menjalankan urusan pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Menurut Sjahran Basah, dari penelusuran berbagai ketentuan penyelenggaraan pemerintahan dapat diketahui, bahwa mulai dari administrasi tertinggi Presiden sampai dengan administrasi terendah Lurah dapat memberikan izin, yang didasarkan pada jabatan yang dijabatnya baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Telepas dari beragamnya organ pemerintah atau administrasi negara yang mengeluarkan izin, yang pasti adalah bahwa izin hanya boleh dikeluarkan oleh organ pemerintahan. Beragamnya organ pemerintahan yang berwenang memberikan izin, dapat menyebabkan tujuan dari kegiatan yang membutuhkan izin tertentu menjadi terhambat, bahkan tidak mencapai sasaran yang hendak dicapai. Artinya campur tangan pemerintah dalam bentuk regulasi perizinan dapat menimbulkan kejenuhan bagi pelaku kegiatan yang membutuhkan izin, apalagi bagi kegiatan usaha yang menghendaki kecepatan pelayanan dan menuntut efisiensi. 6. Peristiwa kongkrit Izin merupakan instrument yuridis yang berbentuk ketetapan yang digunakan oleh pemerintah dalam menghadapi peristiwa kongkret dan individual. Peristiwa kongkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang tertentu , tempat tertentu dan fakta hukum tertentu. Karena peristiwa konkret ini beragam, sejalan dengan keragaman perkembangan masyarakat, maka izin pun memiliki berbagai keragaman. Izin yang jenisnya beragam tersebut dibuat dalam proses yang cara prosedurnya tergantung dari kewenangan pemberi izin, Universitas Sumatera Utara macam izin dan struktur organisasi instansi yang menerbitkannya. 7. Prosedur dan persyaratan Pada umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Selain itu pemohon juga harus memenuhi persyaratan – persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atau pemberi izin. Prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda – beda tergantung jenis izin, tujuan izin, dan instansi pemberi izin. Menurut Soehino, syarat-syarat dalam izin itu bersifat konstitutif dan kondisional. Konstitutif karena ditentukan suatu perbuatan atau tingkah laku tertentu yang harus terlebih dahulu dipenuhi. Sedangkan kondisional karena penilaian tersebut baru ada dan dapat dilihat serta dapat dinilai setelah perbuatan atau tingkah laku yang disyaratkan itu terjadi. Penentuan prosedur dan persyaratan perizinan ini dilakukan secara sepihak oleh pemerintah, meskipun demikian tidak boleh membuat atau menentukan prosedur dan persyaratan menurut kehendaknya sendiri secara sewenang-wenang, tetapi harus sejalan dengan peraturan perundang – undangan yang menjadi dasar dan perizinan tersebut. Dengan kata lain, tidak boleh menentukan persyaratan yang melampaui batas tujuan yang hendak dicapai oleh peraturan hukum yang menjadi dasar perizinan yang bersangkutan. 26 26 http:www.scribd.comdoc139050687Izin-Sebagai-Instrumen-Pemerintah-Dalam- Mengendalikan-Aktifitas-Masyarakat diakses tanggal 9 maret 2016 Universitas Sumatera Utara

C. Pengertian Asuransi dan Perjanjian Asuransi