C. Pengertian Asuransi dan Perjanjian Asuransi
1. Pengertian Asuransi Asuransi dalam undang-undang nomor. 2 tahun 1992 Asuransi tentang Usaha
Perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab
hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Badan yang menyalurkan risiko disebut tertanggung, dan badan yang menerima
risiko disebut penanggung. Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan, ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang
dilindungi. Biaya yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung untuk risiko yang ditanggung disebut premi. Ini biasanya ditentukan oleh
penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.
27
27
Ibid, pasal 1 ayat 1
Dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2014 tentang Usaha perasuransian Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
Universitas Sumatera Utara
a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti ,atau
b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
28
Secara umum istilah asuransi atau pertanggungan dapat mempunyai berbagai arti dan batasan, sesuai dengan siapa yang memberikannya dan
dipergunakan untuk sasaran apa. Asuransi atau pertanggungan dapat ditelaah dan diberi batasan dari bidang-bidang ekonomi, hukum, bisnis, matematika atau
sosial. Dalam hal ini istilah asuransi, maupun pertanggungan dipergunakan secara bersamaan dan ditelaah dari dua dua sisi yang sama . Asuransi atau pertanggungan
dilihat dan ditelaah dari sisi dan kedudukannya sebagai suatu lembaga atau institusi, ternyata lembaga tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang
sebenarnya masuk dalam sisi kedua dari asuransi atau pertanggungan itu sendiri. Kedua asuransi atau pertanggungan dapat dilihat sebagai suatu kegiatan,
sedangkan kegiatan yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai suatu perjanjian yang tidak lain adalah perjanjian asuransi. Perjanjian-perjanjian asuransi tersebut,
dilakukan oleh lembaga dengan banyak pihak dengan frekuensi relatif tinggi 2. Perjanjian Asuransi
28
Lo.Cit, Undang-Undang nomor 40 tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
dalam jangka waktu yang juga relatif panjang sesuai dengan batas usia lembaga itu sendiri.
Perusahaan asuransi dengan mengadakan perjanjian-perjanjian asuransi dan nanti pada suatu saat perusahaan asuransi melaksanakan kewajibannya sesuai dengan
perjanjian. Dalam hal ini perusahaan berfungsi sebagai lembaga penerima dan pengambil risiko pihak lain. Pembayaran sejumlah uang yang disebut premi
merupakan penerimaan dan pengambilalihan risiko oleh perusahaan asuransi. Kumpulan dana yang relatif menjadi sangat besar dari pembayaran premi yang
diterima perusahaan dapat dimanfaatkan untuk operasional perusahaan. Suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskan dari
kerugian karena kehilangan, kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan yang akan dapat diderita olehnya, karena suatu kejadian yang belum pasti.
Perjanjian asuransi atau pertanggungan itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Perjanjian asuransi merupakan suatu perjanjian penggantian kerugian
shcadeverzekering atau indemniteits contract. Penanggung mengikatkan diri untuk menggantikan kerugian karena pihak tertanggung menderita kerugian
dan yang diganti itu adalah seimbang dengan kerugian yang sungguh- sungguh diderita prinsipin demnitas.
b. Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian bersyarat. c. Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian timbal balik.
Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak tertentu atas mana diadakan pertanggungan. Untuk menyatakan kapan perjanjian
asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung itu terjadi dan mengikat
Universitas Sumatera Utara
kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 dua teori perjanjian tersebut:
1.Teori tawar-menawar bargaining thoery Menurut teori ini, setiap perjanjian hanya akan terjadi antara kedua belah
pihak apabila penawaran offer dari pihak yang satu dihadapkan dengan penerimaan acceptance oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya. Keunggulan
toeri tawar-menawar adalah kepastian hukum yang diciptakan berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh kedua Pihak dalam asuransi antara tertanggung dan
penanggung. 2.Teori penerimaan acceptance theory.
Dalam hukum Belanda, teori ini disebut ontvangst theorie mengenai saat kapan perjanjian asuransi terjadi dan mengikat tertanggung dan penanggung, tidak
ada ketentuan umum dalam undang-undang perasuransian, yang ada hanya persetujuan kehendak antara pihak-pihak .
Menurut teori penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak pada saat penawaran sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Atas nota
persetujuan ini kemudian dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh penanggung yang disebut polis asuransi. Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat
secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis. Polis ini merupakan satu- satunya alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi. Untuk
mengatasi kesulitan jika terjadi sesuatu setelah perjanjian namun belum sempat dibuatkan polisnya atau walaupun sudah dibuatkan atau belum ditandatangi atau
Universitas Sumatera Utara
sudah di tandatangi tetapi belum diserahkan kepada tertanggung kemudian terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian tertanggung.
Perjanjian asuransi, pada dasarnya merupakan suatu perjanjian yang mempunyai karakteristik yang dengan jelas akan memberikan suatu ciri khusus,
apabila dibandingkan dengan jenis perjanjian yang lain. Hal ini secara jelas dibahas dalam buku-buku Anglo Saxon yang secara umum diberikan adalah:
Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang bersifat aletair aleatary, merupakan perjanjian, yang prestasi penanggung masih harus digantungkan pada
peristiwa yang belum pasti, sedangkan prestasi tertanggung sudah pasti. Dan meskipun tertanggung sudah memenuhi prestasinya dengan sempurna, pihak
penanggung belum pasti berprestasi dengan nyata. Perjanjian asuransi adalah perjajian bersyarat Conditional, merupakan
suatu perjanjian yang prestasi penanggung hanya akan terlaksana apabila syarat- syarat yang ditentukan dalam perjanjian dipenuhi.
Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang bersifat sepihak unilateral, hanya satu pihak saja yang memberikan janji yaitu pihak penanggung.
Penanggung memberikan janji akan mengganti suatu kerugian, apabila pihak tertanggung sudah membayar premi dan polis sudah berjalan, sebaliknya
tertanggung tidak menjanjikan suatuapapun. Perjanjian asuransi adalah perjajian yang bersifat pribadi personal,
kerugian yang timbul harus merupakan kerugian orang perorangan, secara pribadi, bukan kerugian kolektif ataupun kerugian masyarakat luas.
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang melekat pada syarat penanggung adhesion, karena di dalam perjanjian asuransi pada hakikatnya
syarat dan kondisi perjanjian hampir seluruhnya ditentukan diciptakan oleh penanggungperusahaan asuransi sendiri, dan bukan karena adanya kata sepakat
yang murni atau menawar. Perjanjian asuransi adalah perjanjian dengan syarat iktikad baik yang
sempurna, perjanjian asuransi merupakan perjanjian dengan keadaan bahwa kata sepakat dapat tercapainegoisasi dengan posisi masing-masing mempunyai
pengetahuan yang sama mengenai fakta, dengan penilaian sama penelaahannya untuk menperoleh fakta yang sama pula, sehingga dapat bebas dari cacat-cacat
tersembunyi.
29
Izin sebagai instrument yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya guna
mencapai tujuan konkret. Sebagai suatu instrument, izin berfungsi selaku ujung
D. Tujuan Perizinan Asuransi