Prosedur Perizinan Usaha Asuransi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992

B. Prosedur Perizinan Usaha Asuransi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992

Izin Merupakan sebuah keputusan pemerintah, atau menurut undang- undang Peradilan Tata Usaha Negara PTUN disebut keputusan tata usaha negara. Sebagai sebuah keputusan pemerintah, izin lahir tidak dengan sendirinya, melainkan terlebih dahulu mesti ada permohonan dari seseorang atau suatu pihak tertentu. Sebagai sebuah keputusan dari badan pejabat yang berwenang, izin lahir melalui serangkaian proses, yang dimulai dari permohonan yang kemudian diproses melalui serangkaian tahapan yang kadang kala begitu panjang. Pengajuan permohonan izin pada umumnya harus dilakukan secara tertulis, sering kali dengan mengisi formulir tertentu yang sudah disediakan oleh instansi yang berwenang mengeluarkan izin. Formulir yang tersedia pada umumnya berisi kolom-kolom yang mesti diisi oleh pemohon. Adanya formulir permohonan izin karena memudahkan pihak pemohon dalam pengajuan permohonan izin karena yang bersangkutan tidak harus merangkai kalimat sendiri yang berisi permohonan izin. Demikian pula bagi pihak aparatur yang menangani permohonan, akan memudahkan dalam membaca dan mengelak permohonan tersebut. Tata cara pengajuan permohonan dan pengisian formulir yang harus dilakukan oleh pemohon pada banyak bidang sudah dijelaskan melalui media, antara lain berupa papan petunjuk bagan yang disediakan didepan penerima berkas, di tempat permohonan itu diajukan berupa leaflet selebaran yang disediakan oleh instansi yang menangani izin, melalui spanduk atau yang dewasa ini melalui website. Kadang kala pengisian formulir dapat dilakukan di rumah pemohon, artinya Universitas Sumatera Utara formulir yang disediakan tidak langsung diisi di tempat pelayanan perizinan yang di dapat di download diunduh oleh pemohon izin sehingga ketika pemohon datang ke instansi yang menangani perizinan itu, blangko tersebut sudah diisi dan dilengkapi dengan persyaratan yang dibutuhkan. Pengajuan permohonan dalam hal tertentu dapat dilakukan oleh orang atau pihak yang mewakili pihak pemohon. Bahkan tidak jarang ada biro jasa yang menawarkan pengurusan permohonan izin. Permohonan mesti dialamatkan kepada instansi pemerintah yang berwenang menangani dan mengeluarkan izin yang dimohonkan itu. Untuk itu mesti sudah diketahui sebelumnya oleh pihak pemohon ke mana permohonan diajukan, dan seterusnya. Sedangkan dasar hukum pendirian usaha perasuransian sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaran Usaha Perasuransian. Adapun syarat permohonan izin tentang usaha perasuransian antara lain : 1.Dasar Hukum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 tahun 1992 tentang Penyelengaraan Usaha Peransuransian 2.Persyaratan Setiap pihak yang melakukan usaha perasuransian wajib mendapat izin usaha dari menteri keuangan, kecuali bagi perusahaan yang menyelengarakan program asuransi sosial . Bukti pemenuhan persyaratan izin usaha yang meliputi: a.Anggaran Dasar perusahaan yang telah mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang. Universitas Sumatera Utara b.Susunan Organisasi dan Kepengurusan perusahaan yang menggambarkan pemisahan fungsi dan uraian tugas. c.Tenaga Ahli yang memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang usahanya. d.Perjanjian Kerjasama dengan pihak asing yang dinyatakan dalam bahasa Indonesia, dalam hal terdapat penyertaan langsung oleh pihak asing. e.Bagi perusahaan asuransi, spesifikasi program asuransi yang akan dipasarkan beserta program reasuransinya; Permohonan Izin Usaha Perusahaan Asuransi : a.Daftar riwayat hidup dan bukti pendukungnya dari Pengurus dan Tenaga Ahli yang dipekerjakan; b.Pernyataan bahwa Direksi bagi Perseroan Terbatas atau Pengurus bagi Koperasi tidak merangkap jabatan eksekutif pada perusahaan lain; c.Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP bagi perusahaan yang dimintakan izin usaha berikut NPWP Pengurus perusahaan, Dewan Komisaris dan pemegang sahamnya, kecuali bagi wajib pajak luar negeri; d.Bukti bahwa sekurang-kurangnya separo dari jumlah Pengurus perusahaan telah memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang usaha perasuransian sekurang- kurangnya 5 lima tahun; e.Bukti bahwa Pengurus Perusahaan yang bertanggung jawab pada fungsi pengelolaan risiko telah memiliki pengalaman di bidang tersebut sekurang- kurangnya 5 lima tahun Universitas Sumatera Utara f.Bukti pemenuhan modal disetor berupa fotokopi deposito atas nama Menteri Keuangan untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan yang telah dilegalisasi oleh bank penerima deposito tersebut; g.Laporan Keuangan yang meliputi Neraca Pembukaan dan Laporan Laba-rugi Ketentuan Modal Disetor Pendirian Perusahaan Penunjang Perasuransian 3.Mekanisme a. Pemohon menuju loket informasi b. Mengisi formulir pendaftaran c. Pemprosesanpemeriksaan berkas persyaratan d. Peninjauanpemeriksaan ke lapangan jika diperlukan e. Pembayaran di loket kasir f. Penyerahan izin Berdasarkan PP No 73 tahun 1992 Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah, bagi Perusahaan Pialang Asuransi dan Pialang Reasuransi. 100 Indonesia Rp. 3.000.000.000,- tiga milyar rupiah, bagi Perusahaan Pialang Asuransi dan Pialang Reasuransi. Ada Penyertaan Asing.Ketentuan permodalan tidak dikenakan pada Perusahaan Agen Asuransi, Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, dan Perusahaan Konsultan Aktuaria karena dalam kegiatan perusahaan- perusahaan dimaksud yang lebih dominan adalah unsur profesionalisme Dengan demikian, unsur permodalan dapat dipenuhi sendiri sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. 42 42 Peraturan Pemeritah Republik Indonesia Nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaran Usaha Perasuransian Universitas Sumatera Utara Ketentuan model disetor pendirian perusahaan penunjang perasuransian Berdasarkan PP No 63 tahun 1999 : Ketentuan permodalan tidak dikenakan pada Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, Perusahaan Konsultan Aktuaria, dan Perusahaan Agen Asuransi, karena dalam kegiatan usaha perusahaan tersebut lebih dituntut unsur profesionalisme. Pengaturan Usaha Asuransi antara lain : 1 Pengaturan Usaha Asuransi Jiwa a.Usaha Asuransi Jiwa Setiap kegiatan yang menjalankan perusahaan dibidang asuransi jiwa harus mempunyai izin usaha dengan memenuhi syarat-syarat tertentu. Perizinan usaha asuransi jiwa sudah diatur oleh Departemen Keuangan sejak tahun 1974. Ketentuan tentang syarat perizinan usaha asuransi jiwa tersebut sudah mengalami dua kali perubahan, termasuk persyaratan teknisnya. Ketentuan terakhir yang berkaitan dengan perizinan diatur kembali dalam paket Deregulasi pada 20 Desember 1988, berdasarkan Surat Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No 1250K.M.K.0131988. Didalam Surat Keputusan ini, diatur tentang perizinan usaha asuransi jiwa, baik usaha nasional maupun yang berbentuk patungan. Juga diatur tentang perizinan usaha jasa Aktuaria. b.Usaha Asuransi Jiwa Nasional Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin usaha perusahaan asuransi jiwa adalah sebagai berikut yang dibedakan dalam dua jenis kelompok usaha yaitu bagi usaha perusahaan nasional dan perusahaan patungan. Universitas Sumatera Utara Syarat-syarat perizinan yang harus dipenuhi bagi perushaan asuransi jiwa nasional adalah : 1.Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi 2.Modal disetor bagi Perseroan Terbatas atau jumlah simpanan Pokok dan Simpanan Wajib bagi Koperasi sekurang-kurangnya Rp.2.0000.000.000,- dua milyar rupia 3.Mmemiliki dana jaminan sebesar 20 dua puluh persen dari modal di setor atau simpanan pokokdan simpanan wajib 4.Bagi Perseroan Terbatas seluruh sahamnya dimiliki warga negara Indonesia dan atau warga negara Indonesia 5.Bagi Perseroan Terbatas anggota Dewan Komisaris dan Direksi seluruh warga negara Indonesia 6.Pada Perseroan Tebatas Jabatan Direksi atau pada Koperasi jabatan pengurus, tidak dapat rangkap dengan jabatan pimpinan perusahaan lain. 7.Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP perusahaan. Izin usaha dapat diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada Mentri Keungan Republik Indonesia, dengan dilampiri dokumen-dokumen mengenai : 1. Akta pendirian yang telah disahkan menurut ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku . 2. Bukti pelunasan modal disetor bagi koperasi berikut bukti penyetoranya pada bank di Indonesia. Universitas Sumatera Utara 3. Bukti penempatan Dana Jaminan sebesar 20 dua puluh persen dari modal disetor atau simpana pokok dan simpanan wajib. 4. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan pada perusahaan lain dari Direksi perusahaan atau pengurus koperasi. 5. Program asuransi jiwa yang akan dipasarkan dan uraiannya yang telah disahkan oleh Kantor Aktuaria , berikut contoh polis. 6. Nomor Pokok Wajib Pajak 7. Neraca Pembukuan c. Usaha Asuransi Jiwa Patungan Syarat-syarat perizinan yang harus dipenuhi bagi perusahaan asuransi jiwa patungan adalah : 1. Berbentuk Perseroan Terbatas dan memiliki akta pendirian yang disahkan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Saham yang dimiliki oleh pihak asing sebanyak-banyaknya 80 delapan puluh pesen 3. Modal disetor sekurang-kurangnya Rp.4.500.000.000 empat milyar lima ratus juta rupiah 4. Menepatkan Dana Jaminan sebesar 20 dua puluh persen dari modal disetor. 5. Memiliki akta perjanjian kerja sama dalam bahasa Indonesia yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak yang di dalamnya terkandung arah Internasionalisasi dalam pemilikan saham. 6. Memiliki neraca pembukuan 7. Sebagian Komisaris dan Direksi harus warga Indonesia Universitas Sumatera Utara 8. Direksi tidak boleh merangkap jabatan eksekutif di perusahaan lain 9. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. d. Usaha Jasa Aktuaria Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi usaha Jasa Aktuaria adalah : 1. Dapat dilakukan oleh perorangan warga negara Indonesia , Perseroan Terbatas atau Koperasi dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. 2. Persyaratan untuk memperoleh izin usaha jasa aktuaria yang berbetuk perseroan terbatas adalah sebagai berikut : a Memiliki akta pendirian yang disahkan menurut ketentuan peraturan perundang-undnagan yang berlaku . b Memperkerjakan Akturia yang bekerja secara tetap. c Pimpinan Kantor Aktuaria tidak boleh merangkap jabatan eksekutif pada perusahaan lain. d Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Perusahaan e Memiliki neraca pembukuan 3. Permohonan izin Usaha Asuransi Jasa Aktuaria Nasional diajukan kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia. 43 Permasalahan dan hambatan dalam penanganan perizinan sebenarnya tidak hanya terjadi pada perizinan yang ditangani oleh pemerintah pusat tetapi juga yang ditangani oleh pemerintah darerah. Hambatan dan persoalan dalam penanganan perizinan di daerah dapat berupa sistem dan kelembagaan perizinan,

C. Hambatan Dalam Pemberian Perizinan Asuransi