yang berkualitas apabila kinerjanya selalu didasarkan pada nilai-nilai etikapelayanan publik. Kualitas pelayanan publik secara umum ditentukan oleh
beberapa aspek, yaitu : sistem, kelembagaan, sumber daya manusia, dan keuangan. Dalam hal ini pemerintah harus benar-benar memenuhi keempat aspek
tersebut, karena dengan begitu, masyarakat akan ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
53
53
Ibid
C. Pengawasan Usaha Asuransi Oleh Pemerinntah
Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan industri asuransi ,dapat diikuti dengan baik sesudah tahun 1945. Sebelum tahun itu peraturan-peraturan
yang pernah ada agak sulit ditelusuri karena industry asuransi ditangani oleh lebih dari satu instansi. Karena penanganannya dilakukan oleh lebih dari satu instansi
,mengakibatkan timbul berbagai jenis peraturan yang akhirnya menimbulkan suatu mekanisme kerja yang tidak koordinatif, sehingga industry asuransi tidak
dapat berkembang sebagaimana mestinya. Pada dasarnya peraturan-peraturan yang dikeluarkan instansi pemerintah,
merupakan peraturan yang bersifat publik administratif, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur tentang mekanisme pasar dan industry asuransi, dalam rangka
mengatur dan member perlindungan kepada masyarakat luas. Peraturan-peraturan yang dimaksud dapat pula meliputi peraturan tentang perizinan dan pengawasan
terhadap industry asuransi.
Universitas Sumatera Utara
Departemen Keuangan sebagai deartemen teknis yang membidangi keuangan dan moneter,pada akhirnya merupakan satu-satunya instansi yang
mempunyai kewenagan terhadap industry asuransi di Indonesia. Departemen Keungan mempunyai kewenagan mengeluarkan peraturan-peraturan
yang bersifat publik administrati , antara lain : a Perjanjian usaha asuransi dan reasuransi
b Permodalan c Pengelolaan Keuangan
d Hal-hal lain yang bersifat pengawasan dan pembenaran maupun teknis asuransi
Pengawasan Terhadap Usaha Asuransi oleh pemerintah :
Usaha asuransi merupakan satu jenis usaha dibidang jasa yang memberikan jasa proteksi. Oleh karena itu dalam tata kehidupan pada umumnya,
sehingga mempunyai karektiristik yang khususnya dibandingkan jenis usaha lain. Mengingat sifatnya yang khusus tadi, maka pada usaha ini perlu diatur pula secara
khusus mengenai pembinaan dan pengawasanya, demi kepentingan masyarakat luas.
Adapun bentuk pengawasan dan pembinaan terhadap usaha asuransi oleh Menteri Keuangan c.q Direktorat Lembaga Keuangan dan Akuntansi Direktorat
Moneter antara lain meliputi hal-hal berikut : 1.Persyaratan teknis yang harus dipenuhi , untuk pendirian perusahaan asuransi .
2.Pesyaratan teknis dan keuangan yang harus dipenuhi berkenaan dengan pemberian izin usaha.
Universitas Sumatera Utara
3.Persyaratan-persyaratan teknis dan keuangan berkenaan dengan penyelenggaraan usaha asuransi.
Persyaratan-persyaratan tersebut, secara khusus diatur sesuai dengan jenis usaha asuransi yang bersangkutan termasuk usaha asuransi jiwa, usaha asuransi
kerugian, termasuk reasuransi ,broker asuransi, adjuster asuransi atau perusahaan asuransi sosial. Secara umum, pembinaan dan pengawawasan yang diterapkan
terhadap industri usaha asuransi dilaksanakan dalam rangka memberikan kepastian jaminan terhadap masyarakat luas. Untuk itu secara teknis pengawasan
dan pembinaan tersebut selalu mengalami perubahan persyaratan.
54
54
Ibid hal 203
Peraturan tentang pembinaan dan pengawasan terhadap usaha asuransi jiwa diatur dalam surat Keputusan Menteri Keuangan No.1250KMK.0131988
tanggal 20 Desember 1988. Pembinaan dan pengawasan yang diberikan terhadap perusahaan asuransi jiwa
meliputi : 1.Penutupan Polis
Penutupan polis asuransi jiwa dapat dilakukan dalam mata uang rupiah atau dalam mata uang asing.
2.Pemasaran Program Setiap perusahaan asuransi yang akan memasarkan program baru, wajib
mendapat pengesahan dari kantor akuntaria dan wajib melaporkan kepada Menteri Keuangan dengan dilengkapi :
Universitas Sumatera Utara
a Uraian tentang Santuanan Rumus Aktuaria dan Tarif dari program asuransi
yang akan dipasarkan b
Tabel tariff, cadangan premi dan nilai tunai. Apabila ternyata terdapat ketidaktepatan dalam perhitungan serta dasar-dasar
perhitungan program asuransi jiwa baru yang akan ditawarkan , Menteri Keuangan dapat memerintahkan perusahaan asuransi yang bersangkutan untuk
melakukan perbaikan dan penyesuaian seperlunya. 3.Pembentukan Cadangan Premi
Setiap perusahan asuransi jiwa , baik perusahaan jiwa nasional atau perusahaan asuransi jiwa patungan setiap tahun diwajibkan membentuk cadangan
premi secara actual dan setiap saat memenuhi batas tingkat solvabilitas yang sudah ditentukan.
4.Pertanggungan Tambahan Petanggungan Tambahan yang dapat dipasarkan hanya dapat dilakukan
untuk asuransi kecelakaan diri dan asuransi kesehatan, dengan ketentuan bahwa jumlah santunan pertanggungan tambahan setinggi-tingginya tiga kali jumlah
pertanggungan pokok. 5.Investasi
Sekurang-kurangnya 75 dari cadangan premi yang dibentuk wajib diinvestasikan di Indonesia pada jenis investasi sebgai berikut :
a. Deposito berjangka
b. Tanah dan bangunan
c. Hipotik
Universitas Sumatera Utara
d. Pinjaman polis
e. Saham, obligasi dan surat berharga lainnya yang terdapat di Bursa Efek
dan Bursa Paralel . Disamping itu perusahaan asuransi jiwa patungan dilarang melakukan investasi
dengan dana yang bersumber dari pinjaman dalam bentuk apapun . 6.Dana Jaminan
Setiap perusahaan asuransi jiwa nasional maupun perusahaan asuransi jiwa patungan, wajib menempatkan tambahan dana jaminan sebesar 45 empat puluh
lima persen dari cadangan premi yang dibentuk dalam tahun sebelumnya. Dana ini hanya dapat dicairkan atas persetujuan Menteri Keuangan untuk
memenuhi kewajiban Perusahaan, atas permohonan perusahaan karena kesulitan likuiditas, atau atas perintah eksekusi pengadilan atau karena perusahaan dicabut
izinya. Apabila pencairan sudah dilaksanakan sesuai kebutuhan, perusahaan yang bersangkutan wajib memenuhi kembali dana jaminan sebesar yang telah dicairkan
. 7. Laporan Setiap perusahaan asuransi jiwa nasional atau asuransi jiwa patungan
wajib menyampaikan laporan kepada Menteri Keuangan atau pejabat yang ditunjuk terdiri dari :
a.Laporan tahunan, meliputi 1 Laporan keuanga
2 Laporan operasional 3 Laporan investasi
b.Laporan triwulan mengenai tingkat solvabilitas
Universitas Sumatera Utara
Laporan tahunan yang belum diaudit, laporan operasional dan laporan investasi wajib disampaikan selambat-lambatnya tiga bulan setelah berakhir tahun
buku yang bersangkutan. Sedangkan laporan keuangan yang sudah di audit oleh Akuntan Publik wajib disampaikan selambat-lambatnya 12 bulan setelah
berakhirnya tahun buku yang bersangkutan. Laporan operasional yang telah disahkan oleh Aktuaris, wajib disampaikan selambat-lambatnya 6 bulan setelah
berakhirnya tahun buku yang bersangkutan. Mengenai laporan tingkat sovabilitaswajib disampaikan selambat-lambatnya tiga bulan terhitung dari
tanggal laporan. Kelambatan penyampaiaan laporan-laporan termaksud diatas dikenakan denda
Rp.100.000-, denda setiap hari kelambatan. Disamping penyampaian laporan sebagaimana sudah diuraikan di atas, maka setiap perusahaan asuransi jiwa wajib
mengumunkan dalam surat kabar harian, selambat-lambatnya tiga bulan setelah berakhirnya tahun buku yang bersangkutan mengenai: Neraca dan perhitungan
laba rugi singkat yang berbentuk Perseroan Terbatas, atau perhitungan sisa hasil usaha singkat bagi yang berbentuk koperasi, berdasrkan laporan keuangan yang
belum di audit. Kelambatan penyusunan dikenankan denda Rp.100.000,- setiap hari kelambatan yang harus disetor ke Kas Negara .
8.Pemeriksaan Langsung Pengawasan terhadap perusahaan asuransi jiwa nasional dan perusahaan
asuransi jiwa patungan oleh Menteri Keuangan atau pejabat yang ditunjuk dapat dilakukan melalui pemeriksaan langsung dengan tujuan :
Universitas Sumatera Utara
a Pengawasan kataatan terhadap ketentuan dalam peraturan perundangan
dibidang asuransi jiwa . b
Mendapatkan bahan masukan yang diperlukan dalam rangka pembinaan dan pengawasan yang lebih cepat.
Pemeriksaan tersebut, dapat dilakukan secara berkala atau tidak . Perusahaan yang diperiksa, wajib memperlihatkan buku ,catatan,dokumen dan atau memberikan
keterangan yang diperlukan dalam pemeriksaan. Pemeriksaan wajib menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan.
9.Keagennan Dalam perjalan usahanya, perusahaan asuransi jiwa nasional dan
perusahaan jiwa patungan dapat mempergunakan agen asuransi jiwa yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan. Untuk itu perusahaan asuransi jiwa
nasional atau perusahaan asuransi jiwa patungan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap aegala akibat dari tingkat agennya.
55
55
Himpunan Peraturan Perundang-undangan ,Paket Kebijaksanaan Deregulasi 20 Desember 1988 Jakarta : CV.EkoJaya,1988 hlm 131
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan bab-bab sebelumnya maka, dapat diambil kesimpulan yaitu, sebagai berikut dibawah ini :
1. Hukum perizinan merupakan kajian hukum administrasi negara yakni hukum publik yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah di daerah sebagai aparatur penyelenggaran negara. Izin adalah suatu keputusan administrasi negara yang memperkenankan suatu
perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat konkrit. Sehubungan dengan itu, maka adapun pengaturan hukum perizinan
asuransi adalah sebagai berikut : a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. c. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaran Usaha
Perasuransian. Kemudian adapun pengaturan asuransi dari sudut asuransi sosial terdiri dari :
1. Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang Jasa Raharja, diatur pada ; a. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpang. b. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan. 2. Asuransi Sosial Tenaga Kerja Astek, diatur pada;
Universitas Sumatera Utara
a.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek
b.Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1990 tentang Penyelenggaran Asuransi Tenaga Kerja
c.Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ASABRI .
3.Asuransi Sosial Pemeliharaan Kesehatan Askes, datur pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negri
Sipil PNS. 2. Adapun Prosedur Perizinan Asuransi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 73
Tahun 1992 ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara Negara Adalah:
1. Mengajukan permohonan tertulis tentang izin usaha asuransi yang ditujukan kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia .
2. Melampirkan beberapa bukti persyaratan izin, yang antara lain ; a.Daftar riwayat hidup dan bukti pendukungnya dari Pengurus dan Tenaga
Ahli yang dipekerjakan. b.Pernyataan bahwa Direksi bagi Perseroan Terbatas atau Pengurus bagi
Koperasi tidak merangkap jabatan eksekutif pada perusahaan lain. c.Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP bagi perusahaan yang dimintakan
izin usaha berikut NPWP Pengurus perusahaan, Dewan Komisaris dan pemegang sahamnya, kecuali bagi wajib pajak luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
d.Bukti bahwa sekurang-kurangnya separo dari jumlah Pengurus perusahaan telah memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang usaha
perasuransian sekurang-kurangnya 5 lima tahun. e.Bukti bahwa Pengurus Perusahaan yang bertanggung jawab pada fungsi
pengelolaan risiko telah memiliki pengalaman di bidang tersebut sekurang- kurangnya 5 lima tahun.
f.Bukti pemenuhan modal disetor berupa fotokopi deposito atas nama Menteri Keuangan untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan yang
telah dilegalisasi oleh bank penerima deposito tersebut. g.Laporan Keuangan yang meliputi Neraca Pembukaan dan Laporan Laba-
rugi. 3. Adapun Mekanisme pengurusan dilapangan urutan-urutanya adalah :
a. Pemohon menuju loket informasi. b. Mengisi formulir pendaftaran.
c. Pemprosesanpemeriksaan berkas persyaratan. d. Peninjauanpemeriksaan ke lapangan jika diperlukan.
e. Pembayaran di loket kasir. f. Penyerahan izin.
3. Adapun pengawasan usaha asuransi dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pegawasan penyelenggaraan perizinan pada umunya dilakukan ;
a. Pengawasan melekatnyaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung sesuai dengan kebutuhan peraturan perundangan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengawasan fungsional yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
c. Pengawasan masyarakat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan.
2. Adapun pengawasan usaha asuransi dilakukan oleh pemerintah yaitu dalm hal ini dilakukan oleh Menteri Keuangan c.q Direktorat Lembaga Keuangan dan
Akuntansi Direktorat Moneter , antara lain meliputi hal-hal berikut : a. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi, untuk pendirian perusahaan
asuransi . b. Pesyaratan teknis dan keuangan yang harus dipenuhi berkenaan dengan
pemberian izin usaha. c
Persyaratan-persyaratan teknis
dan keuangan berkenaan dengan penyelenggaraan usaha asuransi.
Persyaratan-persyaratan tersebut, secara khusus diatur sesuai dengan jenis usaha asuransi yang bersangkutan termasuk usaha asuransi jiwa, usaha
asuransi kerugian, termasuk reasuransi ,broker asuransi, adjuster asuransi atau perusahaan asuransi sosial. Secara umum, pembinaan dan pengawawasan
yang diterapkan terhadap industri usaha asuransi dilaksanakan dalam rangka memberikan kepastian jaminan terhadap masyarakat luas. Untuk itu secara
teknis pengawasan dan pembinaan tersebut selalu mengalami perubahan persyaratan.
Universitas Sumatera Utara
B.Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut dapat dibuatkan saran-saran sebagai berikut dibawah ini :
1. Usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana
pihak pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima premi unruk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidup seseorang yang dipertanggungkan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka disarankan dalam hal perizinan dan syarat-syarat perasuransian semua para pihak bukan hanya pihak pihak
penanggung saja yang harus mengetahui semua peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan perasuransian tersebut. Hal ini menjadi
lebih penting, karena seperti diketahui bahwa didalam perjanjian asuransi pada hakikatnya syarat dan kondisi perjanjian hampir seluruhnya
diciptakan oleh penanggung perusahaan asuransi sendiri, dan bukan karena adanya kata sepakat yang murni tawar menawar.
2. Disarankan bahwa mengingat banyaknya persyaratan dan lampiran yang
harus dipenuhi, maka pengurus perusahaan didalam pendirian perusahaan asuransi betul-betul memperhatikan semua persyaratan dan proses atau
mekanisme prosedur pendirian asuransi tersebut. Hal ini menjadi semakin
Universitas Sumatera Utara
penting karena ada 2 persyaratan yang harus mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun yaitu;
1. Bukti bahwa sekurang-kurangnya separo dari jumlah pengurus perusahaan telah memiliki dibidang usaha perasuransian sekurang-
kurangnya 5 tahun. 2. Bukti bahwa pengurus yang bertanggung jawab pada fungsi
pengelolaan resiko telah memiliki pengalaman dibidang tersebut sekurang-kurangnya 5 tahun.
Kedua persyaratan ini disarankan supaya memang real atau fakta bukan ditukang-tukangi.
3. Pengelolan usaha asuransi yang selama ini dilakukan sepihak oleh yaitu
pengawasan oleh pemerintah dal hal ini c.q Direktorat Lembaga Keuangan dan Akuntansi Direktorat Moneter Pengawasan Fungsional, maka pada
kesempatan ini disarankan; 1. pengawasan Usaha Asuransi dilakukan dengan cara disamping
pengawasan melekat yang berkaitan dengan asuransi maupun diikuti oleh pengawasan masyarakat.
2. Cakupan atau luas persyaratan teknis pegawasan supaya dapat megikuti perkembangan zaman harus mengalami perubahan sesuai dengam
kebutuhan bidang pengawasan. Semoga apa yang disarankan ini dapat terlaksana dan pada akhirnya tujuan
pendirian dan perizinan asuransi dapat tercapai sebagaimana mestinya. Amin Ya Rabbal Al. Amin.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERIZINAN KHUSUSNYA
TENTANG IZIN ASURANSI
A. Pengertian Perizinan