47
4.7 PENGARUH  KOMPOSISI  TERHADAP  PENYERAPAN  AIR  WATER
ABSORPTION  KOMPOSIT  EPOKSI  BERPENGISI  PARTIKEL  SERAT BUAH PINANG
Gambar  4.14  menunjukkan  pengaruh  komposisi  terhadap  penyerapan  air water absorption komposit  partikel  epoksi  berpengisi  serat  buah  pinang.
Gambar  4.14 Pengaruh  Komposisi  Terhadap  Penyerapan  Air  Water Absorption Komposit  Epoksi  Berpengisi  Partikel  Serat Buah  Pinang
Gambar  4.14  di  atas  menunjukkan  bahwa  epoksi  murni  memiliki  daya  serap
air  yang  paling  kecil  dibandingkan  dengan  daya  serap  air  dari  komposit. Penyeparapan  air  water  absorption  meningkat  seiring  dengan  bertambahnya  fraksi
volum  serat  pada  komposit.  Penyerapan  air  pada  epoksi  murni  setelah  perendaman selama  9  hari  sebesar  0,5213  ,  sedangkan  untuk  komposit  epoksi-serat  buah  pinang
masing-masing  untuk  rasio  matriks  dan  pengisi  7030,  6040,  5050  vv  yaitu 1,9391  ,  2,5451    dan  3,1726  .  Hal  ini  disebabkan  karena  karakterisitik  serat
alam  yang  memiliki  daya  serap  air  yang  lebih  besar  dibandingkan  dengan  epoksi. Sehingga  dengan  adanya  serat  alam  yang  memiliki  daya  serap  air  sebesar  11-12
menyebabkan  komposit  epoksi-serat  buah  pinang  menyerap  air  lebih  besar dibandingkan  dengan  epoksi  itu  sendiri  [21].
0.0 0.4
0.8 1.2
1.6 2.0
2.4 2.8
3.2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
D aya
S e
rap A
ir
Waktu Hari
1000 7030
6040 5050
Rasio Epoksi dan Serat Pinang
Universitas Sumatera Utara
48
4.8 ANALISA  SCANNING ELECTRON MICROSCOPY SEM EPOKSI DAN
KOMPOSIT  PARTIKEL  EPOKSI  BERPENGISI  SERAT BUAH  PINANG
Gambar  4.15  di  bawah  ini  merupakan  gambar  hasil  analisa  SEM,  adapun sampel  yang  dianalisa  yaitu  patahan  hasil  pengujian  kekuatan  bentur  untuk  komposit
epoksi  murni,  dan  komposit  partikel  epoksi  berpengisi  serat  buah  pinang  dengan komposisi  6040 dan konsentrasi  alkali  2.
a
b Gambar  4.15 Hasil  Analisa  Scanning Electron Microscopy  SEM a Patahan  epoksi
murni  dengan  perbesaran  500x dan b Patahan  epoksi-serat  pinang  dengan perbesaran  500x
Universitas Sumatera Utara
49 Dari  Gambar  4.15  a  dan  b  menunjukkan  morfologi  patahan  komposit
epoksi-serat  buah  pinang  dengan  bentuk  permukaan  yang  tidak  merata  dan  partikel serat  yang  terdistribusi  dengan  baik.  Pada  komposit  berpengisi  serat  buah  pinang  ini
terjadi  kegagalan  yang  didominasi  oleh  lepasnya  ikatan  antara  serat  dengan  matriks yang  diakibatkan  oleh  tegangan  geser  di  permukaan  serat.  Jenis  kegagalan  ini  biasa
disebut  dengan  istilah  “fiber  pull  out”  [21].  Selain  itu  dapat  dilihat  bahwa
penambahan  pengisi  serbuk  buah  pinang  dapat  mengurangi  jumlah  fraksi  kosong void yang  terdapat  pada komposit  epoksi.
Universitas Sumatera Utara
50
BAB V KESIMPULAN  DAN SARAN