32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 KARAKTERISTIK FT-IR FOURIER TRANSFORM-INFRA RED
EPOKSI, SERAT
BUAH PINANG,
DAN KOMPOSIT
EPOKSI BERPENGISI SERAT BUAH PINANG
Karakterisasi FT-IR Fourier Transform Infra Red epoksi, serat pinang dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari komposit epoksi berpengisi serat
buah pinang.
4.1.1 Karakteristik FT-IR Epoksi
Karakteristik FTIR dari epoksi dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.
Keterangan analisa gugus fungsi [25]:
Frekuensi Vibrasi cm
-1
Ikatan Yang Menyerap IR 3100-3000
Regang C-H 2130-2100
Regang - N≡C
1840-1800 Regang C=O
Gambar 4.1 Karakteristik FT-IR Epoksi
Gambar 4.2 Rumus Molekul Epoksi [26]
Universitas Sumatera Utara
33 Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat karakteristik FTIR dari resin epoksi.
Resin epoksi mengandung gugus epoksi atau oxirene dan senyawa amina [9]. Gugus epoksi pada FTIR ini ditunjukkan oleh bilangan gelombang 1882,52 cm
-1
yang menunjukkan gugus C=O. Senyawa amina pada resin epoksi hasil karakteristik FTIR
ini ditunjukkan oleh bilangan gelombang 2067,69 cm
-1
yang menunjukkan adanya gugus -
N≡C yang merupakan amina tersier. Sedangkan bilangan 2976,09 cm
-1
menunjukkan gugus C-H.
4.1.2 Karakteristik FT-IR Serat Buah Pinang Tanpa Perlakuan Alkali Dan Dengan Perlakuan Alkali
Karakteristik dari serat buah pinang tanpa perlakuan alkali dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini.
Keterangan analisa gugus fungsi [25]:
Frekuensi Vibrasi cm
-1
Ikatan Yang Menyerap IR 3300-2500
Regang =C-H, O-H 2260-2100
Regang C=C 1680-1600
Regang C=C 1500
Regang O-H 1450
T ekuk C-H 1300-1000
Regang C-O, C-O-C 900-690
T ekuk C-H
Gambar 4.3 Karakteristik FT-IR Serat Buah Pinang Tanpa Perlakuan Alkali
Universitas Sumatera Utara
34 Dari Gambar 4.3 diatas dapat dilihat gugus fungsi yang dihasilkan oleh serat
pinang dengan menggunakan transmisi FT-IR. Serat pinang sebagian besar terdiri dari hemiselulosa dan bahan bukan selulosa. Serat buah pinang mengandung 13
sampai 24,6 senyawa lignin, 35 sampai 64,8 hemiselulosa, kandungan abu sebanyak 4,4 , dan sisanya sebanyak 8 sampai 25 kandungan air. Senyawa
hemiselulosa ditunjukkan oleh adanya gugus OH pada hasil karakteristik FT-IR yang didapat pada puncak 2885,51 dan 1504,48 cm
-1
. Senyawa lignin ditunjukkan pada puncak 1597,06 cm
-1
. Pada puncak 2129,41 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C=C, pada puncak 1157,29 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C-O dan C-O-C, serta puncak 894,97 cm
-1
dan 833,25 cm
-1
menunjukkan adanya tekuk C-H. Karakteristik dari serat buah pinang dengan perlakuan alkali ditunjukkan
pada Gambar 4.4 di bawah ini.
4.1.3
Keterangan analisa gugus fungsi [25]:
Frekuensi Vibrasi cm
-1
Ikatan Yang Menyerap IR 3300-2500
Regang =C-H, O-H 2260-2100
Regang C=C 1680-1600
Regang C=C 1500
Regang O-H 1450
T ekuk C-H 1300-1000
Regang C-O, C-O-C 900-690
T ekuk C-H
Gambar 4.4 Karakteristik FT-IR Serat Buah Pinang Dengan Perlakuan Alkali
Universitas Sumatera Utara
35 Pada umumnya hasil karakterisasi FT-IR dari serat buah pinang dengan
perlakuan alkali menunjukkan gugus yang hampir sama dengan hasil karakterisasi FT-IR pada serat buah pinang tanpa perlakuan alkali, namun terdapat beberapa
pergeseran gugus fungsi jika dibandingkan dari hasil keduanya. Serat pinang yang digunakan dalam penelitian ini merupakan serat buah
pinang yang sebelumnya diberi perlakuan alkali sebelum dijadikan sebagai pengisi komposit, sehingga perlu dilakukan perbandingan hasil karakteristik FT-IR dari serat
buah pinang tanpa perlakuan alkali dan serat buah pinang dengan perlakuan alkali.
Gambar 4.5 Perbandingan Karakteristik FT-IR Serat Buah Pinang Tanpa Perlakuan Alkali dan Serat Pinang Dengan Perlakuan Alkali
Dari Gambar 4.5 diatas, perlakuan alkali terhadap serat menunjukkan perbedaan yang signifikan berdasarkan spektrum yang dihasilkan FT-IR. Perbedaan
yang signifikan dapat dilihat pada puncak 2885,51 dan 1265,3 cm
-1
yang mempunyai kemiripan dengan hemiselulosa, mengalami perubahan, kemudian pada regang O-H
pada puncak 1504 yang berkurang akibat perlakuan alkali, dan pada puncak 1157 regang eter C-O-C yang merupakan struktur penyusun polisakarida yang sebagian
besar ada di selulosa yang mengalami pergeseran. Namun, ada beberapa puncak lainnya yang muncul baik pada serat tanpa perlakuan alkali maupun serat dengan
4500 4000
3500 3000
2500 2000
1500 1000
500 40
50 60
70 80
90 100
Tr ans
mit asi
Panjang Gelombang cm
-1
Serat Pinang Tanpa Perlakuan Alkali Serat Pinang Dengan Perlakuan Alkali
Universitas Sumatera Utara
36 perlakuan alkali. Sehingga dapat disimpulkan alkali membersihkan permukaan serat
dari senyawa lignin, hemiselulosa, dan zat pengotor lainnya [27].
4.1.3 Karakteristik FT-IR Komposit Epoksi Berpengisi Serat Buah Pinang