Pengujian Komposit PROSEDUR PENELITIAN .1 Pengambilan Serat Buah Pinang

26

3.3.4 Pembuatan Komposit Epoksi Berpengisi Partikel Serat Buah Pinang

1. Ditimbang resin epoksi dan epoksi hardener yang digunakan dengan perbandingan fraksi berat 3 : 2. 2. Kemudian epoksi dan epoksi hardener dicampurkan dalam beaker glass dan diaduk hingga merata. 3. Serat buah pinang yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam beaker glass dan diaduk merata. 4. Kemudian tuangkan campuran tersebut ke dalam cetakan sampai semua resin menutupi cetakan sesuai dengan masing- masing uji. 5. Kemudian tuangkan resin ke dalam cetakan dan ratakan bagian permukaannya, setelah rata komposit didiamkan selama 1 hari pada suhu ruangan. 6. Komposit dikeluarkan dari cetakan dan dihaluskan bagian permukaannya dengan menggunakan kertas pasir. 7. Dilakukan pengujian terhadap komposit yaitu penentuan uji Fourier Transform-Infra Red FT-IR, uji kekuatan tarik tensile strength, uji kekuatan lentur bending strength, uji kekuatan bentur impact strength, uji penyerapan air water absorption, dan uji Scanning Electron Microscopy SEM.

3.3.5 Pengujian Komposit

3.3.5.1 Karakteristik Fourier Transform-Infra Red FT-IR Sampel yang dianalisa yaitu berupa epoksi, serat pinang tanpa perlakuan alkali,serat pinang dengan perlakuan alkali dan komposit epoksi berpengisi buah pinang untuk melihat apakah ada terbentuk sambung silang cross-linking atau tidak terbentuknya gugus baru. Analisa FT-IR dilakukan di Laboratorium Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. 3.3.5.2 Pengujian Kekuatan Tarik Tensile Strength ASTM D 638 Tipe IV Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekukatan tarik  t menggunakan alat tensometer. Secara praktis kekuatan tarik diartikan sebagai Universitas Sumatera Utara 27 besarnya beban maksimum F maks yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan dibagi dengan luas penampang bahan. Gambar 3.1 Ukuran Dimensi Spesimen Kekuatan Tarik ASTM D 638 Tipe IV Komposit hasil spesimen dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan tarik uji tarik. Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen dengan ketebalan 4 mm. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 50 mmmenit, kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada dialat. Mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan maksimum dan regangannya. 3.3.5.3 Pengujian Kekuatan Lentur Bending Strength ASTM D 790 Spesimen yang akan diuji kekuatan lenturnya memiliki bentuk slab dan pengujian dilakukan dengan perlakuan uji tiga titik tekuk three point bend test. Gambar 3.2 Ukuran Dimensi Spesimen Kekuatan Lentur ASTM D 790 13 mm 4 mm 19 mm 6 mm 57 mm 115 mm 65 mm 12 cm 6 mm 3 mm Universitas Sumatera Utara 28 3.3.5.4 Pengujian Kekuatan Bentur Impact Strength ASTM D 4812-11 Spesimen yang akan diuji bentur mengikuti metoda Unnotched Izod. Gambar 3.3 Ukuran Dimensi Spesimen Metoda Izod ASTM D 4812-11 3.3.5.5 Analisa Penyerapan Air Water Absorption ASTM D 570 Karakteristik penyerapan air dari komposit poliester tidak jenuh berpengisi selulosa diuji dengan perendaman dalam air pada suhu ruangan setiap 24 jam hingga bahan komposit tidak lagi menyerap air jenuh. Spesimen tes berbentuk 25 mm x 25 mm sesuai ASTM D-570. Sebelum direndam dalam air, komposit dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur 50  5 o C selama 24 jam terlebih dahulu. Kemudian didinginkan dalam desikator selama 24 jam. Setelah itu dilakukan pencelupan. Setiap rentang waktu pencelupan, maka sampel diambil dan dibersihkan dengan kertas tisu untuk menyerap air. Sampel kemudian ditimbang dan dihitung dengan persamaan: 100 x Wo Wo We Wg   Dimana : Wg = Persentase pertambahan berat komposit We = Berat komposit setelah perendaman Wo = Berat komposit sebelum perendaman 3.3.5.6 Pengujian Analisa Scanning Electron Microscopy SEM Analisa Scanning Electron Microscopy SEM digunakan untuk mengkarakterisasi morfologi permukaan sampel dengan menggunakan metode Secondary Electron Image SEI. Hasil yang didapat adalah foto polaroid dan mampu memfoto dengan perbesaran dari 25 sampai 2 juta kali. Sampel yang difoto berukuran kecil, yaitu 5 mm x 5 mm untuk luas permukaan dan sampel dalam keadaan kering. Untuk sampel yang tidak bersifat konduktif, sampel harus dilapisi 2,5 mm 60,5 mm 3,4 mm Universitas Sumatera Utara 29 terlebih dahulu dengan bahan yang bersifat konduktif. Analisa Scanning Electron Microscopy SEM dilakukan di Laboratorium Fisika, Universitas Negeri Medan.

3.4 FLOWCHART PENELITIAN