Karakteristik Fourier Transform-Infra Red FT-IR Pengujian Kekuatan Tarik Tensile Strength ASTM D 638

13 ke dalam cetakan untuk menyempurnakan sistem laminasi komposit sehingga tidak terdapat ruang untuk kelebihan resin. Rasio resin yang sangat tinggi terhadap fiber glass yang digunakan memungkinkan penggunaan metode vacuum infusion yang menghasilkan sifat mekanik sistem laminasi yang sangat baik. Vacuum Infusion Processing dapat digunakan untuk pencetakan dengan struktur yang besar dan tidak dianjurkan untuk proses dengan volume yang rendah. Pada penelitian ini, digunakan metode Open Molding Process dengan metode Handlay-up Process. Metode ini digunakan karena komposit yang akan dicetak memerlukan keterampilan tangan untuk mencetaknya sesuai dengan bentuk cetakan dari masing- masing uji yang akan dilakukan.

2.6 PENGUJIAN KOMPOSIT

2.6.1 Karakteristik Fourier Transform-Infra Red FT-IR

Spektrofotometer infra merah terutama ditujukan untuk senyawa organik yaitu menentukan gugus fungsional yang dimiliki senyawa tersebut. Pola pada daerah sidik jadi sangat berbeda satu dengan yang lain, karenanya hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa tersebut. Penetapan secara kualitatif dapat dilakukan dengan membandingkan tinggi peak transmitansi pada panjang gelombang tertentu yang dihasilkan oleh zat yang diuji dan zat yang standar. Dalam ilmu material analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya reaksi atau interaksi antara bahan-bahan yang dicampurkan. Selain itu, nilai intensitas gugus yang terdeteksi dapat menentukan jumlah bahan yang bereaksi atau yang terkandung dalam suatu campuran [16].

2.6.2 Pengujian Kekuatan Tarik Tensile Strength ASTM D 638

Uji tarik adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang bertujuan mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tarik. Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen dengan ketebalan 4 mm. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 50 mmmenit, kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada dialat. Mesin dihidupkan dan Universitas Sumatera Utara 14 spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan maksimum dan regangannya. Dengan melakukan uji tarik kita mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material bertambah panjang. Bila kita terus menarik suatu bahan sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang lengkap berupa kurva. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan panjang. Gambar 2.1 Uji Tarik ASTM D 638 [17] Adapun yang menjadi perhatian dalam gambar tersebut adalah kemampuan maksimum bahan dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut Ultimate Tensile Strength disingkat dengan UTS. Untuk semua bahan, pada tahap sangat awal uji tarik, hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Dengan mengikuti aturan Hooke, yaitu rasio tegangan stress dan regangan strain adalah konstan. Pengujian dilakukan sampai sampel uji patah, maka pada saat yang sama diamati pertambahan panjang yang dialami sampel uji. Kekuatan tarik atau tekan diukur dari besarnya beban maksimum F maks yang digunakan untuk memutuskanmematahkan spesimen bahan dengan luas awal A . Hasil pengujian adalah grafik beban versus perpanjangan elongation [17]. Universitas Sumatera Utara 15 Enginering Stess σ : 2.1 dimana : F maks = Beban yang diberikan terhadap penampang spesimen N A = Luas penampang awal spesimen sebelum diberikan pembebanan m 2 = Enginering Stress Nm 2 Enginering Strain : 2.2 dimana : = Enginering Strain l = Panjang mula-mula spesimen sebelum pembebanan Δl = Pertambahan panjang Hubungan antara stress dan strain dirumuskan: 2.3 dimana : E = Modulus Elastisitas atau Modulus Young Nm 2 = Enginering Stress Nm -2 = Enginering Strain

2.6.3 Pengujian Kekuatan Lentur Bending Strength ASTM D 790