Jalur Pemaparan Rhodamin B Efek Toksik Rhodamin B

mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia Putri, 2011.

2.4.1. Jalur Pemaparan Rhodamin B

Jalur pemaparan adalah alur masuknya zat kimia ke dalam tubuh. Jalur pemaparan ada berbagai jenis dan tipe pemaparan itu sendiri dapat mempengaruhi toksisitas zat kimia. Ada tiga jalur pokok pemaparan yaitu melalui kulit dermal, melalui paru-paru inhalasi dan melalui saluran pencernaan ingesti Widyastuti,2005. Kulit merupakan jalur pemaparan yang paling umum dari suatu zat. Jika zat kimia tidak dapat menembus kulit, toksisitasnya akan bergantung pada derajat absorpsi yang berlangsung. Semakin besar absorpsinya, semakin besar kemungkinan zat tersebut untuk mengeluarkan efek toksiknya. Zat kimia lebih banyak diabsorpsi melalui kulit yang rusak atau tergores daripada melalui kulit yang utuh. Begitu menembus kulit, zat tersebut akan memasuki aliran darah dan terbawa keseluruh bagian tubuh Widyastuti, 2005. Rhodamin B yang masuk melalui saluran pencernaan akan mengakibatkan iritasi dan mengakibatkan gejala keracunan dengan urine yang berwarna merah maupun merah muda. Rhodamin B juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan mengakibatkan iritasi pada saluran pernafasan. Selain dapat masuk melalui saluran pencernaan dan pernafasan, Rhodamin B juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melaui kulit, Dimana jika terpapar pada bibir dapat Universitas Sumatera Utara menyebabkan bibir akan pecah-pecah, kering, dan gatal. Bahkan, kulit bibir terkelupas Yuliarti, 2007.

2.4.2. Efek Toksik Rhodamin B

Semua zat berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya, yang biasa disebut sebagai efek toksik atau efek yang merugikan. Biasanya, yang menentukan toksik atau tidaknya suatu zat adalah dosis atau kadar zat kimia tersebut. Efek yang merugikan dapat didefinisikan sebagai perubahan abnormal yang tidak diinginkan atau berbahaya akibat pemaparan terhadap zat kimia. Organ tubuh yang spesifik dapat menjadi sasaran zat kimia tertentu atau beberapa bagian tubuh secara bersamaan akan terpengaruh. Akibat yang ditimbulkan efek merugikan tersebut bergantung tidak hanya pada zat kimia ketika seseorang terpapar, tetapi juga tipe paparan dan derajat paparan Widyastuti, 2005. Zat warna rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan saluran pernafasan dan merupakan zat karsinogenik dapat menyebabkan kanker. Efek kronis Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati Cahyadi, 2008. Rhodamin B menimbulkan 2 dampak negatif bagi tubuh manusia antara lain : 1. Dampak Akut Rhodamin B Bila terpapar Rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut keracunan rhodamin B yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Jika tertelan melalui makanan akan mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan mengakibatkan gejala keracunan dengan air kencing yang berwarna merah ataupun merah muda. b. Jika terhirup dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan dengan gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, sulit bernapas, dan sakit dada. c. Jika mengenai kulit maka kulit pun akan mengalami iritasi. d. Jika terkena mata juga akan mengalami iritasi yang ditandai dengan mata kemerahan dan timbunan cairan atau udem pada mata. 2. Dampak Kronis Rhodamin B Bahaya utama terhadap kesehatan pemakaian dalam waktu lama kronis dapat menyebabkan radang kulit dan alergi. Penggunaan rhodamin B pada makanan dalam waktu yang lama akan dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun kanker Yuliarti, 2007. Iritasi kulit dan alergi kulit merupakan kondisi yang paling lazim ditemui akibat paparan terhadap kulit. Iritasi adalah kondisi pada kulit yang muncul akibat kontak berkepanjangan dengan zat kimia tertentu. Setelah beberapa waktu, kulit akan mengering, terasa nyeri, mengalami pendarahan dan pecah-pecah. Walaupun iritasi kulit umumnya terjadi setalah pemaparan terhadap suatu zat kimia, efek yang paling dikhawatirkan adalah efek sistematik. Setelah terabsorpsi melalui kulit dan memasuki sirkulasi sistemik, zat kimia dapat menjalar kemana saja di dalam tubuh dan merusak organ serta sistem tubuh. Efek kronis seperti kanker yang ditimbulkan suatu zat kimia biasanya bersifat irreversibel yaitu menetap atau bahkan meluas Universitas Sumatera Utara walaupun paparan sudah berhenti. Efek ini dapat terlihat sampai 10 atau 20 tahun kemudian setelah paparan Widyastuti, 2005. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sakamoto di Jepang tahun 1991, Efek Rhodamin B pada kosmetik adalah pada proliferasi dari fibroblas yang diamati pada kultur sistem. Rhodamin B pada takaran 25 mikrogramml dan diatasnya secara signifikan menyebabkan pengurangan sel setelah 72 jam dalam kultur. Studi ini menghasilkan bahwa 50 mikrogramml dalam Rhodamin B menyebabkan berkurangnya jumlah sel setelah 48 jam dan lebih. Studi ini juga menyarankan bahwa zat warna Rhodamin B menghambat proliferasi tanpa mengurangi penggabungan sel. Gabungan [3H] timidine dan [14C] leusin dalam fraksi asam tidak terlarut dari membran sel secara signifikan dihambat oleh 50 mikrogramml Rhodamin B. Rhodamin B secara signifikan mengurangi jumlah sel. Rhodamin B mengurangi jumlah sel vaskuler endothelial pada pembuluh darah sapi dan sel otot polos pada pembuluh darah hewan berkulit duri setelah 72 jam dalam kultur. Sehingga tidak berlebihan jika studi ini menyimpulkan bahwa rhodamine B menghambat proses proliferasi lipo fibroblast pada manusia Sakamoto, 1991.

2.5. Pengetahuan