Pengetahuan Pedagang Kosmetik Sikap Pedagang Kosmetik

Dalam kosmetik dekoratif, peran zat pewarna sangat berperan. Pemakaian kosmetik dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada kesehatan kulit. Dengan memakai kosmetik dekoratif, seseorang ingin menyembunyikan kekurangan pada kulitnya atau ingin memberikan penampilan yang lebih cantik, lebih menarik kepada dunia luar Tranggono, 2007. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 239Men.kesPerV85, Zat warna adalah bahan yang digunakan untuk memberi warna dan atau memperbaiki warna bahan atau barang. Rhodamin B termasuk salah satu zat pewarna yang dinyatakan sebagai zat pewarna berbahaya dan dilarang pemakaiannya. Rhodamin B termasuk zat yang apabila diamati dari segi fisiknya cukup mudah untuk dikenali. Bentuknya seperti kristal, biasanya berwarna hijau atau ungu kemerahan. Di samping itu rhodamin juga tidak berbau serta mudah larut dalam larutan berwarna merah terang berfluorescen. Pada awalnya zat ini digunakan sebagai pewarna bahan kain atau pakaian. Campuran zat pewarna tersebut akan menghasilkan warna-warna yang menarik Zainuddin, 2012.

5.2. Pengetahuan Pedagang Kosmetik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengetahuan pedagang kosmetik tentang bahaya rhodamin B di Pasar Ramai kota Medan tahun 2013 yaitu pengetahuan baik sebanyak 14 orang 46.7 dan pengetahuan sedang sebanyak 16 orang 53.3. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang kosmetik tidak mengetahui informasi tentang rhodamin B. Seperti yang terdapat pada hasil kuesioner pengetahuan pedagang kosmetik, Universitas Sumatera Utara sebanyak 16 orang 53.3 tidak mengetahui bahwa rhodamin B merupakan zat warna berbahaya yang tidak diperbolehkan pemakaiannya di Indonesia. Sebanyak 22 orang 73.3 tidak mengetahui bahwa rhodamin B tidak dapat digunakan dalam pembuatan lipstik, dan sebanyak 19 orang 63.3 menjawab rhodamin B merupakan zat pewarna sintetis untuk bahan campuran lipstik. Cara orang yang bersangkutan mengukapkan apa-apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban yang baik secara lisan atau tertulis. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari suatu stimulus yang dapat berupa pertanyaan lisan maupun tulisan. Seseorang memiliki pengetahuan yang tinggi apabila mampu mengungkapkan sebagian besar informasi dari suatu objek dengan benar. Demikian juga bila seseorang hanya mampu menggunakan sedikit informasi dari suatu objek dengan benar maka dikategorikan berpengetahuan rendah tentang objek tersebut Machfoedz, 2005. Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu Mubarak, 2007. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi karena setelah seseorag melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga Bestable, 2002.

5.3. Sikap Pedagang Kosmetik

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh sikap pedagang kosmetik tentang bahaya rhodamin B di Pasar Ramai kota Medan tahun 2013 yaitu sikap baik sebanyak 17 orang 56.7 dan sikap kurang baik sebanyak 13 orang 43.3. Hal ini menunjukkan bahwa sikap pedagang kosmetik di Pasar Ramai kota Medan adalah baik. Seperti yang terdapat pada hasil kuesioner sikap pedagang kosmetik yaitu 18 orang 60 setuju bahwa rhodamin B merupakan zat warna sintetis yang digunakan untuk pewarna tekstil, sebanyak 17 orang 56.7 setuju bahwa rhodamin B bersifat racun dan dapat menimbulkan kanker, sebanyak 15 orang 50 setuju bahwa rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan 25 orang 83.3 setuju bahwa rhodamin B dapat menyebabkan kanker dan gangguan fungsi hati. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden Notoatmodjo, 2003. Universitas Sumatera Utara Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoatmodjo, 2003.

5.4. Tindakan Pedagang Kosmetik