Dampak penerapan aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesionalisme auditor internal

(1)

DAMPAK PENERAPAN ATURAN ETIKA, STANDAR PROFESI, KOMITMEN PROFESI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME

AUDITOR INTERNAL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Dila Fadhilatun Nisa NIM: 106082002525

DI Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Azzam Jassin. MBA Drs.Abdul Hamid Cebba.MBA.CPA

NIP. 132 055 044

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H/2010 M


(2)

Hari ini Jumat tanggal 14 Mei Tahun dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian sidang skripsi atas nama Dila Fadhilatun Nisa NIM: 106082002525 dengan judul Skripsi

“DAMPAK PENERAPAN ATURAN ETIKA, STANDAR PROFESI, DAN KOMITMEN PROFESI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Mei 2010

Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi

Prof.Dr.Azzam Jassin. MBA Drs. Abdul Hamid Cebba.MBA.CPA

Pembimbing I Pembimbing II

Rini SE.,AK.,M.Si Reskino, SE., Ak.,M.Si

Penguji I Penguji II


(3)

Hari ini Jumat tanggal 12 Maret Tahun dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Dila Fadhilatun Nisa NIM: 106082002525 dengan judul Skripsi “DAMPAK PENERAPAN ATURAN ETIKA, STANDAR PROFESI, DAN KOMITMEN PROFESI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Maret 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Reskino, SE.,Ak.,M.Si Zuwesty Eka Putri,SE.,Mak.

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Achmad Rodoni, MM

Penguji Ahli


(4)

Daftar Riwayat Hidup

™ IDENTITAS PRIBADI

Nama : Dila Fadhilatun Nisa

Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 31 Desember 1989

Alamat : Komp. UIN, Jl. Ibnu Sina III/ 70 Rt.03/006 Ciputat Telepon : (021) 7409942 / 08561491207

™ PENDIDIKAN

TK : TK Ketilang UIN Jakarta

SD : SD Negeri Gintung II Pagi

SMP : MTS. Pembangunan UIN Jakarta

SMA : SMA International Islamic Boarding School Republic Of Indonesia

S1 : Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta ™ PENGALAMAN ORGANISASI

1. Staft Divisi Hubungan Masyarakat (HUMAS) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Akuntansi 2008

2. Sekretaris FUSHION Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 2007

3. Sekretaris Sportakuler Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Akuntansi 2008

4. Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Akuntansi 2008 ™ LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Prof.Dr.H.Muh.Amin Suma. MA.SH.MM 2. Tempat & Tgl. Lahir : Serang, 05 Mei 1955

3. Alamat : Komp. UIN, Jl. Ibnu Sina III/ 70 Rt.03/006 Ciputat 4. Telepon : (021)740 99 42

5. Ibu : Dra.Hj.Kholiyah Thohir. MA 6. Tempat & Tgl. Lahir : Serang, 06 Mei 1956

7. Alamat : Komp. UIN, Jl. Ibnu Sina III/ 70 Rt.03/006 Ciputat 8. Telepon : (021)740 99 42

9. Anak Ke dari : Lima dari sebelas bersaudara


(5)

THE IMPACT OF THE APPLICATION OF THE ETHICS RULE, STANDARD THE PROFESSION, THE PROFESSION COMMITMENT IN

INCREASING THE AUDITOR’S INTERNAL PROFESSIONALISM

By: Dila Fadhilatun Nisa

Abstract

This research represensts empirical study to know the impact of the application of the ethics rule, standard the profession, and the profession commitment in increasing the auditor's internal professionalism.

The population in this research was all the internal auditor who worked in the company in Jakarta. The number sample was 72 respondents from 100 questionnaires that were sent. The taking method of the sample used the analysis method of multiplied regression.

The Results of this research showed that the rule etika,standard the profession and the profession commitment had the impact simultaneously in increasing the auditor's internal professionalism.

Keywords: Ethics Rule, Standard The Profession, Profession Commitment


(6)

DAMPAK PENERAPAN ATURAN ETIKA, STANDAR PROFESI, KOMITMEN PROFESI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME

AUDITOR INTERNAL

Oleh: Dila Fadhilatun Nisa

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerapan aturan etika, standard profesi, dan komitmen profesi dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor internal yang bekerja di perusahaan di Jakarta. Jumlah sample adalah 72 responden dari 100 kuesioner yang dikirimkan. Metode pengambilan sampel menggunakan metode analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aturan etika,standard profesi dan komitmen profesi memiliki dampak secara simultan dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.

Kata Kunci: Aturan Etika, Standar Profesi, Komitmen Profesi


(7)

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yangbegitu banyak dan tiada henti-hentinya kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi, dan atas izin dari Allah Tuhan Semseta alam, penulis telah menyelesaikan skripsi ini. Dalam realisasinya, penulis sadar sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis haturkan atas kekuatan yang telah Allah SWT anugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada :

1. Kedua Orang tuaku tercinta Bapak Prof. Dr. H. Muh Amin Suma. MA. SH. MM dan Ibu Dra. Hj. Kholiyah Thohir. MA terima kasih untuk semua Doa, dukungan, didikannya selama ini, serta bantuannya baik moral maupun material yang telah diberikan.

2. Kakak-kakak dan adik-adiku dr. Ummi Muthi’ah beserta suami dr. Deswara dan putranya Muh Hanif Warummi. Iim Qoimmudin. SE, Msi. beserta istri Reni Marlina. SE dan putrinya Qia Qowwiyah Hakimah. Ahmad Mujadid Amin. ST (sukses untuk sidang tesisnya) Imaduddin Amin. ST, Yayah Duratul Gholiyah, Ova Mar’atus Shofwah, Adi Dhiwa Ramadhan, Ima Qimmatul Maflahah, Aal Muqowwim Al-haq, Via Qowwiyah Qolbi. Terima kasih untuk doa dan support yang telah diberikan. Semoga kita tetap menjadi anak-anak yang membanggakan buat kedua orang tua.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.

4. Bapak Prof.Dr. Azzam Jasiin. MBA selaku Dosen Pembimbing 1, terima kasih atas bimbingan dan seluruh advice yang telah diberikan.

5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba. MBA. CPA selaku Dosen Pembimbing 2, terima kasih atas bimbingan dan seluruh advice yang telah diberikan.


(8)

6. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi terima kasih atas semua bantuan yang telah Bapak berikan.

7. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi terima kasih atas semua bantuan yang telah ibu berikan.

8. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.Tanpa Bapak/Ibu penulis tidak akan mendapatkan ilmu yang sangat berharga yang akan bermanfaat selamanya.

9. Ari Chandra Kurniawan SE. Makasih buat support dan doanya.

10.Ryan Ardhi Redhite SE, Renaldi Bimantara, Rezky, Rara, dan bunda Lilis Makasih Untuk support, doa, serta bantuannya. Semoga tetap terjaga dengan baik hubungan kita.

11.Teman-teman ku tercinta yang tergabung dalam Belle Community Eka Putri Pertiwi, Putri Trisyana, Rosliana Mustika Dewi, Novitasari. Kalian teman terbaik untuk sekarang dan seterusnya. Semoga Allah menjaga persahabatan kita dan memberikan yang terbaik bagi kita semua. Sukses untuk kita semua. Amin.

12.Teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode 2008-2009, terima kasih atas doa, dukungan dari teman-teman dalam kelulusan saya. Terima kasih untuk bantuan,kesediaan, keihlasan teman-teman selama dalam kepengurusan di BEMJ-Akuntansi. Air mata, keringat, kerja keras dan komitmen teman-teman adalah awal dari perjuangan menuju kesuksesan.

13.Teman-teman Akuntansi A dan Audit A Thank’s untuk kalian semua. Ayo semangat!!!

14.Teman-teman seperjuangan pada saat menjalani semua sidang hehe Hafifah Nasution. Terima kasih untuk kalian semua. Semoga kita sukses.

15.Buat ka Fitri Yani Jalil, makasih untuk pinjaman buku dan bantuannya. Semoga kebahagiaan selalu menyertai kita.

16.Buat Om agus (pemilik fotocopy dakwah) makasih untuk bantuannya, setiap fotocopian yang gratis dan yang bayar hehe

17.Teman-teman KAHFI AL-KARIM terima kasih untuk semua doa, dan dukungannya. Sukses untuk kita semua.

18.Teman-teman KMPI (Komunitas Motivasi Pemuda Indonesia) terimakasih untuk doa dan supportnya. Sukses untuk kita semua.

19.Teman-teman No Limit, terimakasih untuk semua doa dan dukungannya.


(9)

20.Bapak perpustakaan terimakasih pak atas semua buku-buku yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

21.Dan semua orang dan pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan konstruktif dari berbagai pihak agar dapat lebih memberikan manfaat dikemudian hari. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Amin..

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, September 2009

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……….. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SIDANG SKRIPSI ………. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

ABSTRACT ……… v

ABSTRAK ……… vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Kerangka Teoritis ... 8

1. Aturan Etika ... 8

2. Standar Profesi ... 11

3. Komitmen Profesi ... 12

4. Profesionalisme Auditor Internal ... 13

B. Keterkaitan Anatar Variabel Penelitian dan Hipotesis ... 17

1. Dampak Penerapan Aturan Etika Dalam Meningkatkan Profesionalisme Auditor Internal ... 17

2. Dampak Penerapan Standar Profesi Dalam Meningkatkan Profesionalisme Auditor Internal ... 18

3. Dampak Penerapan Komitmen Profesi Dalam Meningkatkan Profesionalisme Auditor Internal ... 20 3. Dampak Penerapan Aturan Etika, Standar Profesi, dan

Komitmen Profesi Dalam Meningkatkan Profesionalisme


(11)

Auditor Internal ... 21

C. Kerangka Pemikiran ... 21

III. METODELOGI PENELITIAN ... 22

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 22

B. Metode Penentuan Sampel ... 22

C. Metode Pengumpulan Data ... 23

1. Data Primer ... 23

2. Data Sekunder ... 23

D. Metode Analisis Data ... 23

1. Uji Kualitas Data ... 23

a. Uji Validitas ... 23

b. Uji Reliabilitas ... 24

2. Uji Asumsi Klasik ... 24

a. Uji Normalitas ... 24

b. Uji Multikolinearitas ... 25

c. Uji Heteroskedastisitas ... 25

3. Uji Hipotesis ... 26

a. Pengujian Regresi Berganda ... 26

b. Koefisien Determinasi (R2) ... 27

c. Uji Statistik F ... 28

d. Uji Statistik t ... 29

E. Operasional Variabel Penelitian ... 29

1. Variabel Independen ... 30

a. Aturan Etika ... 30

b. Standar Profesi ... 31

c. Komitmen Profesi ... 31

2. Variabel Dependen ... 32

IV. PEMBAHASAN ... 34

A. Populasi dan Deskripsi Data Responden ... 34

B. Penemuan dan Pembahasan ... 39

1. Uji Kualitas Data ... 39

a. Uji Validitas ... 39

b. Uji Reliabilitas ... 43


(12)

2. Uji Asumsi Klasik ... 45

a. Uji Normalitas ... 45

b. Uji Multikolinearitas ... 46

c. Uji Heteroskedastisitas ... . 47

3. Uji Hipotesis ... 48

a. Uji Regresi Berganda ... 48

b. Uji Koefesiensi Determinasi (R2) ... 49

c. Uji Statistik Fisher (Uji F) ... 51

d. Uji Statistik t (Uji t) ... 51

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Implikasi ... 54

C. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

3.1 Variabel, Indikator, dan Skala Ukuran ... 33

4.1 Gambar Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner ... 34

4.2 Penyebab Responden Tidak Mengembalikan Kuesioner ... 35

4.3 Karakteristik Responden Penelitian ... 35

4.4 Hasil Uji Validitas Aturan Etika ... 39

4.5 Hasil Uji Validitas Standar Profesi ... 40

4.6 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesi ... 41

4.7 Hasil Uji Validitas Profesionalisme Auditor Internal ... 42

4.8 Hasil Uji Reliabilitas Aturan Etika ... 43

4.9 Hasil Uji Reliabilitas Standar Profesi ... 43

4.10 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesi ... 44

4.11 Hasil Uji Reliabilitas Profesionalisme Auditor Internal …. 44 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ………. 46

4.13 Hail Uji Regresi Berganda ………. 48

4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ……….... 50

4.15 Hasil Uji Statistik F ……… 51

4.16 Hasil Uji Statistik t ………. 52


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 36 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Dalam Perusahaan. 37 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Masa Kerja ... 38 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 45 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 46


(15)

xv DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1. Kuesioner Penelitian ………. 59

2. Daftar Perusahaan ………. 67

3. Jawaban responden ………... 68

4. Output Of Correlations ………. 76

5. Output Of Regressions ……….. 85


(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Profesi auditor internal sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi apapun, baik perusahaan swasta, BUMN/BUMD, perusahaan multinasional, perusahaan asing, pemerintahan, lembaga pendidikan dengan Organisasi Nir Laba. Menurut Effendi (2007), Persaingan untuk memperebutkan posisi auditor internal ternyata lebih ketat dibandingkan posisi tenaga staf akuntansi (accounting staff) atau auditor untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), sebab auditor internal dapat diperebutkan oleh lulusan dari berbagai disiplin ilmu serta berbagai pengalaman kerja. Menurut Amrizal (2004) Auditor Internal adalah suatu penilaian, yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian, dapat dipercayainya, efisiensi, dan kegunaan catatan-catatan (akutansi) perusahaan, serta pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan.

Auditor internal adalah bagian penting dari sebuah organisasi dimana auditor berada. Oleh karenanya, auditor internal perlu meningkatkan kualitas dalam bekerja agar dapat menghasilkan informasi yang berguna untuk mencegah adanya kecurangan atau mendeteksi kejadian serta membantu meningkatkan mutu pimpinan dalam mengendalikan perusahaan di tempat dia bekerja. Masalah etika selalu muncul dalam situasi yang melibatkan orang lain, tetapi seringkali organisasi lebih banyak menyoroti masalah etika ini daripada pihak-pihak lainnya.


(17)

Menurut Keraf (1998:10) etika berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Etika berkaitan dengan moral. Etika adalah filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan baik atau buruk manusia dalam mencapai sesuatu. Modal dasar dalam etika adalah perilaku, sedang perilaku manusia dipengaruhi oleh pikiran dan hati (perasaan). Fungsi etika adalah sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas. Orientasi kritis diperlukan karena kita dihadapkan dengan pluralisme moral. Oleh karena itu seorang auditor juga harus menerapkan etika yang berlaku dalam bekerja atau menjalankan tugas.

Auditor internal adalah salah satu profesi yang sangat penting, sehingga auditor internal lebih dapat diterima, mereka harus dapat menghadapi resiko yang semakin besar, kemungkinan dituduh lalai dalam melakukan tindakan-tindakan, kegagalan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan atau bahkan dituduh melakukan kecurangan. Salah satu ciri yang membedakan profesiyang ada adalah etika profesional yang dijadikan sebagai standar pekerjaan. Etika profesional diperlukan oleh setiap profesi khususnya bagi profesi yang membutuhkan kepercayaan dari masyarakat, oleh karenannya auditor internal perlu memiliki sikap dengan profesionalitas yang tinggi. Masyarakat akan menghargai profesi yang menerapkan standar mutu yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya.


(18)

Profesional dalam posisinya sebagai profesi yang dipelajari harus mencapai keahlian teknis yang memadai. Profesi harus memiliki nilai-nilai etika. Menjadi profesional, auditor internal harus memenuhi kriteria profesional, salah satunya adalah taat pada aturan yang ditetapkan.

Umi Muawanah (2001) menyatakan bahwa pemahaman (kesadaran) moral merupakan bagian dari kapasitas keseluruhan individual untuk merangka dan memecahkan masalah-masalah etika. Umi Muawanah (2001) menguji hubungan antar komitmen profesi pemahaman etika dan sikap ketaatan pada aturan, hasilnya menunjukkan bahwa akuntan dengan profesi yang kuat, perilakunya lebih mengarah pada aturan dibanding akuntan dengan komitmen profesi yang rendah.

Auditor internal telah memenuhi beberapa kriteria sebagai profesi (Hiro Tugiman, 1997:49), maka sikap apa yang dilakukan audit internal seharusnya bersifat profesional (profesionalisme). Sikap audit internal yang profesionalisme berarti suatu usaha untuk mempertahankan kualitas suatu hasil pekerjaan atau meningkatkannya.

Profesi audit internal sangat dituntut untuk bekerja sesuai kemampuannya memberikan jasa yang terbaik sesuai dengan yang dibutuhkan dan diperintahkan oleh manajemen tertinggi organisasi. Peningkatan pengawasan internal di dalam suatu organisasi tentunya menurut ketersediaannya audit internal yang baik, agar tercapainya suatu proses pengawasan internal yang baik pula.


(19)

Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesedian menerima tanggung-jawab terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung-jawab ini secara efektif, auditor internal perlu memelihara standar perilaku dan memiliki standar praktik pelaksanaan pekerjaan yang handal.

Komitmen profesional diartikan sebagai intensitas identifikasi dan keterlibatan individu dengan profesinya. Identifikasi ini membutuhkan beberapa tingkat kesepakatan antara individu dengan tujuan dan nilai-nilai yang ada dalam profesi termasuk nilai moral dan etika. Definisi komitmen profesional banyak digunakan dalam literatur akuntansi adalah sebagai: 1) suatu keyakinan dan penerimaan tujuan dan nilai-nilai di dalam organisasi profesi 2) kemauan untuk memainkan peran tertentu atas nama organisasi profesi 3) gairah untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi profesi (Umi Muawanah,2001).


(20)

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Enjel (2006) adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Bagian penelitian

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian hanya pada pembahasan mengenai aturan etika, sedangkan pada penelitian ini juga membahas mengenai standar profesi dan komitmen profesi.

2. periode penelitian

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian pada tahun 2006 sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada tahun 2010.

3. Responden penelitian

Pada penelitian sebelumnya responden yang digunakan adalah auditor internal pada beberapa perusahaan di Bandung sedangkan pada penelitian ini responden yang digunakan adalah auditor internal pada perusahaan di Jakarta.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk menyusun skripsi dengan judul ”Dampak Penerapan Aturan Etika, Standar Profesi dan Komitmen Profesi Dalam Meningkatkan Profesionalisme Auditor Internal”


(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan aturan etika berpengaruh terhadap peningkatan profesionalisme auditor internal?

2. Apakah penerapan standar profesi berpengaruh terhadap peningkatkan profesionalisme auditor internal?

3. Apakah penerapan komitmen berpengaruh terhadap peningkatkan profesionalisme auditor internal?

4. Apakah penerapan aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi secara bersamaan (simultan) berpengaruh terhadap profesionalisme auditor internal

C. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan etika terhadap peningkatan profesionalisme auditor internal

2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan standar profesi terhadap peningkatan profesionalisme auditor internal


(22)

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan komitmen profesi terhadap peningkatan profesionalisme auditor internal

4. Untuk mengetahui Penerapan aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi terhadap peningkatan profesionalisme auditor internal.

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Auditor Internal, dengan penelitian ini akan mendapat pemahaman untuk mengenai pentingnya menerapkan aturan etika, memahami standar profesi dan memiliki komitmen untuk meningkatkan profesionalisme. 2. Bagi Perusahaan, dengan penelitian ini perusahaan dapat melihat sejauh

mana auditor internal yang bekerja di dalam perusahaan tersebut menerapkan aturan etika, memahami standar profesi dan memiliki komitmen untuk meningkatkan profesionalisme.

3. Bagi Akuntan, informasi ini dapat digunakan sebagai motivasi bagi para Akuntan untuk dapat lebih profesional dalam mengembangkan tugasnya serta dapat meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang Akuntan 4. Bagi Peneliti selanjutnya, dengan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan yang lebih luas dalam memahami hal etika dan profesionalisme baik secara teoti maupun praktik, serta menjadi acuan bagi peneliti lain yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis

1. Aturan Etika

Pengertian etika dalam bahasa latin, ”ethica”. Bersifat falsafah moral yang merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta agama. Sedangkan menurut Keraf (1998), etika secara harfiah berasal dari yunani ”ethos” yang artinya sama persis dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan baik.

Di Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar, dan bagus. Selanjutnya selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang disebut dengan kaidah profesional yang khusus berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu merupakan konsesus, maka etika tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya disebut sebagai ”kode etik”. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok propfesi yang bersangkutan (Desriani, 1993 dalam Sihwahjoeni dan M. Gudono, 2000)

Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), memiliki tiga arti yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah seperangkat pedoman, aturan atau norma


(24)

yang menagtur tingkah laku seseorang, baik yang dilakukan atau ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok masyarakat atau profesi..

Menurut Charmichael, et all (1993;45) etika didefinisikan sebagai berikut:

etika adalah pengaturan desain utunk menjaga profesionalisme atas derajat martabat, untuk menunutun kerabat yang lain dan untuk memberi jaminan kepada public bahwa professional akan menjaga perbuatannya. Etika berasal dari nilai pokok, dan banyak diantaranya menjadi yang professional”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa etika profesional merupakan prinsip moral yang menunjukan perilaku yang baik dan yang buruk yang bersangkutan dengan suatu profesi. Etika profesi berkaitan dengan independensi, disiplin pribadi, dan integritas moral profesional.

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional. Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi terlepas dan yang dilakukan secara perseorangan. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika profesi mewujudkan standar yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhannya.

Menurut Wibowo (2006) Auditor Internal diharapkan menerapkan dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:


(25)

1. Integritas.

Integritas auditor internal menguatkan kepercayaan dan karenanya menjadi dasar bagi pengandalan atas judgment mereka.

2. Objektivitas.

Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional pada tingkat yang tertinggi ketika mengumpulkan, mengevaluasi, dan melaporkan informasi kegiatan atau proses yang sedang diuji. Auditor internal melakukan penilaian yang seimbang atas semua kondisi yang relevan dan tidak terpengaruh oleh kepentingannya sendiri atau kepentingan orang lain dalam membuat keputusannya.

3. Kerahasiaan

Auditor internal menghargai nilai dan pemilikan informasi yang mereka terima dan tidak memaparkan informasi tersebut tanpa persetujuan yang berwenang, kecuali bila diwajibkan untuk melakukan itu berdasarkan tuntutan hukum atau profesi.

4. Kompetensi

Auditor internal menerapkan pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan audit internal.


(26)

2. Standar Profesi

Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesedian menerima tanggung-jawab terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung-jawab ini secara efektif, auditor internal perlu memelihara standar perilaku dan memiliki standar praktik pelaksanaan pekerjaan yang handal.

Standar Profesi Audit Internal ini merupakan awal dari serangkaian Pedoman Praktik Audit Internal (PPAI), yang diharapkan menjadi sumber rujukan bagi internal auditor yang ingin menjalankan fungsinya secara profesional.

Rahayu (2004) menyatakan bahwa profesi akuntansi mempunyai tanggung jawab dalam mengemban kepercayaan yang diberikan masyarakat kepadanya berupa tanggung jawab moral dan tanggung jawab professional. Akuntansi mempunyai tanggung professional terhadap asosiasi profesi dengan berpegang teguh pada standar profesi yang dikeluarkan asosiasi. Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan organisasi profesi telah melahirkan standar profesi akuntansi yang digunakan sebagai pedoman praktik akuntansi, meliputi Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, dan Kode Etik Jabatan Akuntan.

Menurut Bintoro (2008) Standar Profesi Internal Auditor merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas kinerja Internal Auditor


(27)

dan hasil audit. Standar audit sangat menekankan kualitas profesional auditor serta cara auditor mengambil pertimbangan dan keputusan sewaktu melakukan pemeriksaan dan pelaporan. Hasil kerja Internal Auditor sangat bermanfaat bagi Pimpinan dan Unit Kerja untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hasil audit akan dapat dipakai dengan penuh keyakinan, jika pemakai jasa mengetahui dan mengakui tingkat profesionalisme Internal Auditor. sehingga diperlukan syarat yang diberlakukan dan dipatuhi oleh Internal Auditor sebagai standar perilaku yang menuntut disiplin diri Internal Auditor.

Menrut Bintoro (2008) Standar Profesi Internal Audit mempunyai tujuan :

1. Memberikan kerangka dasar yang konsisten dalam mengevaluasi kegiatan dan kinerja unit internal audit maupun individu auditor.

2. Sebagai sarana bagi perusahaan dalam memahami peran, ruang lingkup, dan tujuan internal audit.

3. Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi.

4. Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan kegiatan internal audit dalam meningkatkan kinerja kegiatan organisasi.

5. Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang seharusnya.


(28)

3. Komitmen Profesi

Komitmen telah menjadi salah satu unsur penting dalam dunia kerja. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan dan kinerja seseorang dalam pekerjaan adalah komitmen, selain profesionalisme dan kompetensi. Alasan yang mendasari diperlukannya komitmen yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat, jika profesi mewujudkan standar kerja dan perilaku yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhan.

Komitmen profesional diartikan sebagai intensitas identifikasi dan keterlibatan individu dengan profesinya. Identifikasi ini membutuhkan beberapa tingkat kesepakatan antara individu dengan tujuan dan nilai-nilai yang ada dalam profesi termasuk nilai moral dan etika. Definisi komitmen profesional banyak digunakan dalam literatur akuntansi adalah sebagai: 1) suatu keyakinan dan penerimaan tujuan dan nilai-nilai di dalam organisasi profesi 2) kemauan untuk memainkan peran tertentu atas nama organisasi profesi 3) gairah untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi profesi (Umi Muawanah,2001).

Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu terhadap organisasi dalam melaksanakan tugas dan mentaati norma, aturan dan kode


(29)

etik profesi (Robert. J Edelmann, 1997:103). Komitmen Profesi adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut. Komitmen profesi dapat didefinisikan sebagai: (1) Sebuah kepercayaan pada dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari profesi, sehingga dengan adanya komitmen profesi para anggota profesi akan melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan yang ditetapkan bagi profesinya tanpa adanya paksaan, (2) Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan profesi.

4. Profesionalisme Auditor Internal

Kata profesi itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Frofessus yang makna semula dihubungkan dengan sumpah atau janji yang bersifat keagamaan. Oleh karena itu, ada pengertian khusus yang mendasari arti profesi. Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Sedangkan profesional bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:897) profesi adalah : ’suatu bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan keahlian tertentu seperti keterampilan, kejujuran, dan sebagainya”.

Menurut arens et all (2008:80) profesionalisme adalah :

”perilaku yang diharapkan pada seseorang ditingkat tertinggi dari anggota suatu perkumpulan”.


(30)

Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan.

Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Seorang akuntan publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya.

Konsep profesionalisme modern dalam melakukan suatu pekerjaan seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003;70), berkaitan dengan dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan tempat pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesionalisme.

Dalam prakteknya, auditor seringkali diwarnai secara psikologis yang kadang terlalu curiga, atau sebaliknya terkadang terlalu percaya terhadap asersi manajemen. Padahal seharusnya seorang auditor secara profesional menggunakan kecakapannya untuk ‘balance’ antara sikap curiga dan sikap percaya tersebut. Ini yang kadang sulit diharapkan, apalagi pengaruh-pengaruh


(31)

di luar diri auditor yang bisa mengurangi sikap skeptisme profesional tersebut. Pengaruh itu bisa berupa ‘self-serving bias‘ karena auditor dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan imbalan dari auditee. Auditor dalam auditnya harus menggunakan kemahirannya secara profesional, cermat dan seksama.

Auditor harus menggunakan kemahiran profesional secara cermat dan seksama dalam menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilaksanakan dan standar yang akan diterapkan terhadap pemeriksaan; menentukan lingkup pemeriksaan, memilih metodologi, menentukan jenis dan jumlah bukti yang akan dikumpulkan, atau dalam memilih pengujian dan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan. Kemahiran profesional harus diterapkan juga dalam melakukan pengujian dan prosedur, serta dalam melakukan penilaian dan pelaporan hasil pemeriksaan.

Kriteria profesionalisme auditor internal menurut Sawyer (2003; 10-11) adalah: 1. Pelayanan terhadap masyarakat

Auditor internal menyediakan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya baik dalam perusahaan maupun organisasi. Kode etik audit internal mewajibkan anggota The Institute of Internal Auditors (IIA) untuk menghindari keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang dan ilegal. Audit internal dalam memberikan pelayanan terhadap publik harus bekerja sama dengan komite audit, dewan direksi, dan staff perusahaan lainnya.


(32)

2. Pelatihan jangka panjang

Auditor internal yang profesional yaitu orang-orang yang telah mengikuti pelatihan, lulus dan ujian pendidikan audit internal dan telah mendapatkan sertifikasi.

Dapat disimpulkan bahwa auditor yang profesional baiknya mengikuti pelatihan profesi dalam jangka panjang agar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, yang dibutuhkan dan selalu up to date terhadap perkembangan audit internal untuk mengiringi semakin meningkatnya perekonomian di era globalisasi mi serta untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang auditor internal yang kompeten.

3. Taat pada kode etik

Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab yang efektif, auditor internal perlu memelihara standar perilaku yang tinggi. Kode etik bagi para auditor internal memuat standar perilaku sebagai pedoman tingkah laku yang dikehendaki dan anggota profesi secara individual. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan praktik audit internal.

Para auditor internal wajib menjalankan tanggung jawab profesinya dengan bijaksana, penuh martabat dan kehormatan. Pelanggaran terhadap standar perilaku yang ditetapkan dalam kode etik dapat mengakibatkan dicabutnya keanggotaan auditor internal dan organisasi profesinya.


(33)

4. Anggota dari organisasi profesi

The Institute of Internal Auditors (IIA) merupakan asosiasi profesi auditor internal tingkat internasional yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. IIA merupakan wadah bagi para auditor internal yang mengembangkan bidang ilmu audit internal agar para anggotanya mampu bertanggung jawab dan kompeten dalam menjalankan tugasnya, menjunjung tinggi standar, pedoman praktik audit internal dan etika supaya anggotanya profesional dalam bidangnya.

B. Keterkaitan Antara Variabel Penelitian Hipotesis

1.Dampak Penerapan Aturan Etika Dalam Meningkatkan Profesionalisme Auditor Internal

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional. Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi terlepas dan yang dilakukan secara perseorangan. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika profesi mewujudkan standar yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhannya.

Etika profesional merupakan prinsip moral yang menunjukan perilaku yang baik dan yang buruk yang bersangkutan dengan suatu profesi. Etika


(34)

profesi berkaitan dengan independensi, disiplin pribadi, dan integritas moral profesional.

Penelitian yang dilakukan oleh Enjel (2006) menunjukan bahwa penerapan aturan etika memiliki pengaruh dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal. Kondisi ini menunjukan bahwa apabila auditor internal menerapkan aturan etika maka akan semakin meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang auditor internal.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan uraian tersebut di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

Ha1: Aturan etika memiliki dampak dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.

2. Dampak Standar Profesi Dalam Meningkatkan Profesionalisme Auditor Internal

Standar Profesi Auditor Internal merupakan hal yang mengikat auditor internal dalam pelaksanaan audit internal. Profesi auditor internal memiliki Standar Profesi yang dipakai sebagai patokan dalam pelaksanaan tugas auditor internal yang dilakukan agar tujuan audit internal tercapai. Dalam pencapaian tujuannya, audit internal haruslah menunjukkan kinerja yang baik sesuai dengan Standar Profesi Auditor Intenal.


(35)

Karena standar profesi memberikan gambaran dengan jelas mengenai penugasan yang dilakukannya dan tujuan yang ingin dicapai melalui audit internal yang dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Effendi (2009) menyatakan bahwa standar profesi memiliki dampak dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Bintoro (2008) Standar Profesi Internal Auditor merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas kinerja Internal Auditor dan hasil audit. Standar audit sangat menekankan kualitas profesional auditor serta cara auditor mengambil pertimbangan dan keputusan sewaktu melakukan pemeriksaan dan pelaporan.

Hasil kerja Internal Auditor sangat bermanfaat bagi Pimpinan dan Unit Kerja untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hasil audit akan dapat dipakai dengan penuh keyakinan, jika pemakai jasa mengetahui dan mengakui tingkat profesionalisme Internal Auditor. sehingga diperlukan syarat yang diberlakukan dan dipatuhi oleh Internal Auditor sebagai standar perilaku yang menuntut disiplin diri Internal Auditor.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan uraian tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah:

Ha2: Standar profesi memiliki dampak dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.


(36)

3.Dampak Komitmen Profesi Dalam Meningkatkan Profesionalisme Auditor Internal

Menurut Lord dan DeZoort (2001) auditor dengan komitmen profesi yang tinggi akan berperilaku selaras dengan kepentingan publik dan tidak akan merusak profesionalismenya. Sebaliknya auditor dengan komitmen profesi yang rendah akan berpotensi untuk berperilaku disfungsional (misalnya mengutamakan kepentingan klien).

Penelitian yang dilakukan oleh Umi Muawanah (2002) menguji hubungan antar komitmen profesi pemahaman etika dan sikap ketaatan pada aturan, hasilnya menunjukkan bahwa akuntan dengan profesi yang kuat, perilakunya lebih mengarah pada aturan dibanding akuntan dengan komitmen profesi yang rendah.

Dengan demikian dalam penelitian ini menyatakan bahwa auditor dengan komitmen profesi yang tinggi akan mempertahankan perilaku yang menyimpang dibandingkan dengan auditor dengan komitmen profesi yang rendah dan dapat meningkatkan profesionalisme auditor.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan uraian tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah:

Ha3: Komitmen profesi memiliki dampak dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.


(37)

4.Dampak penerapan aturan etika, standar profesi dan komitmen profesi dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal

Berdasarkan uraian dan hipotesis dari amsing-masing variabel di atas, diambil hipotesis untuk keseluruhan variabel (simultan) sebagai berikut:

Ha4: Aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi memiliki dampak dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka kerangka pemikiran yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada gamba di bawah ini:

™ Standar Profesi

™ Komitmen Profesi

™ Profesionalisme Auditor Internal ™ Aturan Etika


(38)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas yaitu untuk menganalisis dampak aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi terhadap profesionalisme auditor internal. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan ada tiga variabel yang terdiri dari aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi, sedangkan variabel dependennya adalah profesionalisme auditor internal.

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Purposive Sampling yang termasuk dalam non-probability sampling yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002).

Adapun kriteria responden yang digunakan adalah auditor internal baik junior maupun senior dengan masa kerja kurang atau lebih dari tiga tahun pada 72 Sampel yang dipilih adalah auditor senior. Ukuran sampel ditetapkan dengan cara Non Statistical Sampling, di mana besarnya sampel tanpa menggunakan rumus perhitungan penentuan besarnya sampel. Populasi responden terdiri dari 72 auditor internal di 2 perusahaan di wilayah Jakarta.


(39)

C. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer ini melalui penelitian lapangan yaitu pembagian kuesioner kepada subjek penelitian yang dituju, di mana kuisioner itu sendiri berarti sebuah rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan masalah penelitian dan setiap pertanyaan yang diajukan memiliki jawaban yang mempunyai arti dalam pengujian hipotesis. Kuesioner ini dibagikan kepada para auditor internal

2. Data Sekunder

Data sekunder ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan, yang dapat memberikan landasan teori guna mendukung data-data sekunder yang diperoleh selama penelitian serta untuk menunjang pembahasan identifikasi masalah. Data-data ini diperoleh dari buku-buku serta referensi lainnya yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

D. Metode Analisis Data 1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner


(40)

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali, 2005:45).

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang diukur (Santoso (2004) dalam Subekti (2007)). Pengujian Validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2004:46).

b. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali (2005:40).

Untuk mengukur reliabiltas digunakan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0.60 (Nunnally (1967) dalam Ghozali (2005:42)).

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,


(41)

2005:110). Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan grafik normal probability plot dan grafik histogram.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik adalah seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya (Ghozali, 2005:91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Hetoroskedastisitas

Uji heteroskedasitisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pangamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terdapat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot.


(42)

3. Uji Hipotesis

a. Pengujian Regresi Berganda

Secara umum analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati (2003) dalam Ghozali (2005)).

Hasil analisis regresi berganda adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefesien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus. Pertama, meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada (Tabachnick (1996) dalam Ghozali (2005:81)).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara tiga variabel bebas (X1, X2, dan X3) dengan variabel terikat (Y) dipergunakan analisis regresi linear berganda dengan persamaan matematik sebagai berikut: Y = a + bX1 + bX2 + bX3


(43)

Dalam hal ini:

Y = Profesionalisme auditor internal (variabel terikat) a = Konstanta, harga Y bila X=0

b = Koefisiensi regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel bebas (X). Bila b (+) maka naik dan bila b (-) maka terjadi penurunan.

X1 = Aturan etika (Variabel bebas) X2 = Standar Profesi (Variabel bebas) X3 = Komitmen Profesi (variabel bebas)

b. Koefesien Determinasi (R2)

Penelitian ini menggunakan analisis koefisien determinasi, dengan tujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel-variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen (Ghozali, 2005:83).

Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.


(44)

Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2005:83) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2=1, maka adjusted R2= R2=1, sedangkan jika nilai R2=0, maka adjusted R2=(1-k)/(n-k). Jika k>1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif.

c. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh tehadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84).


(45)

d. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menujukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas/penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Cara untuk melakukan uji t ada dua yaitu dengan melihat tingkat signifikansi dan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0,05. Sedangkan untuk membandingkan nilai statistik t dengan tingkat kritis menurut tabel digunakan dengan ketentuan bahwa apabila nilai statistik t hitung lebih tinggi dibandingkan nilai tabel maka menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2005:87).

E. Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari responden bersifat kualitatif


(46)

dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 (lima) point skala likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju (sekaran,2000).

Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas (independen) yaitu variabel aturan etika, standar profesi, komitmen profesi, dan satu variabel terikat (dependen) yaitu profesionalisme auditor internal. Secara operasional variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel Independen (X) a. Aturan etika (X1)

Menurut para ahli etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Etika profesi yang dimaksud pada penelitian ini adalah Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat.

Etika profesi terdiri dari lima dimensi yaitu kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab, pelaksanaan kode etik, penafsiran dan penyempurnaan kode etik.


(47)

Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 (lima) point skala likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju.

b. Standar Profesi (X2)

Standar Profesi Audit Internal ini merupakan awal dari serangkaian Pedoman Praktik Audit Internal (PPAI), yang diharapkan menjadi sumber rujukan bagi internal auditor yang ingin menjalankan fungsinya secara profesional. Keseluruhan pedoman praktik audit internal. Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 (lima) point skala likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju.

c. Komitmen Profesi (X3)

1 Sebuah kepercayaan pada dan menerima terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari profesi.

2 Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan profesional

3 Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam profesi. variabel ini diukur dengan menggunakan 5 (lima) point skala likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju.


(48)

2. Variabel Dependen (Y)

Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan -- serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut -- untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

Seorang auditor di katakan profesional apabila auditor memiliki perilaku profesional sebagai cerminan dari sikap profesionalisme. Adapun instrumen yang digunakan yaitu dengan lima poin skala likert.

Skala Likert yang digunakan dalam variabel dependen ini adalah dengan menggunakan lima alternatif pilihan, yaitu: (1) STS = sangat tidak Setuju; (2) TS = tidak setuju; (3) R = ragu-ragu; (4) S = setuju; dan (5) SS = sangat setuju.


(49)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Ukuran Butir Pertanyaan

Aturan Etika (X1)

(Ginting:2007)

ƒ Tanggung jawab profesi ƒ Kepentingan publik ƒ Integritas

ƒ Objektifitas

ƒ Kompetensi dan kehati-hatian profesional Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Dua butir Satu butir Tiga butir Dua Butir Empat butir Standar Profesi (X2) (Soeartono nano, 2002) ƒ Kemandirian

ƒ Keahlian profesional ƒ Ruang lingkup

pemeriksaan Skala Likert Skala Likert Skala Likert Empat butir Tiga butir Delapan butir Komitmen Profesi (X3) (Fritha Feriyanti:2006)

ƒ Loyalitas auditor terhadap profesi

ƒ Kompetensi profesi auditor Skala Likert Skala Likert Enam butir Tiga butir Profesionalisme Auditor (Y) (lekatompessy 2003)

• Pengabdian pada profesi

• Kewajiban pada profesi ƒ Kemandirian Skala Likert Skala Likert Skala Likert Tujuh butir Dua butir Delapan butir 34


(50)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor internal dari perusahaan di Jakarta. Dari sekian banyak auditor internal yang tersebar di perusahaan di Jakarta, peneliti hanya berhasil mengambil sampel auditor-auditor yang bekerja di 2 perusahaan yang ada di Jakarta. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling.

Pada penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 100 buah kuesioner yang diberikan kepada auditor-auditor yang bekerja di 2 perusahaan di Jakarta, namun kuesioner yang kembali hanya 72 kuesioner. Pengiriman kuesioner dilakukan dengan diantar langsung oleh peneliti. Pengiriman dan pengembalian kuesioner dilakukan selama 2 minggu. Berikut adalah tabel yang menggambarkan proses penyebaran dan penerimaan kuesioner, dan penyebab responden tidak mengembalikan kuesioner.

Tabel 4.1

Gambaran Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner

Jumlah Pengiriman Kuesioner = 100

Kuesioner Tidak kembali = 18

Kuesioner Kembali Namun Tidak Dapat Diolah = 10

Kuesioner Yang Dapat Diolah = 72

Sumber: Data Olahan Kuesioner Penelitian


(51)

Tabel 4.2

Penyebab Responden Tidak Mengembalikan Kuesioner

Alasan Kesibukan = 10

Tidak Diketahui Alasannya = 8

Jumlah = 18

Sumber: Data Olahan Kuesioner Penelitian

Berdasarkan daftar pertanyaan umum mengenai karakteristik responden, maka didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Penelitian

Unsur Demografi Demografi Responden

Jumlah Persentase

Pria 58 80.55

Jenis Kelamin

Wanita 14 19.45

S1 37 51.38

S2 35 48.62

Pendidikan Terakhir

S3 0 0.00

Manager 46 63.9

Senior 13 18.05

Jabatan

Junior 13 18.05

1-5 tahun 5 6.94

6-10 tahun 35 48.63 11-15 tahun 21 29.16 16-20 tahun 7 9.72 Lama Masa Kerja

> 20 tahun 4 5.55 Sumber: Data Olahan Kuesioner Penelitian

Berikut adalah rincian dari karakterisktik responden yang diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan dalam perusahaan, dan lama masa kerja.


(52)

Gambar 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

80% 19%

Pria Wanita

Sumber: Data Olahan Kuesioner Penelitian

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini terdiri dari 58 orang responden atau 80% pria, dan 18 orang responden atau 19% wanita dari 72 orang jumlah keseluruhan responden.

Gambar 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

51% 48%

0%

S1 S2 S3

Sumber: Data Olahan Kuesioner Penelitian


(53)

Berdasarkan Pendidikan terakhir, responden dalam penelitian terdiri dari 37 orang responden atau 51% dengan pendidikan terakhir S1, 35 orang responden atau 48% dengan pendidikan terakhir S2, dan tidak ada responden atau 0% dengan pendidikan terakhir S3 dari 72 orang jumlah keseluruhan responden.

Gambar 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Dalam Perusahaan

63% 18%

18%

Manager Senior Junior

Sumber: Data Olahan Kuesioner Penelitian

Berdasarkan jabatan dalam perusahaan, responden dalam penelitian terdiri dari 46 orang responden atau 63% dengan jabatan sebagai Manager, 13 orang responden atau 18% dengan jabatan sebagai senior, dan 13 orang responden atau 18% dengan jabatan sebagai junior dari 72 orang jumlah keseluruhan responden.


(54)

Gambar 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Masa Kerja

6%

48% 29%

9%

5%

1-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun > 20 tahun

Sumber: Data Olahan Kuesioner Penelitian

Berdasarkan lama masa kerja, responden dalam penelitian terdiri dari 5 orang responden atau 6% dengan lama masa kerja 1-5 tahun, 35 orang responden atau 48% dengan lama masa kerja 6-10 tahun, 21 orang responden atau 29% dengan lama masa kerja 11-15 tahun, 7 orang responden atau 9% dengan lama masa kerja 16-20 tahun, 4 orang responden atau 5% dengan masa lama kerja > 20 tahun dari 72 orang jumlah keseluruhan responden.


(55)

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Pengujian valditas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung kolerasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan data tersebut valid atau tidak valid adalah:

1. Butir dikatakan valid, jika nilai probabilitasnya (Sig) < 0,05. 2. Butir dikatakan tidak valid, jika nilai probabilitasnya (Sig) > 0,05.

Berdasarkan Uji validitas yang telah dilakukan, maka didapat hasil yang akan disajikan secara lengkap dalam tabel berikut untuk setiap variabel dalam penelitian ini.

Tabel. 4.4

Hasil Uji Validitas Variabel Aturan Etika

No Aturan Etika Signifikansi Keterangan

1 AE1 0.000** Valid

2 AE2 0.000** Valid

3 AE3 0.000** Valid

4 AE4 0.000** Valid

5 AE5 0.000** Valid

6 AE6 0.000** Valid

7 AE7 0.000** Valid

8 AE8 0.000** Valid

9 AE9 0.000** Valid

10 AE10 0.000** Valid


(56)

11 AE11 0.000** Valid

12 AE12 0.000** Valid

Sumber: Kuesioner penelitian diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, menunjukan semua butir pertanyaan untuk variabel aturan etika (X1) mempunyai nilai signifikan < 0,05. dapat diambil kesimpulan bahwa butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel aturan etika (X1) adalah valid. Untuk itu, item-item tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel. 4.5

Hasil Uji Validitas Variabel Standar Profesi

No Aturan Etika Signifikansi Keterangan

1 SP1 0.000** Valid

2 SP2 0.000** Valid

3 SP3 0.000** Valid

4 SP4 0.000** Valid

5 SP5 0.000** Valid

6 SP6 0.000** Valid

7 SP7 0.000** Valid

8 SP8 0.000** Valid

9 SP9 0.000** Valid

10 SP10 0.000** Valid

11 SP11 0.000** Valid

12 SP12 0.000** Valid

13 SP13 0.000** Valid

14 SP14 0.000** Valid

15 SP15 0.000** Valid

Sumber: Kuesioner penelitian diolah dengan SPSS


(57)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukan semua butir pertanyaan untuk variabel standar profesi (X2) mempunyai nilai signifikan < 0,05. dapat diambil kesimpulan bahwa butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel standar profesi (X2) adalah valid. Untuk itu, item-item tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel. 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Profesi

No Aturan Etika Signifikansi Keterangan

1 KP1 0.000** Valid

2 KP2 0.000** Valid

3 KP3 0.000** Valid

4 KP4 0.000** Valid

5 KP5 0.000** Valid

6 KP6 0.000** Valid

7 KP7 0.000** Valid

8 KP8 0.000** Valid

9 KP9 0.000** Valid

Sumber: Kuesioner penelitian diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukan semua butir pertanyaan untuk variabel komitmen profesi (X3) mempunyai nilai signifikan < 0,05. dapat diambil kesimpulan bahwa butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel komitmen profesi (X3) adalah valid. Untuk itu, item-item tersebut dapat digunakan dalam penelitian.


(58)

Tabel. 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme Auditor Internal

No Aturan Etika Signifikansi Keterangan

1 PA1 0.000** Valid

2 PA2 0.000** Valid

3 PA3 0.000** Valid

4 PA4 0.000** Valid

5 PA5 0.000** Valid

6 PA6 0.000** Valid

7 PA7 0.000** Valid

8 PA8 0.000** Valid

9 PA9 0.000** Valid

10 PA10 0.000** Valid

11 PA11 0.000** Valid

12 PA12 0.000** Valid

13 PA13 0.000** Valid

14 PA14 0.000** Valid

15 PA15 0.000** Valid

16 PA 16 0.000** Valid

17 PA17 0.000** Valid

Sumber: Kuesioner penelitian diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, menunjukan semua butir pertanyaan untuk variabel profesionalisme auditor internal (Y) mempunyai nilai signifikan < 0,05. dapat diambil kesimpulan bahwa butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel profesionalisme auditor internal (Y) adalah valid. Untuk itu, item-item tersebut dapat digunakan dalam penelitian.


(59)

b. Uji Reliabilitas

Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan teknik korelasi Cronbach’s Alpha adalah:

1. Jika Cronbach’s Alpha > 0,6, berarti contruct reliabel. 2. Jika Cronbach’s Alpha < 0,6, berarti tidak reliabel.

Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka didapat hasil Cronbach’s Alpha yang akan disajikan secara lengkap dalam tabel berikut untuk setiap variabel dalam penelitian ini.

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Aturan Etika Cronbach’s Alpha N of Items

.738 13

Sumber: Kuesioner penelitian diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan Aturan Etika dalam kuesioner dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha > 0,6

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas Standar Profesi Cronbach’s Alpha N of Items

.755 16

Sumber: Kuesioner penelitian diolah dengan SPSS


(60)

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan Standar Profesi dalam kuesioner dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha > 0,6

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesi Cronbach’s Alpha N of Items

.752 10

Sumber: Kuesioner penelitian diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan komitmen profesi dalam kuesioner dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha > 0,6

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas Profesionalisme Auditor Internal Cronbach’s Alpha N of Items

.731 18

Sumber: Kuesioner penelitian diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan profesionalisme auditor internal dalam kuesioner dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha > 0,6


(61)

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot berikut, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal (tidak terjadi kemencengan). Pada grafik normal plot terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik di bawah menunjukan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asusmsi normalitas.

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas


(62)

Lanjutan Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas

b. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinearitas Variabel

Independen

Tolerance VIF

Aturan Etika 0,450 2,224

Standar Profesi 0,658 1,519

Komitmen Profesi

0,628 1,591 Dependent Variabel: Profesionalisme Auditor Internal

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS


(63)

Hasil perhitungan tolerance menunjukan bahwa tidak ada variabel independen yang nilainya > 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF > 10. jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.6

Hasil Uji Normalitas Heteroskedastisitas

Dari grafik Scatterplots terlihat bahwa titik menyebar secara acak terbesar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian, modal regresi ini layak dipakai untuk memprediksi


(64)

pertimbangan tingkat materialitas berdasarkan masukan variabel independen aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Regresi Berganda

Pengujian regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal (Y). Berikut adalah tabel hasil pengujian regresi berganda:

Tabel 4.13

Hasil Uji Regresi Berganda

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Coefficientsa Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 34.593 5.723 6.044 .000

AE .399 .138 .315 2.889 .005

SP -.198 .094 -.190 -2.105 .039

1

KP .792 .117 .625 6.773 .000

a. Dependent Variable: PA

Hasil perhitungan koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien konstanta adalah sebesar 34,593 dengan t hitung sebesar 6,044 dan nilai


(65)

signifikansi sebesar 0,000. koefisien aturan etika adalah sebesar 0,399 dengan tingkat signifikansi 0,005. koefisien standar profesi adalah sebesar -0,198 dengan tingkat signifikansi 0,039. koefisiensi komitmen profesi adalah sebesar 0,792 dengan tingkat signifikansi 0,000. berdasarkan ketiga variable independent yang dimasukan dalam regresi, dinyatakan bahwa keempat variabel adalah signifikan.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini. R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2005:83). Hasil uji determinasi (R2) dari pengujian statistik regresi berganda adalah sebagai berikut:


(66)

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .797a .636 .620 4.106

a. Predictors: (Constant), KP, SP, AE

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan table 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan persamaan regresi lebih dari satu variabel maka hasil koefisien determinasi (Ajusted R Square) yaitu sebesar 0,620. angka ini menunjukan bahwa variasi nilai profesionalisme auditor internal (Y) yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah sebesar 62,0%, sedangkan sisanya sebesar 38,0% (100%-62,0%) dijelaskan oleh variabel lain seperti keahlian dan pengalaman (Ratnadi, 2008). Nilai R sebesar 0,797 memiliki arti bahwa dampak dari penerapan aturan etika, standar profesi, komitmen profesi dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal adalah kuat.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa terdapat dampak yang signifikan antara aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.


(67)

c. Uji Statistik Fisher (Uji F)

Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 2002.917 3 667.639 39.603 .000a

Residual 1146.361 68 16.858

1

Total 3149.278 71

a. Predictors: (Constant), KP, SP, AE b. Dependent Variable: PA

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan analisis SPSS dari tabel 4.15 diperoleh nilai signifikansi adalah 0,000. artinya nilai signifikansinya lebih kecil dari alpha 0,05 (0,000 < 0,05). Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil di atas adalah variabel aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi memiliki dampak secara bersama-sama (simultan) terhadap profesionalisme auditor internal H5 dan menolak H0.

d. Uji Statistik t (Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara individu memiliki dampak yang signifikan terhadap variabel dependen, serta untuk membuktikan variabel mana yang paling dominan. Berikut tabel yang menunjukan hasil uji t yang dihasilkan:


(68)

Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 34.593 5.723 6.044 .000

AE .399 .138 .315 2.889 .005

SP -.198 .094 -.190 -2.105 .039

1

KP .792 .117 .625 6.773 .000

a. Dependent Variable: PA

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

1) Dampak penerapan aturan etika dalam meningkatkan profesionalisme Auditor internal

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.16 di atas, uji statistik t variabel independen aturan etika, memperlihatkan bahwa variabel aturan etika memiliki nilai signifikansi sebesar 0,005 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 (0,005 < 0,05). Untuk itu disimpulkan bahwa variabel aturan etika memiliki dampak dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal, dengan demikian menerima H1.


(69)

2) Dampak standar profesi dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.16 di atas, uji statistik t variabel independen aturan etika, memperlihatkan bahwa variabel standar profesi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,039 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 (0,039 < 0,05). Untuk itu disimpulkan bahwa variabel standar profesi memiliki dampak dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal, dengan demikian menerima H2.

3) Dampak komitmen profesi dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.16 di atas, uji statistik t variabel independen komitmen profesi, memperlihatkan bahwa variabel standar profesi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 (0,000 < 0,05). Untuk itu disimpulkan bahwa variabel komitmen profesi memiliki dampak dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal, dengan demikian menerima H3.


(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti dampak penerapan aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Penerapan aturan etika berpengaruh dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.

2. Penerapan standar profesi berpengaruh dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.

3. Penerapan komitmen profesi berpengaruh dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.

4. Penerapan aturan etika, standar profesi, dan komitmen profesi memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, masing-masing variabel independen memiliki dampak dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal. Hal ini jelas, karena dengan semakin tingginya penerapan dalam aturan etika, standar profesi dan komitmen profesi yang dilakukan oleh seorang


(71)

auditor internal, maka akan ada peningkatan dalam profesionalisme seorang auditor internal.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka auditor internal diharapkan dapat lebih baik dalam menerapkan aturan etika auditor, standar profesi, dan komitmen profesi sehingga dapat meningkatkan profesionalisme auditor internal. ini berarti bahwa auditor internal harus menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa sebagai suatu profesi auditor internal memiliki standar yang jelas untuk diterapkan, penegakan standar perlu dilakukan dan dijadikan sebagai tolak ukur dalam penerapan profesionalisme auditor internal

2. Disarankan kepada lembaga pendidikan dalam pengajaran mengenai etika, standar profesi, komitmen profesi, dan profesionalisme selama perkuliahan khususnya dalam mata kuliah auditing hendaknya mendapat porsi pembicaraan yang lebih maksimal.serta berupaya meningkatkan kualitas lulusannya dengan mengadakan dan mengharuskan kerja praktik bagi mahasiswanya.

3. Disarankan kepada mahasiswa jurusan akuntansi yang ingin bekerja sebagai auditor internal untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang akuntansi dan bidang lainnya yang dapat meningkatkan kemapuan dan bekerja secara profesional.


(1)

Lanjutan lampiran 4

Output Of Correlations

Variabel Komitmen Profesi

Correlations

KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP

Pearson Correlation 1 .722** .791** .216 .126 .375** .252* .296* .332** .779**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .069 .292 .001 .033 .012 .004 .000

KP1

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .722** 1 .821** .292* .140 .240* .264* .299* .349** .766**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .013 .242 .043 .025 .011 .003 .000

KP2

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .791** .821** 1 .239* .090 .396** .263* .267* .358** .802**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .043 .450 .001 .026 .023 .002 .000

KP3

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .216 .292* .239* 1 .289* .218 .333** .354** .290* .535**

Sig. (2-tailed) .069 .013 .043 .014 .065 .004 .002 .014 .000

KP4

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .126 .140 .090 .289* 1 .013 .159 .251* .367** .349**

Sig. (2-tailed) .292 .242 .450 .014 .911 .181 .034 .002 .003

KP5

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .375** .240* .396** .218 .013 1 .565** .139 .027 .622**

Sig. (2-tailed) .001 .043 .001 .065 .911 .000 .245 .820 .000

KP6

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .252* .264* .263* .333** .159 .565** 1 .265* .195 .615**

Sig. (2-tailed) .033 .025 .026 .004 .181 .000 .025 .100 .000

KP7

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .296* .299* .267* .354** .251* .139 .265* 1 .631** .531**

Sig. (2-tailed) .012 .011 .023 .002 .034 .245 .025 .000 .000

KP8

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72


(2)

Sig. (2-tailed) .004 .003 .002 .014 .002 .820 .100 .000 .000

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .779** .766** .802** .535** .349** .622** .615** .531** .527** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000

KP

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(3)

Lanjutan lampiran 4

Output Of Correlations

Variabel Profesionalisme Auditor Internal

Correlations

PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 PA11 PA12 PA13 PA14 PA15 PA16 PA17 PA Pearson Correlation 1 .302** .427** .310** .329** -.017 .298* .281* -.146 .178 -.042 .192 .173 .201 .022 .064 -.077 .494**

Sig. (2-tailed) .010 .000 .008 .005 .887 .011 .017 .223 .134 .727 .107 .145 .090 .853 .593 .520 .000 PA1

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .302** 1 .568** .483** .592** .300* .181 .223 .242* .149 .254* .004 .117 .070 .183 .215 .231 .619**

Sig. (2-tailed) .010 .000 .000 .000 .010 .128 .060 .040 .211 .031 .970 .330 .557 .124 .070 .051 .000 PA2

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .427** .568** 1 .475** .470** .340** .244* .315** .160 .345** .101 .092 .180 .199 .095 .277* .281* .699**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .039 .007 .179 .003 .400 .444 .130 .094 .426 .019 .017 .000 PA3

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .310** .483** .475** 1 .497** .338** .193 .123 .035 .114 .076 -.029 .106 .132 .146 .060 .307** .557**

Sig. (2-tailed) .008 .000 .000 .000 .004 .105 .303 .773 .342 .525 .811 .377 .271 .222 .619 .009 .000 PA4

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .329** .592** .470** .497** 1 .274* .314** .225 -.016 .069 .111 -.087 .071 .092 .077 .140 .113 .525**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000 .020 .007 .057 .895 .564 .351 .469 .554 .444 .521 .240 .346 .000 PA5

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation -.017 .300* .340** .338** .274* 1 .322** .201 .362** .141 .163 .053 .331** .263* .223 .288* .402** .572**

Sig. (2-tailed) .887 .010 .003 .004 .020 .006 .090 .002 .238 .172 .660 .005 .025 .059 .014 .000 .000 PA6

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .298* .181 .244* .193 .314** .322** 1 .273* .240* .213 .148 .125 .242* .301* .269* .172 -.011 .507**

Sig. (2-tailed) .011 .128 .039 .105 .007 .006 .020 .042 .072 .215 .294 .040 .010 .023 .148 .927 .000 PA7

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .281* .223 .315** .123 .225 .201 .273* 1 .197 .141 .042 .070 .402** .296* .273* .021 .050 .483**

Sig. (2-tailed) .017 .060 .007 .303 .057 .090 .020 .097 .238 .726 .559 .000 .012 .020 .863 .677 .000 PA8

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation -.146 .242* .160 .035 -.016 .362** .240* .197 1 .468** .355** .134 .233* .148 .292* .316** .085 .414** PA9


(4)

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 Pearson Correlation .178 .149 .345** .114 .069 .141 .213 .141 .468** 1 .382** .128 .107 .162 .156 .298* .091 .458**

Sig. (2-tailed) .134 .211 .003 .342 .564 .238 .072 .238 .000 .001 .282 .370 .175 .190 .011 .448 .000 PA10

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation -.042 .254* .101 .076 .111 .163 .148 .042 .355** .382** 1 .200 .120 .156 .187 .229 .192 .361**

Sig. (2-tailed) .727 .031 .400 .525 .351 .172 .215 .726 .002 .001 .092 .315 .190 .116 .053 .106 .002 PA11

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .192 .004 .092 -.029 -.087 .053 .125 .070 .134 .128 .200 1 .442** .253* .191 .395** .196 .352**

Sig. (2-tailed) .107 .970 .444 .811 .469 .660 .294 .559 .261 .282 .092 .000 .032 .108 .001 .099 .002 PA12

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .173 .117 .180 .106 .071 .331** .242* .402** .233* .107 .120 .442** 1 .480** .540** .453** .300* .564**

Sig. (2-tailed) .145 .330 .130 .377 .554 .005 .040 .000 .049 .370 .315 .000 .000 .000 .000 .011 .000 PA13

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .201 .070 .199 .132 .092 .263* .301* .296* .148 .162 .156 .253* .480** 1 .635** .173 .342** .544**

Sig. (2-tailed) .090 .557 .094 .271 .444 .025 .010 .012 .215 .175 .190 .032 .000 .000 .146 .003 .000 PA14

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .022 .183 .095 .146 .077 .223 .269* .273* .292* .156 .187 .191 .540** .635** 1 .306** .300* .513**

Sig. (2-tailed) .853 .124 .426 .222 .521 .059 .023 .020 .013 .190 .116 .108 .000 .000 .009 .010 .000 PA15

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .064 .215 .277* .060 .140 .288* .172 .021 .316** .298* .229 .395** .453** .173 .306** 1 .322** .496**

Sig. (2-tailed) .593 .070 .019 .619 .240 .014 .148 .863 .007 .011 .053 .001 .000 .146 .009 .006 .000 PA16

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation -.077 .231 .281* .307** .113 .402** -.011 .050 .085 .091 .192 .196 .300* .342** .300* .322** 1 .458**

Sig. (2-tailed) .520 .051 .017 .009 .346 .000 .927 .677 .480 .448 .106 .099 .011 .003 .010 .006 .000 PA17

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Pearson Correlation .494** .619** .699** .557** .525** .572** .507** .483** .414** .458** .361** .352** .564** .544** .513** .496** .458** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .002 .000 .000 .000 .000 .000 PA

N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(5)

Lampiran 5

Output Of Regresion

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .797a .636 .620 4.106

a. Predictors: (Constant), KP, SP, AE

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2002.917 3 667.639 39.603 .000a

Residual 1146.361 68 16.858

1

Total 3149.278 71

a. Predictors: (Constant), KP, SP, AE b. Dependent Variable: PA

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 34.593 5.723 6.044 .000

AE .399 .138 .315 2.889 .005

SP -.198 .094 -.190 -2.105 .039

1

KP .792 .117 .625 6.773 .000

a. Dependent Variable: PA

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 KP, SP, AEa . Enter


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 3 18

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 2 16

PENGARUH PENERAPAN ETIKA PROFESI TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALISME AUDITOR PADA KANTOR BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA.

0 2 24

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Gender Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

0 0 29

Pengaruh Penerapan Aturan Etika Terhadap Profesionalisme Akuntan Publik.

0 0 25

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

0 1 29

Pengaruh Penerapan Aturan Etika terhadap Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal (Studi Kasus pada PT. INTI).

0 1 20

Penerapan Aturan Etika terhadap Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal: Studi Kasus pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

0 0 21

PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, PENGALAMAN KERJA, DAN PERSEPSI PROFESI TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik wilayah Yogyakarta).

0 0 154

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN ETIKA DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDITOR INTERNAL Sarsiti Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta e-mail: sarsitiunsayahoo.co.id ABSTRACT - ANALISIS PENGARUH PENERAPAN ETIKA DAN PENINGKATAN PROFESI

0 0 12