Faktor Sehubungan dengan Kehamilan

kehamilan ganda akan meningkatkan risiko sebesar 1,52 kali lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal. 7. Jenis Kelamin Janin Jenis kelamin laki-laki di dalam kandungan mengakibatkan terjadinya peningkatan testosteron. Sehingga hal ini pun diduga sebagai salah satu faktor terjadinya preeklampsia Saftlas et al,2004. Pada kehamilan dengan jenis kelamin laki-laki di temukan adanya penurunan ekspresi aromatase yang berfungsi untuk memetabolisme testosteron menjadi esterogen. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan testosteron. Selain itu dugaan adanya disregulasi dari signal androgen bersama dengan overekspresi androgen reseptor pada plasenta terlibat dalam perkembangan kelainan perkembangan dan transport plasenta yang akhirnya meningkatkan frekuensi komplikasi terkait preeklampsia pada ibu dan janin Sathishkumar et al, 2012. 8. Riwayat Keluarga diabetes dan hipertensi Pada wanita dengan riwayat keluarga hipertensi sebaiknya dilakukan screening untuk mengidentifikasi siapa saja yang perlu monitoring gejala dan tanda preeklampsia pada awal kehamilan. Riwayat keluarga memiliki keterkaitan positif dengan berbagai penyakit termasuk dalam kasus ini Sanchez, 2003.

2.3.2 Faktor Sehubungan dengan Kehamilan

Faktor-faktor yang dapat memicu preeklampsia tidak hanya masalah internal ibu saja. Namun ada faktor lain yang juga bisa mempengaruhi. Faktor tersebut salah satunya adalah faktor risiko yang berhubungan dengan kehamilan. Faktor yang dimaksudkan ialah infeksi saluran kemih selama kehamilan, fetal malformation, faktor paternal primipaternitas, pembatasan paparan sperma dengan menggunakan kondom, spermisida atau senggama terputus, dan usia suami lebih dari 35 tahun. Adanya fetal malformation seperti kelainan kongenital, polihidroamnion, hidrops fetalis, dan kelainan kromosom meningkatkan risiko preeklampsia ini Shamsi, 2013. Universitas Sumatera Utara 1. Infeksi Saluran Kemih Adanya infeksi saluran kemih dapat meningkatkan sitokin yang mempengaruhi fungsi endotelial sehingga individu yang mengalaminya dapat menderita preeklampsia. Adanya hubungan infeksi ini dengan preeklampsia ditunjukan oleh penelitian Conde-Agudelo et al 2008. Namun hal yang berbeda didapati pada penelitian Shamsi 2010. Pada penelitian tersebut jumlah wanita dengan keadaan preeklampsia yang mengalami infeksi saluran kemih lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang tidak preeklampsia. Namun perbedaannya tidak signifikan. 2. Fetal malformation Risiko preeklampsia meningkat pada adanya kelainan struktural bayi. Kelainan yang dimaksud ialah congenital anomalie, polyhidroamnion, hydrop fetalis, kelainan kromosom dan kehamilan mola hidatidosa Angsar, 2010 3. Pembatasan pemaparan sperma Paternal antigen akan menimbulkan respon imun dengan mengaktivasi sel T. hal ini telah didemonstrasikan dengan penggunaan model MHC kelas I, antigen H-Y dan OVA, sebagai antigen paternal Erlebacher, 2007. Pemaparan antigen konsepsi akan membangkitkan toleransi sel T CD8 + . Aktivasi sel ini tidak hanya untuk menginduksi toleransi antigen paternal tetapi juga untuk meregulasi populasi leukosit. Kekurangan maternal CD8 + dengan antibodi α-CD8 akan menginduksi aborsi spontan dan mereduksi perkembangan plasenta. Hal ini menununjukan pentingnya sel ini untuk kelangsungan hidup fetus dan toleransi imun Moldenhauer, 2008. Pada beberapa penelitian ditemukan bahwa penggunaan barier kontrasepsi menyebabkan berkurangnya pemaparan antigen paternal dan faktor imuno- modulating pada semen akan meningkatkan terjadinya preeklampsia sedangkan pemaparan yang lama dapat menurunkan kejadian preeklampsia Yousefi et al, 2006; Sadat et al, 2012. Hasil penelitian Bastani et al 2007 pada wanita primigravida juga menunjukan adanya peningkatan risiko preeklampsia pada penggunanaan kondom atau senggama terputus dan adanya penurunan risiko preeklampsia pada wanita dengan frekuensi koitus sebelum Universitas Sumatera Utara konsepsinya lebih sering. Hal ini menunjukan bahwa penting adanya pemaparan cairan seminal yang lama untuk mengoptimalisasi luaran kehamilan dan menjadi faktor pelindung terjadinya preeklampsia. 4. Faktor paternal primipaternitas Adanya pemaparan sperma dalam jangka watu yang lama akan mengurangi risiko terjadinya preeklampsia. Namun hal tersebut hanya berlaku jika hanya ada satu jenis antigen sperma yang terpapar. Dengan kata lain hanya dari satu paternal antigen. Hal ini terbukti pada kehamilan berikutnya dengan pasangan baru risiko preeklampsia kembali seperti kehamilan pertama karena faktor protektif dari pasangan pertama sudah hilang Dekker dan P.Y.Robillard, 2005. 5. Usia suami 35 tahun Jika dilakukan perbandingan antara usia suami 25-34 tahun dan 35-44 tahun, maka akan didapati risiko preeklampsia meningkat 24 dan jika dibandingkan dengan usia lebih dari 45 tahun maka risikonya meningkat hingga 80. Hal ini dimungkinkan karena adanya kerusakan sperma karena adanya mutasi genetik yang dipengaruhi oleh penuaan atau radiasi lingkungan, panas dan pestisida. Segala penyebab kerusakan tersebut meningkatkan risiko preeklampsia Harlap et al, 2002.

2.3.3 Faktor Eksternal