Keterbatasan penelitian Pembahasan .1 Hasil Analisis

Berdasarkan hasil multivariat analisis menggunakan variabel umur, paritas dan pekerjaan didapatkan bahwa faktor umur merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian preeklampsia dibandingkan dengan faktor paritas dan pendidikan. Hasil ini dinyatakan secara statistik dengan p value = 0,009 dengan OR 3,354. Hasil ini menunjukan bahwa usia yang berisiko 18 tahun dan 35 tahun 3,354 kali berisiko mengalami preeklampsia. Penelitian Langelo, et al 2010 membandingkan besarnya hubungan antara faktor umur, paritas, dan antenatal care dengan kejadian preeklampsia. Hasil yang didapatkan adalah usia merupakan faktor yang paling berpengaruh. Hasil yang diperoleh ialah p = 0,025 dengan OR 2,492.

5.2.2 Keterbatasan penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini ialah rekam medis tidak seluruhnya mencantumkan adanya riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya dan anamnesis yang kurang lengkap mengenai riwayat keluarga. Selain itu penelitian ini tidak mengontrol faktor perancu yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Oleh karena itu peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan hal tersebut jika melakukan penelitian dalam konteks yang sama. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah di paparkan pada bab sebelumnya dapat di ambil beberapa kesimpulan untuk penelitian ini yaitu: 1. Pada penelitian ini umur ibu hamil secara statistik berhubungan dengan kejadian preeklampsia. Usia yang terlalu muda 18 tahun dan tergolong tua 35 tahun memiliki risiko 2,85 kali lebih besar untuk terjadinya preeklampsia. 2. Pada penelitian ini paritas secara statistik tidak memiliki hubungan dengan preeklampsia namun masih merupakan faktor risiko. 3. Pada penelitian ini pekerjaan secara statistik berhubungan dengan kejadian preeklampsia. Wanita yang bekerja mengurangi risiko preeklampsia karena merupakan faktor protective bukan faktor risiko. 4. Pada penelitian ini pendidikan secara statistik tidak berhubungan dengan kejadian preeklampsia namun masih merupakan faktor risiko terjadinya preeklampsia.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka rekomendasi dari peneliti adalah: 1. Puskesmas sebagai layanan primer dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap kejadian preeklampsia di daerah lingkupan kerja dengan melakukan penyuluhan mengenai faktor risiko preeklampsia dan menganjurkan konseling antenatal care secara teratur empat kali selama masa kehamilan. 2. Dianjurkan kepada wanita untuk merencanakan kehamilan pada usia 18-35 tahun. 3. Setiap wanita sebaiknya memiliki pengetahuan yang baik dengan lebih banyak mencari informasi untuk menjaga dirinya dari segala jenis penyakit yang mungkin akan timbul dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan. 4. Penelitian berikutnya dapat melakukan penelitian multicenter dengan menilai setiap faktor risiko secara bersamaan serta mencantumkan jenis pekerjaan yang cenderung menyebabkan risiko preeklampsia. Universitas Sumatera Utara