BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1. Analisis Pencahayaan Aktual
Perhitungan iluminasi dilakukan pada dua area, area I adalah stasiun pemotongan dan area II adalah area kerja operator. Perhitungan rata-rata pada
kedua area dilakukan untuk mengetahui jumlah iluminasi dan membandingkan dengan standar Kepmenkes Nomor 1405MENKESSKXI2002. Kedua area
menggunakan lampu phillips essential 23 watt sebanyak 2 buah dengan tinggi 9 meter. Pengukuran iluminasi dilakukan pada waktu antara 09:00-10:00, 10:00-
11:00, 11:00-12:00, 12:00-13:00, 13:00-14:00, 14:00-15:00, 15:00-16:00. Pengukuran iluminasi pada kedua area dilakukan selama 3 hari dengan
menggunakan 6 titik pengukuran. Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan rata-rata iluminasi yang lebih akurat. Iluminasi rata-rata stasiun pemotongan
adalah 37.3 lux dan area kerja operator adalah 27.7 lux. Iluminasi kedua area masih jauh dari standar minimum penerangan pada industri menurut kepmenkes
dengan standar sebesar 200 lux, untuk itu perlu dilakukan perbaikan pencahayaan. Hal tersebut terjadi dipengaruhi oleh jarak lampu ke bidang kerja yang cukup
jauh, jumlah lampu yang tidak sesuai digunakan untuk luas ruangan kedua area dan jumlah lumen dari jenis lampu yang digunakan tidak mencukupi ruangan
kedua area.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Analisis Perhitungan Angka Reflektansi
Angka reflektansi dipengaruhi oleh jenis bahan, warna dan tingkat kebersihan media pantul cahaya. Bidang yang diukur angka reflektansinya adalah
lantai, langit-langit dan dinding. Kedua area menggunakan semen pada lantai, batu tembok pada dinding dan alumunium pada langit-langit tetapi kedua area
memiliki luas yang berbeda sehingga memiliki angka reflektansi yang berbeda. Tabel angka refektansi total pada kedua area dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Angka Reflektansi Total Kedua Area Departemen
Bidang Pengukuran
Bilangan pantul
total 100
Rekomendasi
Stasiun Pemotongan
Langit- Langit
0.50 80-90
Area Operator Langit-
Langit 0.53
80-90
Reflektansi total langit-langit kedua area nilainya adalah sebesar 0.50 dan 0.53, material yang digunakan adalah logam aluminium. Dari tabel di atas dapat
diketahui bahwa angka reflektansi material yang digunakan dibawah nilai yang direkomendasikan. Hal tersebut terjadi karena material yang digunakan untuk
langit-langit dalam keadaan kotor karena tertutupi oleh debu, sehingga menurunkan kemampuan material objek tersebut untuk memantulkan cahaya ke
sekelilingnya. Untuk meningkatkan angka reflektansi pada material objek dapat dilakukan dengan membersihkan langit-langit lantai produksi. Pembersihan
material setiap objek pada lantai produksi sebaiknya dilakukan dalam waktu yang berkala dan teratur agar meningkatkan angka reflektansi pada setiap material
objek.
Universitas Sumatera Utara
6.3. Analisis Pemilihan Jenis Lampu