Analisis Pemilihan Jenis Lampu

6.3. Analisis Pemilihan Jenis Lampu

Alternatif pemilihan lampu pada kedua area didasarkan atas kondisi aktual di pabrik dimana jarak lampu adalah 9 meter. Berdasarkan perbandingan keuntungan dan kerugian jenis lampu pada Tabel 3.6. diperoleh bahwa pemilihan lampu yang tepat diusulkan pada penelitian ini adalah jenis lampu LED. Pada stasiun pemotongan jenis lampu alternatif I dan alternatif II yang dipilih adalah Philips jenis 1xLED88940 AC-MLO dan Philips jenis 1xLED90S840 PSD NB dengan jarak lampu 9 meter. Rancangan pencahayaan secara general yang diaplikasikan pada alternatif I dan alternatif II menggunakan lampu yang disusun untuk menerangi keseluruhan stasiun pemotongan. Simulasi iso contour menunjukkan iluminasi stasiun pemotongan telah memenuhi standar secara keseluruhan yaitu 279 lux dan 316 lux dapat dilihat pada Gambar 5.10 dan Gambar 5.12. Pada alternatif I hasil simulasi iso contour menunjukkan banyak area kosong yang tidak memiliki operator mendapatkan jumlah cahaya yang tinggi karena banyak nya jumlah lampu yang digunakan, dan hal tersebut merupakan sebuah pemborosan. Pada alternatif II hasil simulasi iso contour menunjukkan banyak area kosong yang tidak memiliki operator mendapatkan jumlah cahaya yang tinggi dan cahaya jatuh tidak fokus pada area kerja operator atau area yang memiliki operator, untuk itu alternatif I dan II tidak dapat diterima sebagai rancangan usulan. Rancangan pencahayaan yang diaplikasikan pada alternatif III dan alternatif IV menggunakan lampu yang disusun untuk menerangi area kerja Universitas Sumatera Utara operator. Pada area alternatif III jenis lampu yang diusulkan adalah Philips jenis 1xLED90S840 PSD NB yang baik dalam meningkatkan tingkat iluminasi dengan jarak lampu 9 meter. Simulasi iso contour menunjukkan rata-rata iluminasi area kerja operator 215 lux dapat dilihat pada Gambar 5.13. Iluminasi area kerja operator telah memenuhi standar secara keseluruhan, sedangkan pada alternatif IV digunakan Lampu Philips jenis LED 8 watt dengan jarak 30 cm dari pandangan operator. Pada alternatif III hasil simulasi iso contour menunjukkan cahaya jatuh tidak fokus pada area kerja operator karena pada alternatif III jarak antara bidang kerja ke sumber cahaya 9 meter sedangkan pada alternatif IV yang tidak menggunakan simulasi namun dilakukan dengan cara mengidentifikasi, dan diperoleh jarak antara bidang kerja dengan sumber cahaya 30 cm dari jarak pandang operator dan cahaya jatuh fokus pada area kerja operator. Nilai rata-rata iluminasi area kerja operator meningkat menjadi 224 lux dimana nilai yang dihasilkan melewati standar iluminasi minimum yang dianjurkan oleh Kepmenkes Nomor 1405MENKESSK2002 untuk itu alternatif IV pada area kerja operator diterima sebagai rancangan usulan. Operator stasiun pemotongan berjumlah 2 orang terdapat 2 mesin potong, maka terdapat dua area kerja operator sehingga jumlah lampu pada area kerja operator dikali dua untuk setiap alternatif nya. Alternatif pemilihan lampu dan jumlah lumen yang dibutuhkan setiap jenis lampu pada stasiun pemotongan dan area kerja operator dapat dilihat pada Tabel 6.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.2. Pemilihan Lampu dan Jumlah Lumen Kedua Area Departemen Alternatif Jenis lampu Jarak Lampu Jumlah Cahaya yang diperlukan lux Nominal luminous flux Jumlah bola lampu unit Stasiun pemotongan Alternatif I 1xLED88940 AC-MLO 9 meter 73456.79 6300 12 Alternatif II 1xLED90S840 PSD NB 9 meter 73456.79 9000 8 Area Kerja Operator Alternatif III 1xLED88940 AC-MLO 9 meter 9529.24 6300 2 Alternatif IV LED 8 watt 30 sentimeter 9529.24 2400 4 Lampu Philips jenis LED 8 watt memiliki daya penerangan setara lampu jenis Philips essential 50 watt dan memiliki nominal luminous flux 2400. Jumlah lampu yang dibutuhkan pada alternatif IV adalah 2 unit pada setiap operatornya, sehingga lampu yang dibutuhkan pada kedua operator pada area kerja operator adalah 4 unit. Jika dibandingkan dengan alternatif III jumlah lampu yang dibutuhkan alternatif IV lebih banyak, namun nilai nominal luminous flux alternatif IV lebih sedikit sehingga jenis lampu pada alternatif IV tidak memancarkan paparan panas yang besar dari lampu sehingga operator tidak mengalami kepanasan saat bekerja.

6.4. Analisis Penggunaan Energi Listrik dan Biaya Listrik