54
stabilitas nilai tukar rupiah dan optimisme terhadap perekonomian nasional melalui penetapan kebijakan bahwa para eksportir harus menggunakan perbankan
dalam negeri di dalam aktivitas ekspornya. Namun eksportir tidak menggunakan perbankan dalam negeri karena bank dalam negeri tidak mampu memberikan
fasilitas yang memadai dalam bertransaksi ekspor-impor sebagaimana yang dilakukan oleh bank di luar negeri. Dalam hal ini, bank korespondensi yang
dimiliki di dalam negeri terbatas dan insentif yang tidak kompetitif jika dibandingkan dengan bank di luar negeri. Kondisi ini mengakibatkan devisa yang
bersumber dari ekspor barang tidak sepenuhnya dinikmati oleh Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut dan meningkatkan cadangan devisa, pemerintah
Indonesia melalui Bank Indonesia menetapkan Peraturan Bank Indonesia No 1320PBI2011, yang mewajibkan transaksi atas devisa yang diterima dari hasil
ekspor dan utang luar negeri harus melalui bank devisa di dalam negeri.
3.4.2. Pengaruh Pendalaman Sektor Keuangan Terhadap Nilai Tukar Riil Rupiah
Untuk variabel pendalaman sektor keuangan nilai t
hitung
2,618 t
tabel
2,262 dengan tingkat signifikansi sig sebesar 0,034 0,05, sehingga H ditolak
dan H
a
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendalaman sektor keuangan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap stabilisasi nilai tukar riil Rupiah di
Indonesia. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Asmanto dan Suryandari 2008 yang menyimpulkan bahwa financial deepening berpengaruh signifikan
terhadap stabilisasi nilai tukar riil rupiah di Indonesia. Hasil penelitian ini juga
Universitas Sumatera Utara
55
mendukung penelitian Ruslan 2011, yang menyimpulkan bahwa financial deepening berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar mata uang. Pendalaman
sektor keuangan dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri, hal ini tercapai bilaman diikuti dengan intermediasi perbankan dan invesasi yang sesuai dengan
kinerja perekonomian nasional. Jika kondisi perekonomian nasional membaik, maka pendalaman sektor keuangan meningkat, sehingga nilai tukar riil rupiah
meningkat. 3.4.3. Pengaruh Gejolak Nilai Tukar Perdagangan Terhadap Nilai Tukar Riil
Rupiah
Untuk variabel gejolak nilai tukar perdagangan nilai t
hitung
-2,420 t
tabel
2,262 dengan tingkat signifikansi sig sebesar 0,046 0,05, sehingga H ditolak
dan H
a
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa gejolak nilai tukar perdagangan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap stabilisasi nilai tukar riil Rupiah di
Indonesia. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Asmanto dan Suryandari 2008 yang menyimpulkan bahwa gejolak nilai tukar perdagangan berpengaruh
signifikan terhadap stabilisasi nilai tukar riil rupiah di Indonesia. Perbaikan nilai tukar perdagangan dalam artian ekspor meningkat, dapat
meningkatkan aliran modal masuk yang berasal dari perdagangan yang selanjutnya dapat mengapresiasi nilai tukar riil. Gejolak nilai tukar perdagangan
dipengaruhi oleh nilai perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain. Gejolak nilai tukar perdagangan diukur dari perbandingan
antara nilai ekspor dengan nilai impor. Untuk meningkatkan nilai tukar riil rupiah,
Universitas Sumatera Utara
56
negara Indonesia berusaha meningkatkan ekspor ke negara lain. Dalam hal ini, pemerintah perlu meningkatkan penerimaan ekspor Indonesia dengan
menciptakan suatu iklim yang memungkinkan ekspor Indonesia meningkat secara terus menerus dan stabil. Perlunya menjaga harga komoditas ekspor Indonesia
agar tetap kompetitif di pasar internasional. Peningkatan ekspor dapat memperbaiki nilai tukar perdagangan, sehingga permintaan terhadap mata uang
Rupiah meningkat, sehingga nilai tukar riil rupiah meningkat.
Universitas Sumatera Utara
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Persamaan regresi linear berganda yang diperoleh adalah Y = 2.056,679 +
0,030X
1
+ 139,290X
2
– 23,782X
3
. Hal ini berarti bahwa jika cadangan devisa dan pendalaman sektor keuangan meningkat, maka nilai tukar riil rupiah naik.
Akan tetapi, jika gejolak nilai tukar perdagangan meningkat, maka nilai tukar rupiah turun.
2. Hasil uji t, menunjukkan bahwa variabel cadangan devisa, pendalaman sektor
keuangan dan gejolak nilai tukar perdagangan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap stabilisasi nilai tukar riil Rupiah di Indonesia.
3. Hasil uji F, menunjukkan bahwa variabel cadangan devisa, pendalaman sektor
keuangan dan gejolak nilai tukar perdagangan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap stabilisasi nilai tukar riil Rupiah di Indonesia.
5.2. Saran
Adapun saran yang diberikan sebagai bahan pertimbangan kepada Bank Indonesia dan pemerintah negara Republik Indonesia adalah:
1. Hendaknya Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter mampu
menjaga cadangan devisa yang cukup dan stabil, sehingga bank sentral mampu menjaga stabilitasi nilai tukar riil rupiah.
Universitas Sumatera Utara