16
terms of trade shock, maka negara dengan sektor keuangan yang dalam akan mampu menstabilkan nilai tukarnya secara otomatis melalui mekanisme pasar.
2.3. Gejolak Nilai Tukar Perdagangan
Perdagangan internasional memberikan gambaran tentang hubungan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain. Perdagangan
internasional membahas tentang keseimbangan neraca perdagangan internasional, blok perdagangan dan kebijakan pemerintah suatu negara dalam mengatur
perdagangan internasionalnya. Perdagangan internasional membahas masalah- masalah yang berkaitan dengan hubungan ekonomi antara satu negara dengan
negara lain, kegiatan pertukaran hasil output satu negara dengan yang lain, pertukaran saran dan faktor produksi, serta hubungan kredit konsekuensi utang-
piutang. Feriyanto 2015:10, menyatakan “perdagangan internasional adalah
kegiatan perekonomian dan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama”.
Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan, antar individu dengan pemerintah suatu negara dan pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain. Jika dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas negara, barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara ke negara
lain melalui bermacam peraturan, serta antara satu negara dengan negara lain terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, hukum
Universitas Sumatera Utara
17
dalam perdagangan dan sebagainya. Setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tentunya akan memperoleh manfaat bagi negara tersebut.
Feriyanto 2015:11, menyatakan manfaat melakukan perdagangan internasional adalah:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri.
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan.
4. Transfer teknologi modern.
Setiap negara dalam kehidupan di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negara-negara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerja sama atau
interaksi itu berbentuk perdagangan antar negara atau yang lebih dikenal dengan istilah perdagangan internasional.
Terdapat beberapa konsep tentang nilai tukar perdagangan terms of trade, TOT. Konsep pertama merupakan konsep yang paling umum digunakan, yaitu
net barter terms of trade atau juga dapat disebut commodity terms of trade. Net barter terms of trade adalah perbandingan antara indeks harga ekspor dengan
indeks harga impor. Kenaikan ekspor menunjukkan perbaikan di dalam nilai tukar perdagangan, artinya untuk sejumlah tertentu ekspor dapat diperoleh jumlah
impor yang lebih banyak dengan melalui hubungan harga Nopirin dalam Asmanto dan Suryadari, 2008:126. Formulasinya sebagai berikut:
100 ×
= Pm
Px N
Di mana, Px adalah indeks harga ekspor; Pm adalah indeks harga impor; dan 100 adalah indeks tahun dasar. Bila N 100 atau terjadi kenaikan net barter terms of
Universitas Sumatera Utara
18
trade, berarti terjadi perkembangan perdagangan luar negeri yang positif karena dengan nilai ekspor tertentu diperoleh nilai impor yang lebih besar.
Konsep kedua adalah gross barter terms of trade merupakan perbandingan antara indeks volume impor dengan indeks volume ekspor. Konsep ini menjadi
tidak penting karena kurang memberikan gambaran tentang perubahan harga. Oleh karena itu, apabila konsep terms of trade tanpa diberi penjelasan apa-apa
maka yang dimaksud adalah konsep net barter terms of trade. Konsep ketiga adalah income terms of trade yang dapat dituliskan dengan
rumus sebagai berikut :
Qx Pm
Px Qx
N I
× =
× =
Dimana: N adalah net barter terms of trade; Px adalah indeks harga ekspor; Pm adalah indeks harga impor; dan Qx adalah indeks kuantitas ekspor. Berdasarkan
konsep ini, kenaikan income terms of trade menunjukkan bahwa suatu negara dapat memperoleh jumlah impor yang lebih besar dengan dasar kenaikan nilai
ekspornya. Bagi negara-negara yang sedang berkembang, selain variabel harga juga
sangat penting untuk menilai terms of trade ini dengan mempertimbangkan volume ekspornya karena kenaikan harga ekspor yang tinggi mungkin diimbangi
dengan turunnya volume ekspor. Asmanto dan Suryadari 2008:126 menyatakan bahwa perbaikan TOT
dapat timbul sebagai akibat: 1.
Harga ekspor naik sedang harga impor tetap; 2.
Harga ekspor tetap sedang harga impor turun;
Universitas Sumatera Utara
19
3. Harga ekspor naik dengan proporsi yang lebih besar daripada naiknya
harga impor; 4.
Harga ekspor turun dengan proporsi yang lebih kecil daripada turunnya harga impor.
Mekanisme bagaimana TOT dapat berpengaruh pada nilai tukar riil adalah dapat dilihat dari sebuah mekanisme sederhana yaitu perbaikan TOT akan
meningkatkan aliran modal masuk yang berasal dari perdagangan yang selanjutnya dapat mengapresiasi nilai tukar riil dan sebaliknya. Memburuknya
TOT akan mengakibatkan permintaan valuta asing meningkat, sehingga akan mendepresiasi nilai tukar riil. Terkait dengan jenis produksi yang diperdagangkan,
maka secara umum nilai tukar perdagangan komoditi commodity terms of trade atau net barter terms of trade negara-negara berkembang cenderung mengalami
kemerosotan dari waktu ke waktu. Salah satu penyebab utamanya adalah sebagian besar atau bahkan semua kenaikan produktivitas yang terjadi di negara-negara
maju dialirkan ke para pekerjanya dalam bentuk upah dan pendapatan yang lebih tinggi, sedangkan sebagian besar atau seluruh kenaikan produktivitas yang
berlangsung di negara-negara berkembang diwujudkan sebagai harga-harga
produk yang lebih murah.
2.4. Nilai Tukar Riil
Perubahan kecil dalam nilai mata uang akibat kekuatan pasar tidak mengharuskan bank sentral melakukan intervensi pasar mata uang luar negeri.
Masyarakat atau lembaga keuangan dapat menjual atau membeli mata uang luar negeri untuk mencegah perubahan besar dari nilai tukar mata uang dalam jangka
Universitas Sumatera Utara
20
panjang. Suatu negara yang mengalami surplus neraca pembayaran tidak menginginkan nilai tukar mata uang negara tersebut apresiasi karena harga produk
ekspor menjadi relatif lebih mahal. Apresiasi nilai tukar mata uang akan mengurangi penjualan perusahaan dan surplus neraca pembayaran internasional,
jumlah pengangguran naik dan diikuti oleh penjualan mata uang domestik pada pasar uang luar negeri untuk meningkatkan cadangan internasional. Sebaliknya,
negara yang mengalami defisit neraca pembayaran internasional tidak menginginkan nilai tukar mata uang negara tersebut depresiasi karena harga relatif
produk impor menjadi lebih mahal dan menciptakan stimulus inflasi. Manurung 2009:274, menyatakan bahwa “suatu negara sering kali membeli mata uang
domestik pada pasar uang luar negeri dan melepas cadangan internasional untuk menjaga nilai tukar suatu mata uang tetap tinggi atau kuat”.
Sistem keuangan internasional sekarang adalah sistem nilai tukar tetap dan fleksibel. Fluktuasi nilai tukar merupakan respon kekuatan pasar, bukan
ditentukan oleh aksi jual beli mata uang. IMF sebagai pemberi pinjaman internasional tidak pernah menganjurkan agar nilai mata uang suatu negara tetap.
IMF secara langsung menyediakan pinjaman kepada negara yang mengalami defisit necara pembayaran internasional. Sisi lain yang penting dari sistem
keuangan internasional sekarang ini adalah keberlanjutan sistem transaksi keuangan internasional dengan konversi dalam bentuk emas. Sejak tahun 1970,
IMF telah menerbitkan suatu kertas emas sebagai subsitusi emas yang dikenal sebagai hak penarikan khusus Special Drawing Right-SDR. Mirip seperti emas,
fungsi SDR adalah cadangan internasional. SDR diterbitkan oleh IMF bilamana
Universitas Sumatera Utara
21
diputuskan untuk meningkatkan cadangan internasional, perdagangan dunia dan pertumbuhan ekonomi. Penggunaan emas dalam transaksi internasional masih
dilakukan oleh IMF dengan cara menghilangkan harga resmi emas sejak tahun 1975 dan penjualan emnas. Sekarang ini harga emas ditentukan oleh kekuatan
pasar, spekulator dapat membeli atau menjual emas sesuai dengan kekuatan pasar. Manurung 2009:277, menyebutkan bahwa pertimbangan nilai tukar mata
uang penting dalam sistem nilai tukar fleksibel karena nilai tukar mata uang memainkan peranan penting terhadap kebijakan moneter. Jika bank sentral tidak
menginginkan nilai tukar mata uang depresiasi maka kontraksi moneter perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah penawaran uang dan meningkatkan tingkat
suku bunga domestik. Apresiasi nilai tukar mata uang domestik akan mengurangi persaingan industri domestik, tetapi arus modal masuk akan naik sehingga
ekspansi moneter dari bank sentral perlu untuk mendorong depresiasi nilai tukar mata uang domestik. Sebaliknya, depresiasi nilai tukar mata uang domestik akan
meningkatkan persaingan industri domestik tetapi arus modal masuk turun, sehingga kontraksi moneter dari bank sentral perlu untuk mendorong apresiasi
nilai tukar mata uang domestik. Dengan demikian, salah satu tujuan kebijakan moneter dari bank sentral adalah menjaga stabilitas nilai tukar mata uang dalam
jangka panjang. Supriana 2008:201, menyatakan bahwa “nilai tukar atau kurs valuta
asing menunjukkan harga atau nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain”. Nilai tukar valuta asing dapat juga didefinisikan
sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang
Universitas Sumatera Utara
22
dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Nilai tukar antar dua negara akan berubah seiring dengan berubahnya waktu.
Supriana 2008:202, menyatakan nilai tukar valuta asing dapat dibedakan menjadi 2 dua yaitu:
1. Sistem nilai tukar tetap fixed exchange rate.
Dalam sistem ini nilai tukar ditentukan oleh pemerintah. Pemerintah melakukan intervensi dalam menentukan nilai tukar valuta asing.
Tujuannya adalah untuk memastikan nilai tukar yang terjadi tidak memberikan pengaruh yang buruk terhadap perekonomian.
2. Sistem nilai tukar mengambang flexible exchange rate.
Dalam sistem ini, nilai tukar ditentukan oleh besarnya jumlah permintaan dan jumlah penawaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran uang asing menjadi faktor-faktor yang menentukan besarnya nilai tukar uang asing. Sistem ini tidak
membutuhkan cadangan devisa dan bank sentral juga tidakperlu mengintervensi pasar karena kurs mata uang ditetapkan oleh interaksi
antara permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Setiap negara memiliki sebuah mata uang yang menunjukkan harga-harga
barang dan jasa. Nilai tukar diartikan sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar nominal biasa disebut nilai tukar Pugel dalam
Asmanto dan Suryandari, 2008:128. Nilai tukar nominal merupakan harga relatif dimana seseorang dapat memperdagangkan mata uang suatu negara dengan mata
uang lainnya. Nilai tukar riil rupiah diperoleh dengan mengalikan antara nilai
Universitas Sumatera Utara
23
tukar nominal dalam negeri dengan Consumer Price Index CPI luar negeri dibagi dengan CPI dalam negeri, atau dengan rumus:
DN LN
CPI CPI
Nominal Kurs
× =
RER Perubahan dalam permintaan dan penawaran valuta asing menyebabkan
perubahan dalam nilai tukar valuta asing. Supriana 2008:202 menyatakan faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing adalah:
1. Perubahan preferensi masyarakat
Cita rasa masyarakat mempengaruhi pola konsumsi mereka atas barang- barang yang diproduksi, di dalam negeri atau barang impor. Perbaikan kualitas
barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat untuk mengimpor bertambah besar. Pertumbuhan impor membutuhkan valuta asing dalam
jumlah yang lebih besar. Hal ini menyebabkan permintaan valuta asing bertambah, sehingga harga valuta asing meningkat. Perubahan-perubahan ini
akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. 2.
Perubahan harga barang ekspor dan impor Harga sesuatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
apakah suatu barang akan diimpor atau diekspor. Sesuai dengan teori permintaan dan penawaran barang dalam negeri yang dijual dengan harga
relatif murah akan menaikkan jumlah ekspor dan bila harganya naik, maka jumlah ekspor berkurang. Naik turunnya harga barang ekspor dan impor akan
mempengaruhi penawaran dan permintaan atas mata uang negara tersebut. 3.
Kenaikan harga umum inflasi
Universitas Sumatera Utara
24
Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada nilai tukar. Inflasi cenderung untuk menurunkan nilai tukar. Inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri
relatif lebih mahal dari harga-harga di luar negeri oleh karena itu inflasi cenderung meningkatkan impor. Inflasi juga menyebabkan harga-harga barang
ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi cenderung mengurangi ekspor. Hal ini menyebabkan permintaan atas valuta asing meningkat.
Peningkatan permintaan akan menyebabkan harga juga meningkat. 4.
Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi Naik turunnya suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting
perannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri
mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara
itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke dalam suatu negara, permintaan ke atas mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang negara tersebut akan
meningkat. Nilai mata uang suatu negara akan merosot, apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri dari pada ke dalam negeri, karena suku
bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi di negara lain jika dibandingkan dengan dalam negeri.
5. Pertumbuhan ekonomi
Pengaruh pertumbuhan ekonomi kepada nilai tukar mata uang tergantung kepada penyebab pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila pertumbuhan
ekonomi disebabkan oleh perkembangan ekspor, maka permintaan ke atas mata uang negara itu akan naik. Jika pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh
Universitas Sumatera Utara
25
impor yang berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara lebih cepat bertambah dari permintaannya dan oleh karenanya nilai mata uang
negara tersebut akan merosot.
2.5. Peneliti Terdahulu