Analisis Deskriptif Uji Asumsi Klasik

35 2015. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. 2. Jika d terletak antara dU dan 4-dU maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. 3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi Nazaruddin dan Basuki, 2015. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolute residual dengan variabel-variabel independen dalam model.

3. Uji Hipotesis

Pengolahan data dalam penelitian ini akan menggunakan dua tahap, yaitu:

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda merupakan analisis regresi dengan dua atau lebih variabel independen Nazaruddin dan Basuki, 2015. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel dari mekanisme corporate governance, ukuran dewan komisaris, 36 ukuran komite audit, proporsi komisaris independen dan jumlah rapat komite audit terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS. Model persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: Keterangan: β = konstanta β = koefisien regresi MDSCORE = Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure UDK = Ukuran Dewan Komisaris PKI = Proporsi Komisaris Independen UKA = Ukuran Komite Audit JRKA = Jumlah Rapat Komite Audit PROF = Profitabilitas LEV = Leverage ε = Error Kesalahan Pengganggu

b. t-test

Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda Ghozali,

2007. MDSCORE = β

+ β 1 UDK + β 2 PKI + β 3 UKA+ β 4 JRKA+ β 5 PROF+ β 6 LEV+ε 37 Adapun rumus uji beda t-test adalah sebagai berikut : Alat statistik ini digunakan untuk menguji perbedaan level pengungkapan wajib oleh perusahaan Indonesia dan Malaysia. Kriteria pengujian : 1. Jika probabilitas 0,05, maka H tidak diterima, jadi variance sama. 2. Jika probabilitas 0,05, maka H ditolak, jadi variance berbeda

c. Chow Test

Uji Chow merupakan alat untuk menguji test for equality of coefficients atau uji kesamaan koefisien. Uji ini dilakukan untuk menguji model regresi untuk kelompok yang digunakan dimana dalam penelitian ini ada dua kelompok yakni perusahaan manufaktur di Indonesia dan Malaysia. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan syarat sebagai berikut ini:

1. Bila F hitung F tabel, maka mandatory disclosure berbeda secara

signifikan antara perusahaan manufaktur di Indonesia dan perusahaan manufaktur di Malaysia.

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AUDIT FEE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia Tahun 2014-2015)

0 8 22

PENGARUH DIVERSIFIKASI GEOGRAFIS, DIVERSIFIKASI OPERASI DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek Indonesia, Bursa Efek Australia dan Bursa Efek Singapura tahun 2014)

0 6 171

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA DAN MALAYSIA (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia tahun 2013-2015)

3 30 146

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AUDIT FEE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia Tahun 2014-2015)

1 27 113

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015)

5 18 117

PERAN STUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DALAM TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 2 73

Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Corporate Governance Disclosure Studi Empiris Pada Perusahaan Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 0 73

PERAN STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DALAM TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 0 17

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DICLOSURE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA SKRIPSI

0 1 16

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS

0 0 19