Hubungan jumlah rapat audit dengan tingkat kepatuhan mandatory disclosure

24 meningkat sebesar 16,5 dari posisi ditahun 2007. Kapitalisasi pasarnya mencapai 45,18 dari PDB pada tahun 2012, sedangkan rata-rata dunia sebesar 73,92. Dalam pasar modal Malaysia mengalami penurunan jumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Malaysia, pada tahun 2007 tercatat 1.036 perusahaan sedangkan pada tahun 2012 menjadi 921 perusahaan. Kapitalisasi pasar mencapai 156,94 dari PDB tahun 2012. Di Indonesia, bursa efek mulai mengadakan Capital Market Awards dan IICD Corporate Governance Award, dan IICG Award-Most Trusted Award sebagai penilaian yang dilakukan berdasarkan pada pengungkapan praktik tata kelola perusahaan. Instrumen penilaian adalah Corporate Governance Scorecard yang juga digunakan oleh Institute of Directors lainnya di beberapa negara ASEAN. Sedangkan di Malaysia, terdapat Malaysia Sustainability Reporting Awards MASRA memberikan penghargaan kepada perusahaan yang memiliki prospek baik dalam pelaporan keberlanjutan perusahaan, menyajikan laporan keuangan secara lengkap, termasuk lingkungan, ekonomi, dan sosial, serta meningkatkan kesadaran tentang isu- isu transparansi didalam perusahaan. Financial Reporting Foundation FRF dan Malaysian Accounting Standards Board MASB pada tahun 2008 telah mengumumkan pernyataan rencana Malaysia untuk konvergensi penuh dengan International Financial Reporting Standard IFRS pada 1 Januari 2012. Malaysian Accounting Standards Board MASB telah memasukkan ketentuan standar internasional ke dalam standar lokal akuntansi di Malaysia, dan MASB yakin bahwa dengan sepenuhnya mengadopsi IFRS, modal Malaysia dan keuangan pasar akan lebih meningkat. Kepatuhan dengan IFRS, yang digunakan oleh lebih dari seratus negara di seluruh dunia, akan memfasilitasi komparatif dan meningkatkan transparansi, kemudahan komunikasi, melintasi 25 perbatasan listing, mendorong arus modal. Untuk memfasilitasi perubahan bertahap ke IFRS, tanggal efektif untuk menerapkan FRS 139 Financial Instruments: Pengakuan dan pengukuran setara Malaysia dari IAS 39 akan menjadi 1 Januari 2010. Pada 2012, semua standar akuntansi yang berlaku disetujui perusahaan publik, anak perusahaan, dan entitas publik lain akan menerapkan IFRS sepenuhnya. Dengan menerapkan FRS 139 tahun 2010, dan lebih lanjut 2 tahun untuk mengadopsi standar yang tersisa, 2012 dipertimbangkan sebagai tanggal yang tepat untuk konvergensi. MASB berharap bahwa dengan pemberitahuan lebih dahulu, perusahaan akan memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan diri dalam melakukan perubahan. Sedangkan di Indonesia, pada tahun 2008 dilakukan adopsi seluruh IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku. Kemudian pada tahun 2011, dilakukan penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS. Tahun 2012, penerapan PSAK berbasis IFRS secara bertahap, dan mengevaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis kelima penelitian ini adalah: H 5a : Terdapat perbedaan secara signifikan tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS di Indonesia dan Malaysia. H 5b : Terdapat perbedaan signifikan pengaruh mekanisme corporate governance terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS di Indonesia dan Malaysia. 26

D. Model Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.1 Model Penelitian Gambar 2.2 Model Penelitian Gambar 2.3 Model Penelitian Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure Konvergensi IFRS di Indonesia Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure Konvergensi IFRS di Malaysia H 5a Proporsi Komisaris Independen Ukuran Dewan Komisaris Ukuran Komite Audit Tingkat kepatuhan Mandatory Disclosure Konvergensi IFRS di Indonesia dan Malaysia Jumlah Rapat Komite Audit H 1 H 2 H 3 H 4 + + + + Corporate governance di Indonesia H 5b Corporate governance di Malaysia 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. ObjekSubjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, Bursa Malaysia Kuala Lumpur Stock Exchange tahun 2012-2014.

B. Jenis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder. Data tersebut bersumber dari Bursa Efek Indonesia BEI, dan Kuala Lumpur Stock Exchange KLSE dan tidak didapat langsung dari perusahaan.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian ini secara non probability sampling melalui metode purposive sampling artinya bahwa pengambilan sampel bertujuan dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu Jogiyanto, 2013. 30 Kriteria-kriteria yang ditetapkan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan Manufaktur yang telah mempublikasikan laporan

tahunan annual report pada tahun 2012-2014 di BEI dan Bursa Malaysia. 2. Memiliki data-data lengkap terkait dengan variabel-variabel yang diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan cara dokumentasi yaitu mendownload laporan tahunan perusahaan Manufaktur tahun 2012- 2014 melalui situs www.idx.com dan www.bursamalaysia.com.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure Konvergensi IFRS Mandatory Disclosure Konvergensi IFRS diukur dengan menggunakan teknik Scoring, yakni jika item mandatory disclosure diungkapkan perusahaan diberi angka 1 dan bila tidak diberi angka 0, serta NA jika item tersebut tidak dapat diterapkan dalam perusahaan Apostolou dan Napoulos, 2009. Pengukuran mandatory disclosure perusahaan dalam penelitian ini menggunakan indeks PriceWaterhouse PWC.

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AUDIT FEE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia Tahun 2014-2015)

0 8 22

PENGARUH DIVERSIFIKASI GEOGRAFIS, DIVERSIFIKASI OPERASI DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek Indonesia, Bursa Efek Australia dan Bursa Efek Singapura tahun 2014)

0 6 171

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA DAN MALAYSIA (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia tahun 2013-2015)

3 30 146

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AUDIT FEE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia Tahun 2014-2015)

1 27 113

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015)

5 18 117

PERAN STUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DALAM TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 2 73

Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Corporate Governance Disclosure Studi Empiris Pada Perusahaan Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 0 73

PERAN STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DALAM TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 0 17

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DICLOSURE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA SKRIPSI

0 1 16

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS

0 0 19