Gambar 2.1 Reaksi polimerisasi Cis-1,4 Isoprena menjadi Cis-1,4 Isopropena Simpson, 2002
Bahan-bahan selain karet yang terdapat di dalam lateks, seperti lipid dapat berperan sebagai antioksidan. Sedangkan protein,selain berfungsi sebagai
penstabil sistem koloid lateks juga berperan sebagai bahan yang mempercepat proses vulkanisasi pada pembuatan barang jadi karet. Protein dan lipid yang ada
di dalam lateks dapat membentuk senyawa fosfoliprotein, berupa membran bermuatan negatif yang melapisi partikel karet.
2.1.1 Sifat Fisika dan Kimia Karet Alam
Karet alam dikenal sebagai elastomer yang memiliki sifat lunak tetapi cukup kenyal sehingga akan kembali ke bentuknya semula setelah di ubah-ubah
bentuk. Perlakuan secara kimia terhadap karet alam menggambarkan jenis proses yang digunakan untuk memperbaiki sifat polimer.
Karet alam termasuk ke dalam kelompok elastomer yang berpotensi besar dalam perindustrian. Struktur molekulnya berupa jaringan dengan berat molekul
tinggi dan dengan tingkat kristalisasi yang relative tinggi, sehingga mampu menyalurkan gaya-gaya bahkan melawannya jika dikenai beban statis maupun
dinamis. Hal ini menyebabkan karet alam memiliki kuat tarik, daya pantul tinggi, kelenturan, daya cengkeram yang baik, kalor timbul yang rendah, elastisitas
tinggi, daya lekat, daya redam dan kestabilan suhu yang relatif baik. Sifat-sifat unggul ini menyebabkan karet alam banyak digunakan untuk barang-barang
industri terutama ban.
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi, karet alam juga memiliki kelemahan. Karena karet alam merupakan hidrokarbon tidak polar dengan kandungan ikatan tidak jenuh yang
tinggi di dalam molekulnya. Struktur karet alam tersebut menyebabkan keelektronegatifannya rendah, sehingga polaritasnya juga rendah. Kondisi
demikian mengakibatkan karet mudah teroksidasi, tidak tahan panas, ozon, degradasi pada suhu tinggidan pemuaian di dalam pelarut organik. Berbagai
kelemahan tersebut telah membatasi bidang penggunaan karet alam, terutama untuk pembuatan barang jadi karet teknik yang harus tahan lingkungan ekstrim.
Hal ini menyebabkan penggunaan karet alam banyak digantikan oleh karet sintetik Hani, 2009.
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam
belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah
1. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna
2. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah
3. Tidak mudah panas
4. Tidak mudah retak Heru, 2005
2.1.2 Standar Indonesian Rubber SIR