2.8 Maleat Anhidrida
Maleat Anhidrida C
4
H
2
O
3
larut dalam aseton dan air, tidak berwarna atau berwarna putih padat dalam keadaan murni dengan abu yang sangat tajam,
memiliki massa molar 98.06 gmol, berwarna kristal putih dan memiliki densitas 1.314 gcm
3
. Maleat Anhidrida adalah senyawa vinil tidak jenuh yang merupakan bahan mentah dalam sintesa resin polyester, pelapisan permukaan karet sintesis,
bahan aditif dan minyak pelumas, plastisizer, kopolimer dan ikatan ini berperan dalam reaksi adisi.
HC CH
C O
O C
O
Gambar 2.3
Struktur maleat anhidrida Kroschwitz, 1990. Maleat anhidrida telah berkembang di dunia. Maleat anhidrida diproduksi
secara komersil dari oksidasi benzene atau butana. Proses butana dianggap memiliki ekonomi yang unggul dan merupakan proses yang paling disukai oleh
produsen. Namun, sejumlah kecil dihasilkan oleh benzena. Maleat Anhidrida berbau sangat tajam dan beracun sehingga bisa menimbulkan iritasi pada kulit dan
selaput lendir dan juga menyebabkan kebakaran.
2.9 Benzoil Peroksida
Benzoil peroksida merupakan senyawa peroksida yang berfungsi sebagai inisiator dalam proses polimerisasi dan bahan pembentukan ikatan silang dari berbagai
polimer dan materi polimer. Senyawa peroksida ini dapat digunakan sebagai pembentuk radikal bebas. Benzoil peroksida mempunyai waktu paruh yang
dipengaruhi tekanan dan temperatur, waktu paruh relatif kecil 0,37 jam pada temperature 100
C. Inisiator diperlukan dalam pembentukan papan partikel berbahan baku limbah serbuk kayu dan limbah plastikpolipropilena, karena tanpa
adanya inisiator maka kinerja dari kompatibel dalam hal ini Maleat Anhidrida hanya bisa terjadi reaksi esterifikasi dengan gugus OH dari bahan baku sedangkan
reaksi gabungan dengan polipropilena tidak terjadi.
Universitas Sumatera Utara
2.10 Asam Stearat
Asam stearat dengan rumus kimia CH
3
CH
2 16
COOH merupakan padatan putih
yang meleleh pada 72
o
C. Tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam etanol dan eter. Jika ditambahkan garam natrium dan kalium akan membentuk sabun. Asam
ini juga digunakan sebagai bahan pembuatan lilin. Molekul asam stearat memiliki daerah hidrofobik dan hidrofilik sekaligus, dua sifat yang saling bertolak
belakang, atau mempunyai sifat amfipatik karena mengandung gugus karboksilat ionik suka air pada satu ujung dan rantai hidrokarbon hidrofobik Bahl, 2000.
Minyak organik dengan berat molekul yang rendah yang digunakan pada proses pencampuran polimer yaitu asam stearat, lilin, gliserol monostearat,
palmitat, dan garam logam. Salah satu bahan pendispersi atau pelunak yang sering digunakan adalah asam stearat. Asam stearat memiliki sifat bau tajam dan tak
sedap. Anggota deret yang lebih tinggi tidak atsiri, bertitik leleh rendah, dan berwujud padat seperti lilin. Asam stearat C-18 diperoleh dari lemak sapi
Wilbraham, 1992.
2.11 Analisis dan Karakterisasi Bahan Polimer