Akan tetapi, karet alam juga memiliki kelemahan. Karena karet alam merupakan hidrokarbon tidak polar dengan kandungan ikatan tidak jenuh yang
tinggi di dalam molekulnya. Struktur karet alam tersebut menyebabkan keelektronegatifannya rendah, sehingga polaritasnya juga rendah. Kondisi
demikian mengakibatkan karet mudah teroksidasi, tidak tahan panas, ozon, degradasi pada suhu tinggidan pemuaian di dalam pelarut organik. Berbagai
kelemahan tersebut telah membatasi bidang penggunaan karet alam, terutama untuk pembuatan barang jadi karet teknik yang harus tahan lingkungan ekstrim.
Hal ini menyebabkan penggunaan karet alam banyak digantikan oleh karet sintetik Hani, 2009.
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam
belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah
1. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna
2. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah
3. Tidak mudah panas
4. Tidak mudah retak Heru, 2005
2.1.2 Standar Indonesian Rubber SIR
Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam Standar Indonesia Rubber SIR. SIR adalah karet bongkah karet rumah yang telah dikeringkan
dan dikilang menjadi bandela-bandela pada standar spesifikasi mutu kadar kotoran, kadar abu dan kadar zat yang sesuai dengan Standard Indonesian Rubber.
Ketentuan tentang SIR didasarkan pada ketentuan Menteri Perindustrian dan Perdagangan dengan SK No. 143KPV69. Peraturan yang berlaku mulai 18 Juni
1969 menetapkan ketentuan-ketentuan SIR sebagai berikut 1.
Standart Indonesia Rubber SIR adalah karet alam yang dikeluarkan dari daerah-daerah yang termasuk dalam lingkungan Negara Republik
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2. Standart Indonesia Rubber SIR yang diperdagangkan dalam bentuk
bongkahan balok dengan ukuran 28x6.5 dalam inci. Bongkahan- bongkahan yang telah dibungkus dengan plastik polietilena, tebalnya 0,03
mm, dengan titik pelunakan kurang dari 180
o
C, berat jenis 0,92 dan bebas dari segala bentuk pelapis coating. Pengepakan selanjutnya dapat
dilakukan kantung kertaskrapt 4 ply atau dalam bentuk pellet seberat 0,5 ton atau 1 ton.
3. Mutu untuk SIR ditetapkan berdasarkan spesifikasi teknis, berbeda dengan
cara visual yang konversional sebagaimana tercantum dalam International Standart of Quality and packing for Natural Rubber The Green Book.
4. Standart Indonesia RubberSIR terdiri dari 3 jenis mutu dengan
spesifikasi teknis SIR 5, SIR 10, dan SIR 20. Semua jenis karet yang diperdagangkan dalam bentuk SIR harus disertai dengan penetapan nilai
plasticity Retention Index PRI dengan menggunakan tanda huruf
“H” untuk PRI lebih besar atau sama dengan 80. “M” untuk PRI antara 60-79.
“S” untuk PRI antara 30-59.
5. Warna karet tidak menjadi bagian dalam spesifikasi teknis.
6. Setiap produsen dari SIR dengan mutu apapun diwajibkan untuk
mendaftarkan pada Departemen Perdagangan. Oleh Departemen Perdagangan akan diberikan tanda pengenal produsen kepada setiap
produsen karet bongkah untuk setiap pabrik yang diusahankan. Setiap mutu SIR diwajibkan untuk menyerahkan contoh-contoh hasil produksi
kepada balai Penelitian Bogor atau Balai Penelitian Perkebunan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh kedua balai tersebut
untuk mendapatkan Surat Penetapan Jenis Mutu Produksi. 7.
Setiap eksport karet SIR wajib disertai dengan sertifikat kualitas yang dikeluarkandisahkan oleh Badan Lembaga Penelitian Perindustrian.
8. Setiap pembungkus bongkah dari SIR harus diberi tanda dengan lambing
SIR dan menurut ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh Departemen Perdagangan. Eksport dari karet bongkah yang tidak memenuhi syarat-
syarat SIR di atas akan dilarang.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Vulkanisasi Karet