Peran Lembaga Penjaminan Di Indonesia Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008

30 mentransfer risiko bank. Penjaminan kredit selanjutnya, dapat digunakan sebagai faktor pengurang risiko dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum. e. Menjadi pendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah. Secara umum dari sudut pandang ekonomi, penjaminan kredit melalui LPK merupakan bentuk subsidi yang diberikan pemerintah . Dengan adanya penjaminan kredit maka persyaratan jaminan yang diminta oleh bank atau lembaga keuangan dapat terpenuhi terkait dengan peran penjaminan kredit sebagai pengganti agunan. Setiap kebijakan pemerintah yang dimaksudkan untuk mendukung kepentingan pembangunan ekonomi, pasti melibatkan perbankan dan lembaga keuangan untuk mendukung pendanaan kebijakan tersebut 49 . Kebijakan pemerintah tersebut tentu saja akan membutuhkan kucuran kredit. Dalam hal ini keberadaan LPK dapat digunakan untuk mewujudkan pelaksanaan kebijakan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat.

C. Peran Lembaga Penjaminan Di Indonesia Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008

1. Pengertian Lembaga Penjaminan Sesuai Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan dalam ketentuan umum, disebutkan bahwa lembaga penjaminan adalah perusahaan penjaminan dan perusahaan penjaminan ulang 50 . Selanjutnya perusahaan penjaminan disebutkan adalah badan hukum yang bergerak di bidang keuangan dengan kegiatan usaha pokok melakukan penjaminan. Perusahaan penjaminan ulang adalah badan hukum yang bergerak di bidang keuangan dengan kegiatan usaha melakukan penjaminan ulang. Perusahaan penjaminan dan perusahaan penjaminan ulang dapat melakukan usaha lain yang mendukung kegiatan usaha penjaminan ulang. Bentuk badan hukum lembaga penjaminan dapat berupa Perusahaan Umum, Perusahaan Perseroan Persero, Perusahaan Daerah, Perseroan Terbatas atau Koperasi. Selanjutnya, perusahaan penjaminan berbadan hukum perseroan terbatas sahamnya hanya dapat dimiliki oleh Warga Negara Indonesia, Badan Hukum Indonesia, Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. Selanjutnya, perusahaan penjaminan ulang berbentuk badan hukum perseroan 49 Ibid, hlm. 93 50 Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan, Pasal 1 ayat 5 Universitas Sumatera Utara 31 terbatas sahamnya hanya dapat dimiliki oleh sekurang-kurangnya oleh dua perusahaan penjaminan, pemerintah pusat danatau pemerintah daerah. Perusahaan penjaminan ulang berbadan hukum koperasi hanya dapat dimiliki oleh gabungan perusahaan penjaminan berbadan hukum koperasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 486KMK.0171996 tentang Perusahaan Penjaminan di dalam ketentuan umum disebutkan bahwa perusahaan penjaminan adalah badan usaha yang bergerak di bidang keuangan yang kegiatan usaha pokoknya melakukan usaha penjaminan. Bidang usaha perusahaan penjaminan adalah melakukan kegiatan dalam bentuk pemberian jasa penjaminan untuk menanggung pembayaran kewajiban keuangan terjamin, apabila terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban perikatannya kepada penerima jaminan yang timbul dari transaksi 51 . Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan disebutkan bahwa bentuk perusahaan penjaminan berbadan hukum perseroan terbatas sahamnya dapat dimiliki oleh pemerintah daerah. Atas dasar tersebut, saat ini telah terdapat perusahaan penjaminan kredit daerah Jamkrida yang dimaksudkan untuk pengembangan sektor usaha UMKMK. Kehadiran Jamkrida ini diharapkan dapat memperluas akses kredit bagi UMKMK yang sulit mendapatkan pendanaan dari perbankan. Hingga saat ini telah terdapat 10 sepuluh Jamkrida pada 34 provinsi di Indonesia. Hal ini diketahui berdasarkan penetapan izin Jamkrida yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK. Sejak Tahun 2013, OJK telah menetapkan izin pembentukan Jamkrida sebanyak 10 Perseroan, yaitu: a. PT Jamkrida Jatim, b. PT Jamkrida Bali Mandara, c. PT Jamkrida Riau, d. PT Jamkrida NTB Bersaing e. PT Jamkrida Jabar, f. PT Jamkrida Sumbar, g. PT Jamkrida Kalsel, h. PT Jamkrida Sumsel, i. PT Jamkrida Kalteng, j. PT Jamkrida Babel 52 . 51 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 486KMK.0171996 tentang Perusahaan Penjaminan, Pasal 2 52 https:translate.google.co.idtranslate?hl=ensl=idu=http:www.republika.co.idberita ekonomikeuangan140821nanpnc-baru-10-provinsi-yang-punya-jamkridaprev=search, diakses pada 20 Oktober 2015 Universitas Sumatera Utara 32 2. Sejarah Penjaminan Kredit Sistem Penjaminan Kredit pertama kali diperkenalkan di Swiss dengan didirikannya koperasi penjamin regional Gewerbeliche Burgschafts-genossenschaft disingkat GB yaitu pada Tahun 1923. Koperasi tersebut didirikan di Kota Basel dan menjadi pondasi awal sistem penjaminan kredit di dunia. Fungsi koperasi penjamin regional pada masa itu adalah untuk menjamin kredit bagi usaha kecil yang bergerak di bidang pertukangan dan konstruksi 53 . Melihat fungsi dan sukses GB di Basel pada waktu itu dan dilandasi pemikiran pentingnya pengamanan kredit bagi usaha kecil, selanjutnya didirikan di beberapa kota lainnya. Pada tahun 1936 di Kota Bern didirikan Shcweizerischer Verband der Gewerblichen SVBG yang merupakan gabungan dari beberapa GB. Selanjutnya, di tahun 1949 pemerintah federal memperkenalkan lembaga reasuransi penjaminan bernama Bundessant fur Industri ewerbeund Arbeit BIGA yang berada dibawah pengawasan kementrian urusan ekonomi. Keberhasilan Swiss dengan sistem penjaminan kredit tersebut mendorong negara-negara lain untuk mendirikan sistem serupa. Beberapa negara maju yang tercatat juga menjalankan sistem sejenis adalah Jerman, Amerika Serikat, Austria, Perancis, Italia, Belanda, Inggris, Belgia, Spanyol dan Kanada. Dengan kesuksesan sisem tersebut di Eropa dan Amerika Serikat, maka sistem penjaminan kredit di kawasan Asia juga berkembang pesat 54 . Ditemukan pada beberapa negara Asia yang menerapkan sistem penjaminan kredit bagi usaha kecil adalah Jepang, Taiwan, Korea, Malaysia, Korea Selatan, dan Indonesia. 3. Peran Lembaga Penjaminan Kedit di Indonesia Peran Lembaga Penjaminan Kredit dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Menggantikan fungsi Jaminan Kredit collateral substitution. Untuk peran utama ini, prinsip utama penjaminan kredit adalah menggantikan agunan kredit yang pada umumnya tidak atau kurang dimiliki pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah termasuk Koperasi. Dalam hal ini pengganti agunan tidak berarti menggantikan semua kebutuhan agunan calon 53 Nasroen Yasabari Nina Kurnia Dewi, “Penjaminan Kredit, Mengantar UKMK Mengakses Pembiayaan, edisi ketiga ” Bandung: PT. Alumni,2007, hlm 77 54 Ibid, hlm. 78 Universitas Sumatera Utara 33 debitur atau calon debitur tidak memiliki kewajiban penyerahan tambahan agunan sama sekali 55 . b. Meningkatkan Akses Kepada Pembiayaan. Sebagai pelaku dunia usaha yang kegiatannya berada dilapis terbawah dari kegiatan ekonomi suatu negara, UMKMK memiliki berbagai keterbatasan sehingga bagi lembaga keuangan sektor ini dianggap masih harus banyak dicermati sebelum diberikan fasilitas pembiayaan. Kehadiran lembaga penjaminan kredit pada prinsipnya dapat memperkecil kekhawatiran perbankan atas beberapa kekurangan UMKMK sebagai target pembiayaan kredit untuk mendukung bergairahnya kegiatan ekonomi. Dalam hal ini pelaku Usaha UMKMK diuntungkan karena lembaga penjaminan kredit memberikan kemudahan dan solusi untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan secara komersil. c. Meningkatkan Fungsi Intermediasi Lembaga Keuangan. Fungsi perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana. Bank dalam fungsinya sebagai intermediator yang berarti bahwa di suatu sisi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada pihak-pihak yang membutuhkan, merupakan motor penggerak roda perekonomian. d. Menurunkan Risiko Kredit Lembaga penjaminan kredit dalam hal ini memberikan manfaat bagi bank atau lembaga pembiayan lain karena terdapat peluang untuk menurunkan risiko kredit. Hal ini mengingat jika paparan risiko kredit dijamin oleh lembaga penjaminan kredit maka bank akan dapat meningkatkan kapasitas kredit dan secara tidak langsung dapat meningkatkan keuntungan bank. Kemudian apabila terjadi kredit macet, maka penggunaan skim penjaminan kredit akan menjamin bank untuk mendapatkan pelunasan lebih cepat jika dibandingkan dengan melikuidasi agunan kredit yang diserahkan pengusaha penerima kredit. e. Menjadi Pendukung Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah 55 Ibid, hlm. 87 Universitas Sumatera Utara 34 Penjaminan kredit yang dilakukan oleh LPK dibanyak negara pada awalnya tidak terlepas dari dukungan pemerintah terhadap pengembangan perekonoian yang dimotori oleh pelaku ekonomi skala kecil. Secara umum, penjaminan kredit melalui LPK merupakan bentuk subsidi yang diberikan pemerintah kepada UMKMK. Hal ini mengingat dengan adanya penjaminan kredit, maka persyaratan jaminan yang diminta oleh bank atau lembaga keuangan dapat terpenuhi terkait dengan peran penjaminan kredit sebagai pengganti agunan 56 . 4. Sejarah Penjaminan Kredit Pada Beberapa Negara Sistem penjaminan kredit adalah merupakan bukti dukungan terhadap perkembangan perekonomian suatu negara melalui pemberdayaan usaha kecil menengah dan kerja sama dengan perbankan serta lembaga keuangan lain. Hal seperti ini telah banyak di berbagai negara. Sistem yang dijalankan oleh banyak negara adalah sistem penjaminan kredit yang telah menjadi percontohan bagi penyelenggaraan penjaminan kredit di berbagai negara lainnya, yaitu : a. Jepang Sistem penjaminan kredit di Jepang adalah salah satu sistem yang menjadi percontohan bagi negara lain. Sistem tersebut dibangun berdasarkan komitmen yang tinggi dari pemerintah Jepang, dan terus diperbarui berdasarkan pengalaman praktek mereka sendiri. Sistem penjaminan kredit di Jepang dikenal dengan sebutan sistem suplementasi kredit. Sistem suplementasi kredit ini pada dasarnya dibentuk dari dua sub sistem yang saling berintegrasi dan diperankan oleh lembaga penjamin kredit Credit Guarantee Corporation _CGC dan lembaga reasuransi penjaminan kredit Japan Finance Corporation for Small and Medium Enterprise – JASME. Tugas utama CGC adalah menjamin kredit usaha kecil dan menengah, sementara tugas utama dari JASME adalah menjamin ulang atas penjaminan kredit yang diberikan oleh CGC 57 . 56 Ibid, hlm. 93 57 http:www.zenshinhoren.or.jpenglishindex.html, diakses pada 20 november 2015 Universitas Sumatera Utara 35 Saat ini di Jepang terdapat 52 CGC di 47 ibukota kabupaten dari 5 di kota besar. Seluruh CGC tergabung dalam NFCGC National Federation of Credit Guarantee Corporation yang pada awalnya adalah CGC Tokyo yang terbentuk pada pada tahun 1937. Berdirinya CGC di Jepang dipicu oleh depresi ekonomi besar yang terjadi pada tahun 1930-an, usaha kecil dan menengah di Jepang sangat menderita karena adanya guncangan ekonomi pada masa itu. Sebagai bentuk kepedulian pemerintah Jepang pada waktu itu tebentuk CGC Tokyo yang berfungsi menjembatani UKM Jepang melalui penyediaan jaminan kredit untuk dapat mengakses kredit dari lembaga keuangan. Adanya CGC Tokyo tersebut selanjutnya diikuti berdirinya CGC di Kyoto pada tahun 1930 dan di Osaka pada 1942. Lembaga penjaminan kredit atau CGC di Jepang menjalankan fungsinya sebagai penjamin kredit yang disalurkan lembaga keuangan perbankan kepada usaha kecil dan menengah di wilayah kerja masing-masing, sementara itu fungsi utama dari NFCGC adalah mendukung pengembangan masing- masing CGC. Di sisi asset, permodalan CGC terdiri dari kontribusi dana dan cadangan. Kontribusi dana diperoleh dari pemerintah daerah, lembaga- lembaga keuangan dan organisasi-organisasi perdagangan setiap tahun, serta dana cadangan yang berasal dari akumulasi laba tahunan masing-masing CGC. Pada akhir tahun fiskal 2005 tahun fiskal di Jepang adalah Maret- April, total kontribusi dana yang terhimpun pada 52 CGC tersebut bernilai 1.364 miliar yen Rp 109,12 triliun dengan kurs 1 yen = Rp 80, dan dana cadangan sebesar 876 miliar yen Rp 70,08 triliun. Pada waktu itu pula per 31 Maret 2006 total asset NFCGC adalah 1.641 miliar yen atau sekitar Rp 131,28 triliun. Melalui dukungan regulasi yang kuat dalam sistem suplementasi kredit, di Jepang juga terdapat lembaga yang bertugas menjamin ulang atas penjaminan kredit yang diberikan oleh CGC. Lembaga tersebut adalah JASME yang didirikan pada tahun 1999. Pada dasarnya kehadiran JASME merupakan kondisi akhir dari serangkaian uji coba yang dilakukan pemerintah Jepang. Mengingat sejak bertumbuhnya CGC pada periode 1930-1950, seluruh kredit diasuransikan pada organisasi bentukan pemerintah pusat, maka Universitas Sumatera Utara 36 kondisi kegagalan pasar akibat banyaknya kredit “buruk” yang dijamin, tidak dapat dihindari maka didirikanlah Small Business Credit Insurance Corporation Japan CIC yang berdiri pada 1950. Organisasi ini, yang selanjutnya berganti nama menjadi JASMEC dan terakhir bernama JASME. Selain bertugas untuk menjamin ulang penjaminan kredit seluruh CGC juga memberikan pinjaman berbungan murah pada CGC. Sistem reasuransi yang dilakukan oleh JASME saat ini antara lain adalah: 1 Menjamin ulang secara otomatis penjaminan yang diberikan oleh CGC dengan persyaratan tertentu, 2 Menjamin sebagian atau 70-80 dari penjaminan yang diberikan oleh CGC, dan 3 Mengganti sementara kerugian yang diderita oleh CGC atas pembayaran klaim, sehingga apabila CGC menerima pembayaran subrogasi, maka CGC berhak membayarnya kembali kepada JASME 58 . Seluruh permodalan pada JASME adalah dari pemerintah pusat, pada tahun 2005 atau tepatnya posisi per 31 Maret 2006 terdapat dana sekitar 1.479 miliar yen Rp. 118,32 triliun, yang terdiri antara lain dana untuk pinjaman kepada CGC, dana asuransi kredit serta dana cadangan. b. Korea Selatan Penjaminan kredit di Korea Selatan dilakukan oleh tiga lembaga yaitu Korea Credit Guarantee Fund KODIT 59 , Kibo Technology Fund KOTEC 60 dan Korea Federation of Credit Guarantee Foundation KFCGF 61 . Ketiga lembaga tersebut merupakan institusi non profit yang bebas dari unsur politis. Secara umum sistem di Korea Selatan mirip dengan di Jepang. Dalam praktek dapat dikatakan penerapan sistem penjaminan di Korea Selatan mampu mendorong perkembangan teknologi dan usaha kecil. Hal ini mendorong Korea Selatan sebagai salah satu negara terkemuka dalam bidang teknologi dan merupakan pesaing potensial bagi Jepang. 58 Nasroen Yasabari Nina Kurnia Dewi, edisi ketiga, op.cit., Hlm 180 59 http:www.kodit.co.krhtmlenglishabout_koditintrocap_fund.jsp, diakses pada 20 november 2015 60 http:www.kibo.or.krgo_page.asp, diakses pada 20 november 2015 61 http:www.icredit.or.krenglishabouthistory.jsp, diakses pada 20 november 2015 Universitas Sumatera Utara 37 Kegiatan yang dilaksanakan oleh KODIT meliputi penjaminan kredit, informasi kredit dan kegiatan reguarantee. Sedangkan KIBO dahulu KOTEC merupakan organisasi yang khusus didirikan untuk menjamin kredit bagi penemuan teknologi-teknologi baru. Mirip dengan sistem yang dilakukan di Jepang, KODIT dahulu KCGF berperan sebagai penjamin ulang atas penjaminan yang diberikan oleh perusahaan penjamin regional di 1 wilayah propinsi, selain juga kegiatan penjaminan langsung yang diberikan KODIT kepada debitur. Yang menarik dengan KODIT adalah penjaminan ini tidak hanya ditujukan oleh UKM, tetapi ditujukan bagi seluruh jenis usaha dengan tidak mempedulikan besaran asset, jumlah karyawan maupun omset penjualanusaha. Hal ini karena adanya kontribusi dari perbankan terhadap permodalan KODIT, bahwa perbankan sangat membutuhkan keberadaan lembaga penjaminan kredit seperti KODIT untuk meminimalisasi risiko. Untuk memperoleh penjaminan kredit, perusahaan mengajukan permohonan baik kepada KODIT maupun kepada bank penyalur kredit. Kemudian KODIT meneliti kelayakan pemberian penjaminan kredit. Bila perusahaan dapat memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan, KODIT memutuskan besaran penjaminan kredit kepada perusahaan tersebut. Selanjutnya perusahaan menunjukkan persetujuan KODIT kepada bank penyalur kredit dan kredit dapat diberikan. Penjaminan KODIT akan berakhir bila perusahaan tersebut menyelesaikan seluruh kewajiban kredit kepada bank penyalur pembiayaan. Jika terjadi kemacetan kredit, bank mengajukan klaim kepada KODIT, dan selanjutnya KODIT membayar kewajiban perusahaaan yang tertunggak tersebut 62 . c. Malaysia Penjaminan kredit di Malaysia dilakukan oleh Credit Guarantee Corporation Malaysia Berhard CGCMB, dengan tujuan utama untuk mendukung pemberian kredit kepada industri kecil dan menengah yang tidak memiliki kemampuan penyediaan agunan yang memadai 63 . Lembaga tersebut 62 Nasroen Yasabari Nina Kurnia Dewi, edisi ketiga, op.cit., Hlm 188 63 https:www.cgc.com.myoverview?lang=my, diakses pada 20 november 2015 Universitas Sumatera Utara 38 didirikan pada 5 Juli 172 dengan kepemilikan saham 80 oleh Bank Negara Malaysia Bank Sentral dan 20 lembaga keuangan. Saat ini lembaga tersebut memiliki 16 cabang yang juga merupakan cabang Bank. Sedangkan dari sisi modal, asset CGCMB pada akhir tahun 2005 adalah sebesar RM 3 Miliar. Dalam praktik, untuk kredit yang dijamin oleh CGCMB, maka otoritas perbankan Malaysia menetapkan bobot risiko sebesar 20 dengan alasan hampir 80 saham CGCMB dimiliki oleh Bank Negara Malaysia 64 . Penjaminan Kredit tersebut berlaku untuk usaha baru, usaha yang didirikan oleh pengusaha muda, usaha waralaba franchising, kegiatan promosi ekspor serta memperbarui mesin dan peralatan industri. Penjaminan kredit pada CGCMB dilakukan oleh bank setelah bank tersebut menerima aplikasi dari calon terjamin. Peserta program penjaminan di Malaysia adalah 23 bank komersial dan 10 lembaga keuangan. Nilai kredit yang dapat dijamin adalah hingga RM 10 juta, dengan fee penjaminan 0,5- 2 per tahun. Coverage penjaminan yang dapat diberikan adalah 30 hingga 100 atau senilai hingga 100 atau senilai hingga RM 2,5 juta. Kredit yang dapat diajukan klaim penjaminannya adalah kredit kredit yang telah macet, sementara itu hak klaim muncul 9 bulan setelah kredit macet, bank pelaksana memiliki kewajiban melakukan upaya penyelamatan kredit. Jika klaim kredit dibayar, bank memiliki kewajiban menagih piutang subrogasi untuk penjaminan tidak langsung dan untuk upaya ini diberikan insentif kepada bank pelaksana. d. India Penjaminan kredit di India dilakukan oleh Credit Guarantee Fund Trust for Small Industries CGTSI yang didirikan oleh pemerintah India dan SIDBI Small Industries Development Bank of India pada Agustus 2000 65 . CGTSI membantu tersedianya kredit yang bebas dari persyaratan kolatoral agunan yang diberikan oleh lembaga keuangan Member Lending InstitutionMLI dan menaggung 75 risiko kredit. Dalam praktiknya Reserve Bank of India RBI mengeluarkan edaran kepada lembaga keuangan yang terdaftar di 64 Nasroen Yasabari Nina Kurnia Dewi, edisi ketiga, op.cit., hlm 195 65 https:www.cgtmse.inEligibility_criteria.aspx, diakses pada 20 november 2015 Universitas Sumatera Utara 39 perusahaan penjaminan CGTSI bahwa kredit yang dijamin oleh CGTSI dapat diperhitungkan sebagai penyisihan penghapusan aktiva produktif perbankan PPAP. Bisnis utama CGTSI adalah penjaminan kredit senilai 75 dari nilai kredit dengan maksimal nilai adalah INR 2,5 juta sekitar Rp 546 juta. CGTSI juga menyediakan pelatihan untuk kalangan UKM dan menyusun konsep penjaminan bersama antara asosiasi industri perbankan di India dan CGTSI. e. Eropa Di wilayah Uni Eropa UE, pelaku UKM mendominasi jumlah pelaku usaha atau sekitar 99 dari jumlah unit usaha yang sebanyak 23 juta. Kegiatan penjaminan kredit di Eropa dilakukan oleh lembaga penjaminan kredit yang merupakan bagian dari industri keuangan dan merupakan kerja sama dengan lembaga keuangan penyalur kredit lending partners. Di Uni Eropa lembaga penjaminan kredit dikenal dengan asosiasi penjaminan kredit dikenal dengan asosiasi penjaminan bersama Mutual Guarantee Societies yang dibentuk oleh para pengusaha calon terjamin yang menjamin para anggotanya untuk mendapatkan kredit dari perbankan 66 . Coverage penjaminan kredit di Negara-negara Eropa besarnya bervariasi antara 50 - 80 dari nilai kredit. Sedangkan fee penjaminan berkisar 1-1,5 per tahun dari outstanding penjaminan. Fee penjaminan juga dapat ditetapkan berdasarkan risiko seperti di Finlandia dimana fee ditetapkan hingga 2,5 per tahun. Sementara itu kemitraan penjaminaan yang paling kooperatif dilakukan dengan bank daerah dan bank koperasi. Beberapa kecenderungan baru dalam bidang penjaminan kredit di Eropa antara lain dengan adanya penganekaragaman produk product differsification seperti microguarantee, kegiatan pemasaran kampanye pemasaran jasa penjaminan di Estonia dan Portugal, pengembangan proses pemeringkatan atau rating sistem Jerman dan Finlandia, restrukturisasi penjaminan dan penelitian terhadap sistem terbaik untuk kerja sama dengan bank penyedia kreditpembiayaan. f. USAID 66 Nasroen Yasabari Nina Kurnia Dewi, edisi ketiga, op.cit., Hlm 204 Universitas Sumatera Utara 40 USAID US Agency for International Development sebagai sebuah lembaga yang mempromosikan bantuan untuk negara-negara berkembang juga menjalankan kegiatan penjaminan kredit melalui Development Credit Authority DCA 67 . Penjaminan kredit oleh DCA diberikan berupa partial credit guarantee yang bertujuan untuk mendorong penyaluran kredit bagi lembaga keuangan bank swasta di banyak negara. Kegiatan penjaminan kredit USAID ini telah dilakukan sejak tahun 1999, dan hingga akhir tahun 2014 telah terdapat perjanjian kerja sama penjaminan dengan 114 lembaga keuangan swasta di 36 negara 68 . Penjaminan kredit dengan dukungan DCA ini diperuntukkan tidak hanya untuk pengusaha kecil dan menengah untuk pengembangan bisnis termasuk para petani dengan bisnis pertaniannya, tetapi juga untuk proyek yang dinilai penting hingga pemerintah daerah yang ingin lebih melayani para warganya. Penjaminan USAID tersebut dalam praktik diberikan untuk kredit leasing, bonds, letter of credit dan jenis utang lainnya yang disalurkan lembaga keuangan swasta kepada debitur yang memenuhi persyaratan. Penjaminan tersebut utamanya diberikan untuk mendukung pembiayaan komersial bagi bisnis atau kegiatan yang dilakukan oleh penyedia pembiayaan dengan tingkat kehati-hatian tinggi dan hambatan kekurangan agunan. Dalam memberikan pinjaman, USAID juga melakukan bimbingan pelatihan. Maksimal penjaminan kredit oleh USAID adalah 50 dari nilai kredit. Empat tipe penjaminan kredit yang dilakukan USAIDDCA adalah penjaminan kredit Loan Guarantee, Penjaminan Portofolio Loan Portofolio Guarantee, Penjaminan Portabel Portabel Guarantee dan Penjaminan Bond Bond Guarantee. Namun, terkait dengan keberadaan usaha kecil dan menengah, maka USAID melalui DCA menggunakan skim partial loan guarantee. Penjaminan ini didefenisikan sebagai suatu penjaminan yang diberikan bagi sebuah kredit dari lembaga keuangan kepada peminjam untuk 67 https:www.usaid.govresults-and-dataprogress-datadatadca, diakses pada 20 november 2015 68 Nasroen Yasabari Nina Kurnia Dewi, edisi ketiga, op.cit., Hlm 213 Universitas Sumatera Utara 41 suatu aktivitas tertentu. Aktivitas inilah yang sering dimanfaatkan oleh kalangan UKM, termasuk lembaga keuangan mikro 69 microfinance. 69 Lembaga Keuangan Mikro adalah Badan Usaha Keuangan yang menyediaka layanan jasa keuangan mikro, seperti Badan Kredit Desa BKD, Badan Usaha Milik Desa BUMDES dan Lembaga Dana Kredit Pedesaan LDKP yang bukan bank dan bukan Koperasi. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

2 72 103

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

1 51 103

Kebijakan Pemberian Kredit Usaha Rakyat (Kur) Tanpa Jaminan Di PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan

4 76 98

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

9 68 133

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

14 178 131

Upaya Penyelesaian Kredit Macet Dalam Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pada Bank (Studi Pada Bank Btn Cabang Pemuda Medan)

9 166 128

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

0 0 10

BAB II BANK SEBAGAI PENYALUR KREDIT 1. Pengertian Bank - Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

0 0 15

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

0 2 10