Konsep Diri Kerangka Teori

4. Berpikir Berpikir adalah proses dalam pengambilan kesimpulan. Pada proses ini melibatkan sensasi, persepsi dan memori. sumber: https:anugrahillahi.wordpress.com20121005komunikasi-intrapribadi- intrapersonal-communication Berdasarkan penjelasan komunikasi intrapribadi intrapersonal communication di atas, dalam penelitian ini aktivitas komunikasi intrapersonal yang dilakukan ialah proses penyampain pesan atau cerita yang dilakukan si blogger di halaman blognya.

2.1.3 Konsep Diri

Konsep diri ialah gambaran, penilaian, pandangan, perasaan tentang diri kita. Konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi intrapribadi intrapersonal, karena setiap orang bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya. Kecendrungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri. Contohnya, ketika kita berpikir kita orang bodoh, kita akan benar-benar menjadi orang bodoh. Suksesnya komunikasi intrapribadi intrapersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri kita. Konsep diri ada negatif dan positif, menurut William D. Brooks dan Philip Emmert ada empat tanda konsep diri negatif, yaitu Rakhmat, 2007: 99-105: 1. Peka pada kritikan orang lain. 2. Responsif sekali terhadap pujian. 3. Sifat hiperkritis. 4. Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. 5. Pesimis. Sebaliknya, konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu: 1. Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah. 2. Merasa setara dengan orang lain. 3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Universitas Sumatera utara 4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. 5. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Konsep diri merupakan tema utama psikologi humanistik yang muncul belakangan ini, pembicaraan tentang konsep diri dapat dilacak sampai William James. James membedakan antara “The I”, diri yang sadar dan aktif, dan “The Me”, diri yang menjadi objek renungan kita Rakhmat, 2008: 99. Psikologi humanistik merupakan salah satu teori psikologi komunikasi yang di anggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Pada behaviorisme manusia hanyalah mesin yang dibentuk lingkungan, pada psikoanalisis manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya. Dalam pandangan behaviorisme manusia menjadi tanpa jiwa, tanpa nilai. Dalam psikoanalisis, seperti kata Freud sendiri, “we see a man as a savage beast”. Keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreativitas, nilai, makna, dan pertumbuhan pribadi. Inilah yang diisi oleh psikologi humanistik “humanistic psychology is not just the study of human being, it is a commitment to human becoming.” Menurut pandangan Frank, psikologi humanistik merupakan keunikan manusia, pentingnya nilai dan makna, serta kemampuan manusia untuk mengembangkan dirinya. Menurut Carl Rogers pandangan humanisme, sebagai berikut Rakhmat, 2008: 30-32: 1. Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi di mana, sang Aku, Ku, atau diriku menjadi pusat. Perilaku manusia berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan fenomenal. Medan keseluruhan pengalaman subjektif seorang manusia, yang terdiri dari pengalaman-pengalaman Aku dan Ku dan pengalaman yang “bukan aku”. 2. Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri. 3. Individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya, ia bereaksi pada “realitas” seperti yang di Universitas Sumatera utara persepsikan olehnya dan dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya. 4. Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahan diri, berupa penyempitan dan pengkakuan rigdification persepsi dan perilaku penyesuaian serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi. 5. Kecendrungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta memilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri. Konsep diri terbentuk dari empat sumber utama, yaitu Rakhmat, 2008: 106: 1. Pandangan orang lain terhadap diri seseorang. Seseorang akan mengetahui seperti apa dirinya dari orang-orang di sekitarnya memperlakukannya dan memandang dirinya. 2. Seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain, maka dapat melihat seberapa jauh kemampuan dan kebatasan dirinya tentang suatu hal. 3. Ajaran budaya yang di miliki seseorang. Selain budaya, konsep diri seseorang terbentuk melalui nilai-nilai dan keyakinan yang telah ditanamkan, serta tingkah laku yang diajarkan padanya sejak orang tersebut masih kecil. 4. Evaluasi diri dan interpretasi yaitu konsep diri seseorang terbentuk setelah seseorang melakukan interpretasi dan evaluasi terhadap dirinya sendiri. Seseorang berbuat sesuatu, kemudian bagaimana orang tersebut bereaksi dengan tingkah lakunya, kemudian orang tersebut akan mengevaluasi tingkah lakunya dan lama kelamaan akan terbentuk konsep diri. Dalam penelitian ini konsep diri yaitu, membuat sebuah cerita dan membiarkan pengunjung membaca merupakan cara untuk mendapat pandangan orang lain tentang diri kita sendiri, dan aktivitas si blogger yang sering bercerita tentang pengalaman hidupnya atau sekelilingnya. Bercerita dan menjadikannya sebuah tulisan merupakan cara untuk mengevaluasi diri atas apa yang telah terjadi dan membentuk konsep diri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Universitas Sumatera utara

2.1.4 Keterbukaan Diri Self Disclosure

Dokumen yang terkait

Twitter Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 45 125

Blog dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Media Sosial Terhadap Intensitas Interaksi Remaja Dengan Orangtua Di Kecamatan Medan Selayang)

0 0 16

Blog dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Media Sosial Terhadap Intensitas Interaksi Remaja Dengan Orangtua Di Kecamatan Medan Selayang)

0 0 1

Blog dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Media Sosial Terhadap Intensitas Interaksi Remaja Dengan Orangtua Di Kecamatan Medan Selayang)

0 0 6

Blog dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Media Sosial Terhadap Intensitas Interaksi Remaja Dengan Orangtua Di Kecamatan Medan Selayang)

0 1 23

Blog dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Media Sosial Terhadap Intensitas Interaksi Remaja Dengan Orangtua Di Kecamatan Medan Selayang)

0 0 3

Blog Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2013 Fisip Universitas Sumatera Utara)

0 0 14

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Blog Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2013 Fisip Universitas Sumatera Utara)

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Blog Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2013 Fisip Universitas Sumatera Utara)

0 0 7

Blog Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2013 Fisip Universitas Sumatera Utara)

0 0 16