62
4.3.7 Morfologi Film Lateks Karet Alam Dengan dan Tanpa Penambahan
Pengisi Nanokristalin Selulosa dan Penyerasi Alkanolamida Setelah Perlakuan Aging
Morfologi film lateks karet alam dengan dan tanpa penambahan pengisi nanokristalin selulosa dan penyerasi alkanolamida setelah perlakuan aging dapat
dilihat pada gambar 4.14 dibawah ini.
a
b Retakan akibat
aging
Retakan akibat aging
Universitas Sumatera Utara
63 c
Gambar 4.14 Morfologi Film Lateks Karet Alam Setelah Perlakuan Aging dengan Scanning Electron Microscope SEM pada Patahan Film a Tanpa Penambahan
Pengisi Nanokristalin Selulosa dan Penyerasi Alkanolamida, b dengan Penambahan Pengisi Nanokristalin Selulosa Tanpa Alkanolamida dan c dengan Penambahan
Pengisi Nanokristalin Selulosa dan Penyerasi Alkanolamida dengan Perbesaran 5000x
Dari micrograph SEM dapat terlihat morfologi patahan pada film lateks karet alam setelah perlakuan aging.
Dari analisis SEM terlihat bahwa pada semua film lateks karet alam setelah perlakuan aging terlihat adanya retakan-retakan pada film lateks
karet alam. Morfologi patahan film lateks karet alam tanpa penambahan penyerasi nanokristalin selulosa dan penyerasi alkanolamida menunjukkan retakan yang sangat
banyak dan merata pada seluruh permukaan film lateks karet alam. Hal yang berbeda ditunjukkan oleh patahan film lateks karet alam dengan penambahan pengisi
nanokristalin selulosa dan penyerasi alkanolamida, dimana film lateks karet alam hanya menunjukkan beberapa bagian yang mengalami kerusakan akibat aging.
Retakan atau sobekan ini merupakan akibat dari perpindahan pengisi selama film dipanaskan dan merupakan degradasi dari matriks itu sendiri. Umumnya pada film
lateks karet alam yang diberikan perlakuan aging terbentuk lubang-lubang atau Retakan film
akibat aging
Universitas Sumatera Utara
64 retakan pada permukaan matriksnya yang mempengaruhi penurunan sifat mekanik
dari karet alam [9]. Perlakuan aging pada film lateks karet alam tanpa pengisi nanokristalin
selulosa dan tanpa penyerasi alkanolamida menunjukkan pengaruh yang signifikan pada morfologi patahan film lateks karet alam, namun tidak berpengaruh secara
signifikan pada film lateks karet alam dengan penambahan pengisi nanokristalin selulosa dan penyerasi alkanolamida. Hal ini menunjukkan bahwa nanokristalin
selulosa dengan penyerasi alkanolamida dapat menahan degradasi yang signifikan tejadi pada lateks karet alam yang disebabkan oleh panas. Interaksi partikel karet dan
pengisi nanokristalin selulosa yang baik menyebabkan pada saat panas diberikan pada film lateks karet alam pada saat perlakuan aging, panas disebarkan secara merata ke
seluruh bagian matriks dan pengisi nanokristalin selulosa, sehingga degradasi lateks karet alam tidak terjadi secara cepat. Karakteristik SEM dari film lateks karet alam
setelah perlakuan aging ini menunjukkan hasil yang sesuai dengan sifat mekanik dari film lateks karet alam yang dihasilkan berkaitan dengan ketahanannya terhadap aging.
Universitas Sumatera Utara
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN