Analisis Dimensi NASA-TLX Analisis Work Sampling

Gambar 6.1 Grafik Nilai Rata-rata Beban Kerja per Shift

6.2 Analisis Dimensi NASA-TLX

Untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap nilai beban kerja operator APP dan ACC, maka dilakukan perhitungan nilai rata-rata rating dan bobot dari seluruh operator. Hasil perhitungan beban kerja operator APP dan ACC dari nilai rata-rata penilaian rating dan pembobotan baik dari operator APP maupun operator ACC terhadap keenam variabel NASA-TLX dapat dilihat pada Tabel 6.1. dan Tabel 6.2. Tabel 6.1 Nilai Rata-rata Rating Variabel NASA-TLX MD PD TD OP EF FR Total skor 2410 900 2095 625 2180 1450 Rata-rata 86,1 32,1 74,8 22,3 77,9 51,8 Tabel 6.2 Nilai Rata-rata Pembobotan Variabel NASA-TLX MD PD TD OP EF FR Total skor 7,800000 1,400000 5,466667 6,666667 3,933333 2,733333 Rata-rata 0,28 0,05 0,19 0,24 0,14 0,10 58 60 62 64 66 68 PAGI SIANG MALAM RATA-RATA WWL RATA-RATA WWL Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 6.1 diperoleh tiga penilaian kategori beban pekerjaan yang tinggi, yaitu variabel Mental Demand, Effort, dan Temporal Demand. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan ATC membutuhkan aktivitas mental MD yang tinggi seperti berpikir, memutuskan, menghitung, mengingat, dan melihat atau memantau. Aktivitas mental ini didukung juga dengan usaha EF yang dikeluarkan oleh operator ATC untuk mencapai level performansi yang baik. Pekerjaan ATC sendiri memiliki tekanan waktu yang tinggi TD dalam memikirkan dan memutuskan arah pesawat udara yang dikontrolnya, serta memutuskan apakah pesawat udara dapat take off atau landing dalam situasi yang tak terduga. Nilai pembobotan menunjukkan bahwa variabel dalam NASA-TLX yang menjadi sumber dominan menimbulkan beban kerja mental dalam suatu pekerjaan. Berdasarkan Tabel 6.2. menunjukkan bahwa nilai bobot Mental Demand yang paling dominan menjadi sumber beban kerja mental pekerjaan ATC diikuti nilai bobot Performance, Temporal Demand, Effort, Frustation, dan Physical Demand.

6.3 Analisis Work Sampling

Nilai rata-rata persentase waktu produktif operator APP dan ACC berturut- turut adalah 65,44 dan 64,65. Secara teoritis nilai ini menyatakan bahwa operator APP dan operator ACC cenderung melakukan kegiatan non produktif. Pada kenyataannya operator APP dan ACC banyak melakukan kegiatan yang pengontrolan yang dikategorikan sebagai kegiatan produktif pada shift pagi dan Universitas Sumatera Utara siang. Kegiatan non produktif yang dilakukan operator APP dan ACC itu banyak terjadi pada shift malam dikarenakan pada shift malam jumlah pesawat udara yang dikontrol sedikit dan operator hanya berjaga-jaga jika ada panggilan darurat bagi pesawat udara yang mendarat darurat di Bandara Polonia. Untuk itu, perlu diketahui persentase waktu produktif pada shift pagi, siang, dan malam. Waktu produktif per shift kerja operator APP dan ACC dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3 Waktu Produktif per Shift Hari Shift APP ACC APP ACC W I W I Hari I pagi 36 5 37 4 87,8 90,2 siang 30 5 30 4 85,7 88,2 malam 31 50 25 57 38,3 30,5 Hari II pagi 35 5 34 5 87,5 87,2 siang 29 9 31 8 76,3 79,5 malam 33 46 30 49 41,8 38,0 Hari III pagi 34 6 34 5 85,0 87,2 siang 32 6 30 9 84,2 76,9 malam 36 43 37 42 45,6 46,8 Hari IV pagi 39 1 39 1 97,5 97,5 siang 35 4 31 7 89,7 81,6 malam 31 47 32 47 39,7 40,5 Hari V pagi 35 4 36 3 89,7 92,3 siang 33 3 29 7 91,7 80,6 malam 34 48 40 42 41,5 48,8 Hari VI pagi 39 5 41 2 88,6 95,3 siang 29 5 23 11 85,3 67,6 malam 32 47 37 43 40,5 46,3 Hari VII pagi 38 3 40 1 92,7 97,6 siang 33 7 31 8 82,5 79,5 malam 32 44 32 45 42,1 41,6 Hari VIII pagi 39 1 38 1 97,5 97,4 siang 37 2 35 5 94,9 87,5 malam 35 43 35 43 44,9 44,9 Hari IX pagi 37 1 35 3 97,4 92,1 siang 34 4 36 1 89,5 97,3 malam 36 45 35 47 44,4 42,7 Universitas Sumatera Utara Tabel 6.4 Nilai Rata-rata Persentase Waktu Produktif Shift APP ACC pagi 91,5 93,0 siang 86,6 82,1 malam 42,1 42,2 Penyajian grafik nilai rata-rata persentase waktu produktif dapat dilihat pada Gambar 6.2. Gambar 6.2 Grafik Nilai Rata-Rata Persentase Waktu Produktif Berdasarkan Gambar 6.2. diperoleh bahwa persentase waktu produktif untuk shift pagi baik APP maupun ACC paling tinggi dari semua shift. Hal ini menunjukkan bahwa operator lebih banyak melakukan aktivitas yang produktif dibandingkan aktivitas yang tidak produktif. Aktivitas produktif yang banyak dilakukan operator dapat dipengaruhi oleh jumlah pesawat yang dikontolnya. Untuk melihat apakah terdapat korelasi antara persentase waktu produktif dengan jumlah pesawat yang dikontrol, maka perlu dhitung koefisien korelasi antara keduanya. Rumus koefisien korelasi yang digunakan adalah sebagai berikut. 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 pagi siang malam APP ACC Universitas Sumatera Utara � �� = � ∑ �� − ∑ � ∑ � �[� ∑ � 2 − ∑ � 2 ][ � ∑ � 2 − ∑ � 2 ] Perhitungan koefisien korelasi antara persentase waktu produktif dengan jumlah pesawat yang dikontrol pada operator APP dapat dilihat pada Tabel 6.5. Tabel 6.5 Perhitungan Koefisien Korelasi Operator APP Shift Waktu Produktif X Jumlah pesawat Y XY X 2 Y 2 pagi 0,915 82 75,05 0,84 6724 siang 0,866 63 54,59 0,75 3969 malam 0,421 36 15,15 0,18 1296 Jumlah 2,202 181 144,79 1,77 1.1989 korelasi r r = 0,94 Perhitungan koefisien korelasi antara persentase waktu produktif dengan jumlah pesawat yang dikontrol pada operator ACC dapat dilihat pada Tabel 6.6. Tabel 6.6 Perhitungan Koefisien Korelasi Operator ACC Shift Waktu Produktif X Jumlah pesawat Y XY X 2 Y 2 pagi 0,930 82 76,26 0,86 6.724 siang 0,821 63 51,72 0,67 3.969 malam 0,422 36 15,19 0,18 1.296 Jumlah 2,173 181 143,17 1,71 11.989 korelasi r r = 0,98 Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 6.5 dan Tabel 6.6 di atas diperoleh bahwa terdapat hubungan korelasi positif yang sangat tinggi antara waktu produktif dengan jumlah pesawat yang dikontrol. Jumlah pesawat udara yang dikontrol menunjukkan keadaan traffic udara yang ditangani oleh ATC. Hal ini menunjukkan semakin padat traffic udara yang ditangani oleh operator ATC, Universitas Sumatera Utara maka semakin meningkat pula aktivitas produktif yang dikerjakan oleh operator ATC.

6.4 Solusi Pemecahan Masalah