4.4. Efektivitas Dana Desa Dalam Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur Pedesaan
Dana Desa telah menjadi strategi yang diambil pemerintah untuk menjalankan pembangunan ekonomi Pedesaan untuk pembangunan desa lebih
baik. Efektivitas pembangunan dapat berhasil apabila tata kelola pembangunan didasari pada empat variable yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
transparansi. Faktor pertama yang dapat mewujudkan efektivitas penggunaan anggaran
dana desa adalah perencanaan. bagaiaman perencanaan pembangunan dengan menggunakan dana desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.
Pemerintah desa wajib menyusun dokumen perencanaan desa yang terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJMDes dan Rencana
Kerja Pemerintah Desa RKPDes. Saat menyusun perencanaan desa, pemerintah desa harus mengacu kepada perencanaan pembangunan di atasnya yaitu
KabupatenKota atau disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD. Hal itu adalah syarat pertama dalam penyusunan perencanaan
pembangunan desa, tentunya dengan tidak keluar pada kewenangan yang di berikan kepada Desa.
Jangka waktu RPJMDes adalah tahun, artinya rencana ini diberlakukan 6 tahun pasca di susun dan ditetapkan. RKPDes adalah penjabaran dari RPJMDes
yang jangka waktunya adalah satu tahun.Sesuai dengan ketentuan dan waktu yang
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan berikut merupakan progress penyelesaian RPJMDes, RKPDes, dan APBDes yang disusun oleh perangkat kerja masing-masing desa.
Gambar 4.11. Penyusunan Dokumen Perencanaan Desa
Sumber: Data Primer Dalam penyusunan dokumen perencanaan desa hampir setiap desa tidak
memiliki nilai yang sama. Rata rata dalam menyusun RPJMDes telah selesai dan APBDes memiliki nilai yang sama, yaitu telah diselesaikan oleh 40 pemerintah
desa, sedangkan 60 menyatakan hampir selesai. Sebesar 35 pemerintah desa telah menyelesaikan RKPDes dan 65 menyatakan hampir selesai.
Dalam perencanaan pembangunan memiliki skala prioritas. Setiap desa memiliki perencanaan pembangunan yang berbeda-beda. Dikarenakan setiap desa
memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda beda pula sehingga setiap desa memiliki target pembangunan dan pemberdayaan yang tidak
sama. Dan pembangunan setiap desa tentu memiliki target kebutuhan masing- masing. Setiap pembangunan memiliki tingkat kebutuhan baik yang sudah
55 45
60
45 55
40
20 40
60 80
100 Permendes telah menyusun APBDes
Permendes telah menyusun RKPDes Permendes telah menyusun RPJMDes
Hampir selesai Selesai
Universitas Sumatera Utara
mendesak, ataupun hanya sebagai pendukung dan masih dapat ditunda pengadaannya. Berikut merupakan persepsi terhadap adanya penyusunan skala
prioritas dalam perencanan pembangunan desa.
Gambar 4.12. Pemerintah Desa Menyusun Skala Prioritas Dalam Perencanaan Pembangunan Desa
Sumber: Data Primer Dari data di atas telah menunjukkan bahwa sebanyak 60 menyatakan
sangat setuju dalam penyusunan skala prioritas perencanaan pembangunan dan hanya selisih 10 dengan yang menyatakan setuju yaitu sebanyak 40. Hal ini
memiliki pendapat bahwa penyusunan skala priioritas dapat mengetahui prioritas utama dalam melaksanakan pembangunan desa. Agar tepat sasaran dan tepat
waktu.
40 60
Setuju Sangat Setuju
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13. Pemerintah Desa Memperhatikan Potensi Desa Dalam
Perencanaan Pembangunan Desa
Sumber:Data Primer Sebanyak 55 pemerintah desa setuju dengan adanya penyesuaian potensi
desa. Dan sebanyak 45 menyatakan sangat setuju untuk di lakukan. Dari hal ini adanya penyesuaian potensi desa menjadi daya dukung yang baik untuk
memanfaatkan potensi desa dalam pembangunan desa. Baik itu sumber daya alam dan sumber daya masyarakat desa. Penyesuaian potensi desa merupakan tingkat
responsivitas terhadap pemerintah desa agar memberikan manfaat yang baik untuk pembangunan desa. Maka dari itu 55 menyatakan setuju dan terlihat bahwa
pemerintah desa telah memiliki rencana yang baik untuk memanfaatkan potensi setiap desa.
55 45
Setuju Sangat Setuju
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.14. Pemerintah Desa Memperhatikan Kebutuhan Desa Dalam Perencanaan Pembangunan Desa
Sumber: Data Primer Dalam perencanaan pembangunan desa pemeritah desa 35 menyatakan
sangat setuju untuk memperhatikan kebutuhan desa dalam perencanaan pembangunan desa. Dan 65 menyatakan setuju. Hal ini di nyakatkan dengan
pernyataan pemerintahan desa bahwa tujuan dari perencanaan pembangunan desa ini agar memberi peningkatan kualitas desa.
Gambar 4.15. Penyusunan RPJMDes Telah Mengacu Pada RPJM Kabupaten
Sumber:Data Primer
65 35
setuju sangat setuju
45
30 15
10 setuju
sangat setuju kurang setuju
tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah desa telah menyusun RPJMDes yang mengacu pada RPJM Kabupaten. Hal ini disetujui oleh 45 dari pemerintah desa dan sebanyak
30 sangat setuju. Namun 15 menyatakan kurang setuju bahkan 10 pemerintah desa ada yang tidak setuju.
Dalam penyususnan rencana pembangunan, meskipun merupakan tugas pemerintah desa, namun sagat lebih efektif jika seluruh pihak desa termasuk
masyarakat turut terlibat di dalamnya. Keterlibatan antara pemerintah desa dengan masyarakat ini merupakan kerja sama yang akan terbentuk dalam musyawarah
desa Terutama jika desa tersebut menerapkan skala prioritas, maka masyarakat dapat memberikan pendapat mengenai pembangunan ataupun jenis infrastruktur
yang paling mereka butuhkan. Salah satu cara untuk menerapkan hal tersebut adalah dengan musyawarah desa. Berikut merupakan persepsi mengenai
perencanaan yang disusun melalui musyawarah desa.
Gambar 4.16. Perencanaan Pembangunan Desa Disusun Melalui Musyawarah Desa
Sumber: Data Primer
55 45
setuju Sangat setuju
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 45 menyatakan sangat setuju bahwa perencanaan daripembangunan desa di susun melalui musyawarah desa. Dan sebanyak 55
responden menyatakan setuju.
Gambar 4.17. Keterlibatan Masyarakat Dalam Musyawarah Desa
Sumber: Data Primer Berdasarkan gambar di atas menunjukkan Penyusunan perencanaan desa
telah di susun oleh pemerintah. Masyarakat juga terlibat dalam musyawarah tersebut dan 60 pemerintah menyatakan setuju dengan adanya keterlibatan
masyarakat dalam musyawarah. 40 pemerintah menyatakan sangat setuju. Dari hasil ini telah menunjukkan bahwa penyusunan perencanaan pembangunan telah
disusun sesuai dengan hasil musyawarah pemerintah desa dengan masyarakat desa. Agar terjalin harmonisasi antara pemeritah desa dengan masyarakat untuk
kemajuan pembangunan desa. Faktor kedua yang menjadi daya dukung efektivitas dana desa
adalah faktor pelaksanaan program. Dimana setelah menyusun perencanaan yang akan di buat maka selanjutnya faktor pelaksanaan menjadi hal terpenting yang
65 35
setuju Sangat setuju
Universitas Sumatera Utara
perlu di perhatikan agar sesuai dengan apa yang telah di rencanakan. Dalam pelaksanaan program pembangunan desa menjadi hal yang harus di perhatikan
dan mendapatkan dukungan dalam pemberdayaan masyarakat desa. Di samping itu, kapabilitas aparatur desa juga perlu ditingkatkan melalui advokasi dan
asistensi dari LSM atau tenaga pendamping dan universitas. Salah satu keberhasilan dalam program PNPM Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat adalah keterlibatan tenaga pendamping. Untuk itu, sangat dianjurkan dalam pelaksanaan program pembangunan ekonomi dengan Dana Desa juga
menggunakan tenaga pendamping. Berikut merupakan persepsi masyarakat terkait dengan kemampuan pemerintah desa dalam pengelolaanya.
Gambar 4.18. Persepsi Masyarakat Terhadap Kemampuan Pemerintah Desa Dalam Mengelola Dana Desa
Sumber: Data Primer Lebih banyak masyarakat yang pro dalam hal ini, yaitu 55 setuju
dan 13 sangat setuju terhadap kemampuan pemerintah desa dalam mengelola dana desa. Namun banyak juga yang kontra dalam hal ini, yaitu 27 kurang
55 13
27 5
setuju sangat setuju
kurang setuju tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
setuju dan 5 tidak setuju. Dengan angka tersebut masih banyak masyarakat yang beranggapan pemerintah desa kurang mampu mengelola dana tersebut.
Adanya Dana desa tersebut, setiap desa dapat menggunakannya untuk kegiatan pembangunan dan segala yang dibutuhkan untuk kegiatan pembangunan
tersebut termasuk tenaga ahli dan tenaga kerja. Terkait dengan tenaga kerja, setaiap desa memiliki potensi masyarakat yang berbeda. Masyarakat dengan
potensi dan kemampuan yang sesuai dengan kegiatan pembangunan dapat menjadi sumber daya manusia yang efektif jika mereka dilibatkan secara
langsung. Berikut merupakan persepsi mengenai penggunaan masyarakat desa dalam kegiatan pembangunan.
Gambar 4.19. Penggunaan Sumber Daya Manusia SDM Lokal Dalam Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa
Sumber : Data Primer Sebanyak 62 menyatakan setuju dan 18 sangat setuju jika
masyarakat juga diikutsertakan dalam kegiatan pembangunan. Namun 17 masih kurang setuju dan 3 tidak setuju dengan hal tersebut. Lebih banyak yang
menyatakan setuju untuk keterlibatan masyarakat dalam hal ini. Karna hal ini
62 18
17 3
setuju sangat setuju
kurang setuju tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
dapat menciptakan kerja sama yang baik dengan masyarakat dan dapat memberikan banyak inovasi baru dan pendapat yang baik dari masyarakat
sehingga dalam pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif terhadap desa.
Setelah tenaga kerja , hal penting lainnya yaitu kebutuhan pembangunan atas sumber daya alam sebagai modal fisik pembangunan. Setiap desa memiliki
potensi sumber daya alam yang berbeda. Khusus daerah penelitian ini sangat banyak memiliki potensi sumber daya alam seperti sungai, lahan pertanian dan
wilayah teluk. Sebagian desa memiliki potensi alam yang baik, sehingga dapat menyediakan kebutuhan tersebut langsung di desa mereka sendiri. Tanpa harus
menggunakan sumber daya alam dari yang lain. Namun tidak semua desa berpendapat yang sama. Berikut merupakan persepsi mengenai penggunaan
sumber daya alam dalam kegiatan pembangunan desa.
Gambar 4.20. Penggunaan Sumber Daya Alam Lokal Dalam Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa
Sumber: Data Primer
54 32
8 6
setuju sangat setuju
kurang setuju tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
54 responden menyatakan setuju dengan penggunaan sumber daya alam lokal dalam pembangunan sarana dan prasarana desa. Sebesar 32 menyatakan
sangat setuju. Namun masih ada juga yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju yang masing-masing sebesar 8 dan 6. Namun persentase menunjukkan
lebih banyak yang setuju untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal. Agar memberikan dampak positif dan memberikan responsivitas yang baik untuk
pemerintah dan masyarakat agar lebih tanggap. Hal penting selanjutnya dalam pelaksanaan adalah tenaga
pendamping. Tidak semua desa memahami dan dapat melaksanakan program pembangunan desa sesuai dengan perencanaan dan aturan yang telah di muat. Dan
tidak semua desa mampu mandiri secara menyeluruh. Maka perlu nya tenaga pendamping. Berikut adalah persepsi terkait dengan penggunaan tenaga
pendamping untuk pembangunan desa.
Gambar 4.21. Pemerintah Desa Menggunakan Tenaga Pendamping Dalam Pemanfaatan Dana Desa
Sumber: Data Primer
67 22
7 4
setuju sangat setuju
kurang setuju tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 67 menyatakan setuju dengan menggunakan tenaga pendamping dalam pemanfaatan dana desa hal ini dinyatakan agar dalam
pelaksanaan program dana desa mendapatkan perhatian khusus dari tenaga pendamping dan mengurangi kecurangan dan penyelewengan yang tidak sesuai
dengan perencanaan dan pelaksanaan program dana desa. Selanjutnya sebanyak 22 penyatakan sangat setuju. Dan tetap ada yang menyatakan kurang setuju dan
tidak setuju yaitu masing masing sebesar 7 dan 4. Untuk hal ini, mereka menganggap bahwa pembangunan dapat dilakukan oleh perangkat desa dan
masyarakat saja. Namun tetap lebih banyak yang pro untuk hal ini. Faktor ketiga yang menjadi daya dukung efektivitas dana desa
dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan adalah faktor pengawasan. Faktor pengawasan ini sangat lah penting dalam memantau
pelaksanaan dana desa. Dari segi pengawasan keuangan dan realisasi program yang akan di laksanakan. Faktor pengawasan di pegang kepada BPD. Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, Pasal 1, ayat 2 : Dana Desa adalah Dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah KabupatenKota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Selanjutnya dalam pasal 6 disebutkan bahwa Dana Desa tersebut ditransfer melalui APBD kabupatenkota untuk selanjutnya ditransfer ke APB Desa.
Meskipun Pemerintah telah meyakinkan agar masyarakat tidak khawatir mengenai
Universitas Sumatera Utara
penyelewengan dana desa tersebut tetapi dengan adanya fakta bahwa banyak kepala daerah terjerat kasus korupsi bukan tidak mungkin kalau ladang korupsi itu
akan berpindah ke desa-desa. Masyarakat desa sangat berharap agar BPD bisa menjalankan fungsinya untuk mengawasi penggunaan dana desa tersebut. Maka
faktor pengawasan menjadi faktor terpenting dalam efektivitas dana desa dalam pembangunan desa. Jika pengawasan terhadap penggunaan dana desa tidak
berjalan dengan baik maka dikhawatirkan akan terjadi praktik korupsi di kalangan aparatur desa. Untuk itu, peran lembaga audit negara seperti BPK dan BPKP,
inspektorat daerah, masyarakat, dan lembaga swadaya pemerintah sangat perlu untuk menghindari penyimpangan penggunaan dana desa.
Gambar 4.22. Laporan Pertanggung jawaban Penggunaan Dana Desa Disampaikan Secara Tepat Waktu
Sumber: Data Primer
72 20
6 2
setuju sangat setuju
kurang setuju tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
Pelaporan menjadi kesepakatan setiap pihak. Data hasil penelitian menunjukkan sebesar 72 setuju bahwa laporan pertanggung jawaban
penggunaan dana desa di sampaikan secara tepat waktu. Hal ini dapat memberikan progres yang baik untuk laporan pertanggung jawaban selanjutnya
dan dapat meminimalisir hal yang dapat memperlambat dalam proses pelaksanaan pembangunan desa. Selanjutnya sebesar 20 berpendapat sangat setuju dengan
hal ini. Di sisi lain juga ada yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju yang masing-masing sebesar 6 dan 2. Dengan penyataan bahawa ada hal lain yang
dapat membuat laporan pertanggung jawaban belum selesai tepat waktu. Dan memberikan saran agar di berikan tenggang waktu dari waktu yang di tetapkan
untuk pelaporan. Sehingga pemerintah desa tidak terburu-buru dalam menyelesaikan pelaporan pertanggung jawaban.
Dana Desa yang diberikan oleh pemerintah terbatas. Dan jumlah penerimaan setiap desa juga berbeda-beda sesuai dengan kondisi setiap desa.
sehingga pemerintahan desa diharapkan dapat mengguankannya secara efisisen sehingga pembangunan yang diharapkan dapat diwujudkan dan diselesaikan
sesuai perencanaan dan target dengan dana yang tersedia. Berikut merupakan persepsi terkait dengan penggunaan dana desa secara efisien.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.23. Efisiensi Pengunaan Dana Desa
Sumber: Data primer Sebanyak 46 responden setuju dan 11 sangat setuju bahwa dana desa
telah digunakan secara efisien. Namun terdapat responden yang justru berpendapat sebaliknya, yaitu 33 kurang setuju dan 5 tidak setuju untuk
pembangunan yang telah efisisen. Hal ini di sebabkan masih banyak yang belum efisien dalam pemanfaatan dana desa. Tidak di perhitungkan dengan benar dana
yang akan di alokasikan untuk pembangunan desa yang telah di sesuaikan dalam
target dan perencanaan pembangunan desa.
Faktor yang terakhir adalah transparansi. Pemerintahan desa yang transparan juga harus melibatkan warga desa secara aktif dalam hal musyawarah
dan penyaluran anggaran untuk pembangunan desa tersebut. Dengan pemerintahan desa yang transparan dan akuntabel, maka anggaran yang diberikan
pemerintah pusat dapat dimanfaatkan dengan benar dan tidak terjadi kecurigaan
antara warga dan perangkat desa. Penggunaan dana yang transparan akan
46
11 33
10 setuju
sangat setuju kurang setuju
tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
memberikan tanggapan yang positip bagi masyarakat. Bagi aparat desa, transparansi penggunaan dana desa dapat terlaksana dengan baik apabila diberikan
keterbukaan informasi yang sebesar-besarnya. Misalnya melalui pemasangan baliho tentang APBDes agar masyarakat memahami program kerja aparatur desa.
Di samping itu, aparatur desa dapat menyampaikan penggunaan anggaran melalui laporan yang disampaikan kepada masyarakat desa dalam Badan Perwakilan Desa
BPD.
Terkait dengan faktor tersebut, berikut merupakan realitas penyampaian informasi dan sikap transparansi pada penggunaan dana desa yang dilakukan oleh
aparat desa sebagai pengelola dana.
Gambar 4.24. Pemerintah Desa Telah Menyampaikan Transparansi Penggunaan Dana Desa
Sumber : Data Primer Hasil penelitian menunjukkan terhadap faktor transparansi persentase
terbesar menunjukkan 42 bahwa masyarakat kurang setuju jika pemerintah tekah menyampaikan transparansi penggunaan dana desa dengan sesuai. 10
35
8 42
10 5
setuju sangat setuju
kurang setuju tidak setuju
sangat tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
masyarakat menyatakan tidak setuju dan bahkan ada yang menyatakan sangat tidak setuju yaitu sebesar 5. Namun masih ada yang menyatakan yaitu sebesar
35 masyarakat menyatakan bahwa pemerintah desa telah menyampaikan transparansi penggunaan dana desa. Dan 8 menyatakan sangat setuju.
4.5. Dampak Dana Desa Dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan