61
masing-masing mau menggunakan yang mana karena belum ada ketetapannya sampai sekarang.
” Selanjutnya dari hasil wawancara peneliti dengan informan tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1.
Sudah ada kebijakan dalam pelaksanaan pelestarian naskah kuno Minangkabau yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sumatera Barat. 2.
Pedoman pelestarian naskah kuno dengan merujuk kepada Perpustakaan Nasional RI namun dalam katalogisasi menggunakan pedoman AACR 2.
4.1.2.2 Tujuan Pelestarian Naskah Kuno dengan Proses Pengatalogan
Menurut Erika 2011 beberapa hal yang perlu dilakukan dalam preservasi dan teks naskah kuno yaitu konservasi, restorasi, digitalisasi dan katalogisasi.
Pada katalogisasi ini pendeskripsian isi naskah dibuat dalam bentuk abstrak atau penjelasan singkat mengenai isi naskah. Tujuannya adalah agar para peneliti,
mahasiswa, atau siapapun yang ingin mengkaji suatu naskah yang dibutuhkan dapat dengan mudah melakukan penilaian sebelum membaca naskah asli. Manfaat
lain dari pembuatan katalog naskah kuno ini untuk mengetahui keberadaan suatu naskah yang sudah didigitalkan. Biasanya berbentuk katalog online.
Hal ini sesuai dengan tujuan dari pelestarian naskah kuno Minangkabau di Badan Perpustakaan dan Kearsipan untuk menyelamatkan kandungan nilai-nilai
informasi dan menyelamatkan fisik dokumen yang dijabarkan dari pernyataan informan berikut:
Jawaban informan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
62
I
1
: “Supaya naskah kuno yang ada di BPAD dapat di distribusikan
informasinya kepada
masyarakat, membantu
pemustaka dalam
menemukan naskah serta sebagai rujukan awal dalam melihat dan menilai naskah kuno.
I
2
: “Ya untuk melestarikan naskah kuno dalam bidang preservasinya,
tujuannya untuk memudahkan pemustaka baik mahasiswa atau siapapun yang membutuhkan naskah kuno contohnya dalam segi pencariannya,
dalam segi menilai naskah dari informasi awal yang terdapat pada katalog tersebut.
Dari kutipan wawancara tersebut dapat dilihat tujuan utama pelestarian naskah kuno Minangkabau dengan proses katalogisasi adalah untuk memudahkan
pencaraian atau akses naskah kuno serta dapat memudahkan mahasiswa, peneliti atau masyarakat melakukan penilaian sebelum membaca naskah aslinya.
4.1.2.3 Alur Kerja Katalogisasi Naskah Kuno
Proses alur kerja katalogisasi naskah kuno yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Sumatera Barat yang disusun oleh mahasiswa IAIN
dapat dilihat dari wawancara berikut:
I
4
: kegiatan pengatalogan yang saya susun di BPAD menggunakan pedoman AACR2. Awalnya mereka memberikan data primer tentang naskah-naskah
apa saja yang terdapat disana. Setelah data itu saya terima saya langsung ke tempat penyimpanan naskah untuk mencheck keadaan naskah, setelah
mencheck langsung naskah dan data primer yang diberikan tahap selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
63
saya dibantu rekan saya dari jurusan bahasa arab IAIN untuk menterjemahkan translitrasi naskah tersebut, biasanya 1 hari sampai 20
lebih naskah yang kami terjemahkan dan itu hanya mencatat data-data identifikasi naskah yang kami butuhkan dalam katalogisasi. Setelah kami
identifikasi naskah tersebut mulai dari judul,pengarangnya, bahasa apa yang digunakan, deskripisi fisik dan informasi lainnya itu kami masukkan kedalam
table deskripsi katalog koleksi yang terdiri dari judul koleksi, penanggung jawab, data khusus kalau, deskripsi fisik, catatan yang memuat informasi
apakah naskah tersebut dalam bentuk asli atau fotokopi. Nah setelah dideskripsikan barulah dibuatkan katalognya berdasarkan data-data deskripsi
tersebut. Pada pembuatan katalog saya menyusunkan dalam bentuk 3 katalog yaitu: katalog judul, katalog pengarang dan katalog subjek.
Proses pembuatan katalog di BPAD
Langkah-langkah dalam pembuatan produk katalog naskah kuno koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Barat yaitu sebagai berikut.
Rancangan model produk yang dibuat ini dijelaskan dalam bentuk alur kerja sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
64
Gambar 4.1 Alur kerja katalogisasi di BPAD Bagan di atas menjelaskan alur rancangan produk katalog yaitu 1
mengumpulakan data dengan cara mencatat dan mengambil foto semua koleksi naskah kuno; 2 selanjutnya dilakukan transliterasi untuk mengetahui informasi
dalam naskah kuno tersebut; 3 hasil seleksi dengan kualifikasi baik dilakukan
Mengumpulkan Data Naskah Kuno
Menentukan Subjek Katalog Pengarang
Katalog Judul Katalog Subjek
Katalog Membuat Deskripsi
Bibliografi Transliterasi Naskah Kuno
Menentukan 8 daerah Deskripsi Bibliografi:
1. Judul dan
Penanggung Jawab 2.
Edisi 3.
Data Khusus Tidak digunakan
4. Penerbitan
5. Deskripsi Fisik
6. Seri Tidak
digunakan 7.
Catatan 8.
Nomor Standar Tidak digunakan
9.
Universitas Sumatera Utara
65
pencatatan untuk deskripsi bibliografinya, sesuai dengan aturan AACR
2nd
ed. untuk katalog manuskrip, daerah data khusus dan nomor standar tidak digunakan
tidak berlaku; dan 4 setelah semua data yang dibutuhkan untuk membuat katalog selesai dicatat, maka tahapan selanjutnya yaitu membuat katalog, baik itu
berupa katalog pengarang, katalog judul, dan katalog subjek dari masing-masing judul koleksi naskah kuno.
Berdasarkan pedoman pengatalogan AACR
2nd
ed., maka rancangan katalog naskah kuno yang akan dibuat adalah sebagai berikut.
Gambar 4.2. Rancangan Katalog Utama Naskah Kuno Berdasarkan AACR
2nd
ed. Jika Pengarang Sebagai TEU Rancangan tersebut digunakan apabila Tajuk Entri Utama TEU ditetapkan pada
pengarang. Tetapi, apabila TEUnya ditetapkan pada judul, maka bentuk deskripsi bibliografi katalog naskah kuno tersebut, seperti gambar berikut ini.
Entri Tambahan No.
Panggil Tajuk Entri Utama
Judul sebenarnya [pernyataan jenis bahan umum] = judul paralel: informasi lain dalam judul pernyataan tanggung jawab pertama;
pernyataan tanggung jawab berikutnya.--pernyataan edisipernyataan tanggung jawab 1 berkaitan dengan edisi.--rincian khusus mengenai
bahan.--tempat terbit: nama penerbit, tahun terbit.
Deskripsi fisik.--seriISSN. Catatan
ISBN 1.
Subjek I. Judul
II. Pengarang 2 III. Penerjemah
IV.Penerjemah 2 V. Penyunting
Universitas Sumatera Utara
66
Gambar 4.3. Rancangan Katalog Utama Naskah Kuno Berdasarkan AACR
2nd
ed. Jika Judul Sebagai TEU
Entri Tambahan No.
Panggil Judul sebenarnya [pernyataan jenis bahan umum] = judul paralel:
informasi lain dalam judul pernyataan tanggung jawab pertama; pernyataan tanggung jawab berikutnya.--pernyataan
edisipernyataan tanggung jawab 1 berkaitan dengan edisi.-- rincian khusus mengenai bahan.--tempat terbit: nama penerbit,
tahun terbit. Deskripsi fisik.--seriISSN.
Catatan ISBN
1. Subjek
Universitas Sumatera Utara
67
Dari rancangan tersebut akan dihasilkan katalog naskah kuno, seperti gambar berikut
ini.
Gambar 4.4. Contoh Rancangan Katalog Naskah Kuno Untuk menentukan kesesuian kedua rancangan tersebut, maka divalidasi
oleh pakar pengatalogan. Berdasarkan hasil validasi pakar bahwa kedua rancangan tersebut telah sesuai dengan pedoman pengatalogan AACR
2nd
ed., khusus untuk manuskrip. Menurut validator, yaitu Ibu Dian Hasfera yang
merupakan validator rancangan dan pembuatan produk katalog naskah kuno manuskrip bahwa: 1 Rancangan katalog naskah kuno ini sudah sesuai, dan
semua komponen-komponennya sudah lengkap; 2 Rancangan katalog naskah kuno ini sudah efektif dan sesuai dengan standar-standar pembuatan katalog.
00.247NK-2012
Tengku, Malik Syair sifat dua puluh, dll Disusun oleh Malik Tengku-- [1922].
363 lbr.; 30 cm. Bahasa melayu aksara Arab
Ms. fotokopi Sijunjung
I. Judul 1. Tasawuf
No. Klasifikasi Deskripsi Bibliografi
Tajuk Entri Tambahan Tajuk Entri Utama
Universitas Sumatera Utara
68
Dengan demikian, dapat dilanjutkan ke tahap pembuatan produk, yaitu berupa katalog naskah kuno.
Langkah-langkah pembuatan katalog naskah kuno di BPAD: 1.
Membuat deskripsi bibliografi Pencatatan deskripsi bibliografi ini, sesuai dengan informasi yang didapatkan
pada sampul kemasan dari koleksi dan juga dengan cara membaca isi naskah kuno tersebut dengan menggunakan pedoman berikut ini .
Judul Koleksi :
Risalah mau‟izatul hasanah Penanggung Jawab : al-Khatib al-Amin, Imam Maulana Abdul Manaf
Edisi :
- Data Khusus
: tidak berlaku
Penerbitan : -
Deskripsi Fisik : 144 hlm.; 30 cm.
Seri :
tidak berlaku Catatan
: Manuskrip fotokopi ISBN
: tidak berlaku
Gambar 4.5. Deskripsi katalog koleksi Sumber: AACR
2nd
ed. for Manuscript
Dari 8 delapan daerah deskripsi bibliografi manuskrip sesuai dengan aturan AACR
2nd
ed., daerah data khusus, daerah seri, dan daerah nomor standar ISBNISSN tidak berlaku.
Universitas Sumatera Utara
69
Dari hasil penelitian, ternyata dari 150 judul naskah kuno yang dimiliki oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Barat hanya 73 judul yang
dapat dibuatkan katalognya. Sisanya sebanyak 72 judul naskah tidak dapat dibuatkan katalognya karena tulisan yang terdapat pada naskah tersebut tidak bisa
terbaca dengan baik. Selain itu, tidak adanya informasi tambahan yang dapat membantu
mengenali naskah-naskah
tersebut, semakin
menyulitkan mendeskripsikan naskah tersebut. Kondisi tersebut juga diakui oleh pustakawan
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Barat, bahwa naskah-naskah tersebut sulit untuk dideskripsikan.
Dari 73 judul naskah yang dibuatkan katalognya, hanya 22 judul naskah yang tercantum nama penulisnya, sedangkan 55 judul naskah lagi tidak tercantum
nama penulisnya. Dari 22 judul naskah yang tercantum nama penulisnya tersebut, terdapat 2 judul naskah yang belum dibuatkan kode penempatannya. Ketika
dikonfirmasikan kepada pustakawan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Barat, ternyata mereka lupa mencatatnya pada buku induk naskah
kunonya. Setelah semua data penelitian terkumpul, maka dibuat katalog naskah
kuno yang TEUnya ditetapkan pada pengarangnya, seperti contoh berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 4.6. Contoh Katalog Pengarang Naskah Kuno
Setelah katalog pengarang dibuat, maka dibuatkan lagi katalog judul, dan katalog subjek, seperti contoh berikut ini.
Gambar 4.7. Contoh Katalog Judul Naskah Kuno
00006NK-2009 Risalah au’izatul hasa ah Disusu oleh I a Maula a Abdul
Manaf al-Khatib al-Amin.-- [1932]. 144 hlm.; 30 cm.
Bahasa melayu beraksara Arab Ms. fotokopi
Batang Kabung
I. Judul
1. Tasawuf 00006NK-2009
al-Khatib al-Amin, Imam Maulana Abdul Manaf
Risalah au’izatul hasa ah Disusu oleh I a Maula a Abdul Manaf al-Khatib al-Amin.-- [1932].
144 hlm.; 30 cm. Bahasa melayu beraksara Arab
Ms. fotokopi Batang Kabung
I. Judul
1. Tasawuf
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 4.8. Contoh Katalog Subjek Naskah Kuno
Selain itu, juga dibuatkan deskripsi bibliografinya pada naskah kuno yang tidak tercantum nama pengarangnya, seperti contoh berikut ini.
Gambar 4.9. Contoh Katalog Utama Judul sebagai TEU
00006NK-2009 Sejarah
Risalah au’izatul hasa ah Disusu oleh I a Maula a Abdul Manaf al-Khatib al-Amin.-- [1932].
144 hlm.; 30 cm. Bahasa melayu beraksara Arab
Ms. fotokopi Batang Kabung
I. Judul
1. Tasawuf
00.238NK-2012 Ratib saman; tentang puji-pujian.--[1930].
76 lbr. Bahasa melayu beraksara Arab
Ms. fotokopi Sijunjung
I. Judul
1. Tauhid
Universitas Sumatera Utara
72
2. Menentukan Tajuk Entri Utama dan Tambahan
Tajuk entri utama merupakan titik sibak untuk menemukan sebuah dokumen berdasarkan pengarang, judul, dan subjeknya. Pada AACR
2nd
ed., pedoman penentuan tajuk entri dijelaskan pada bagian kedua dari buku tersebut.
Tidak hanya dalam menentukan TEU dan TET, pada pedoman tersebut juga dijelaskan secara rinci cara penulisan nama.
Dari hasil penelitian, naskah kuno yang TET-nya ditetapkan pada pengarang berjumlah 22 naskah, sedangkan TETnya ditetapkan pada judul
berjumlah 55 judul naskah. Seluruh katalog yang dibuat tersebut telah divalidasi ulang oleh validator. Hasilnya adalah tiga orang validator setuju dengan
pembuatan katalog naskah kuno yang sesuai dengan pedoman AACR2 dan katalog ini dapat digunakan tanpa revisi.
3. Menentukan subjek dari masing-masing koleksi naskah kuno
Subjek sangat penting dalam penelusuran informasi, karena tidak semua orang tahu judul dan pengarang dari suatu karya. Pada katalog naskah kuno ini,
penentuan tajuk subjek menggunakan panduan berikut. Perpustakaan Nasional R.I. 1992. Pedoman Tajuk Subjek. Jakarta:
Perpusnas. Penentuan subjek dari suatu naskah kuno tidak hanya berpedoman pada
judul, tetapi juga pada isi naskah. Dengan demikian, bantuan dari ahli bahasa sangat dibutuhkan. Berikut diberikan contoh penentuan tajuk subjek tersebut.
Judul : Risalah mau‟izatul hasanah
Subjek : Tasawuf
Universitas Sumatera Utara
73
4. Susunan katalog naskah kuno
Katalog tercetak di jajaran laci katalog dapat dikelompokkan 1 Susunan Kamus, yaitu katalog pengarang, judul, dan subjek disusun menjadi satu secara
berabjad; 2 Susunan Terbagi, yang dapat dipilah lagi menjadi terbagi dua katalog pengarang dan judul disatukan menurut abjad, sedangkan katalog subjek
terpisah dan terbagi tiga setiap katalog disusun terpisah secara berabjad; 3 Susunan Kelas, yaitu katalog pengarang disusun berabjad, katalog judul juga
disusun berabjad, katalog klas yang diurut dari klas terkecil ke besar, dan dilengkapi dengan indeks.
Dalam penelitian ini, produk atau katalog naskah kuno menggunakan Susunan Terbagi Tiga. Setiap kelompok katalog pengarang, judul, dan subjek
dipisahkan dan disusun secara abjad. Susunan ini diaggap efektif oleh validator, karena lebih memudahkan pemustaka menemukan informasi.
Dari uraian proses pengatalogan naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Padang Provinsi Sumatera Barat dapat disimpulkan proses
pengatalogan menggunakan pedoman AACR 2 namun isi dari katalog naskah tersebut tidak mecantumkan ringkasan isi naskah atau anotasi seperti pada daerah
catatan. Seharusnya katalog naskah tersebut terdapat keterangan ringkas tentang isi naskah atau anotasi sehingga dapat dijadikan rujukan awal oleh pemustaka,
peneliti atau mahasiswa dalam menilai sebuah naskah yang mereka butuhkan. Contoh katalog naskah yang memuat ringkasan isi naskah atau anotasi sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 4.10 Contoh katalog naskah Sumber: Catalogus Naskah kuno Minangkabau
Katalogisasi naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat masih sedikit lambat mengingat keterbatasan jumlah SDM dan
kendala-kendala lain yang berkaitan dengan proses translitrasi baik dari naskah kuno asli yang sudah rusak karena berlubang dan terpotong yang rusak dari ahli
waris maupun rusak karena tempat penyimpanan yang tidak sesuai standar d Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat serta kurang jelasnya
teks naskah kuno yang sudah di fotokopi.
4.1.2.4 Penyusunan Naskah Kuno