46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat adalah
sebuah instansi Pembina Perpustakaan dan Kearsipan di Propinsi Sumatera Barat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3
Tahun 2008 pada tanggal 21 Juli 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah Provinsi Sumatera Barat. Adapun dikeluarkannya Peraturan Daerah tersebut diatas adalah adanya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dimana untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, dipandang perlu
membentuk Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Propinsi Sumatera Barat.
Keberadaan dari Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat tidak lepas dari Lembaga Perpustakaan dan Lembaga Kearsipan yang ada di
Sumatera Barat. Pada awalnya Lembaga ini merupakan dua lembaga yang disatukan menjadi satu karena dikeluarkannya Peraturan Daerah yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota dam
Universitas Sumatera Utara
47
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dengan nama Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera
Barat yang dikepalai oleh Bapak Drs. Alwis. Pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat terdapat
47.005 jumlah buku terdiri dari 191.391 eksemplar. Selain itu pada bidang ini juga tersimpan 150 naskah kuno tercetak. Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan peneliti pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera terdapat 150 naskah kuno cetak yang tersimpan dilemari penyimpanan naskah
namun, naskah tersebut susah dalam pencarian dan penemuan kembali informasinya. Faktanya banyak dari naskah-naskah tersebut yang tidak terdapat
informasi asal naskah, nilai informasi naskah, beserta deskripsi naskah yang menyulitkan peneliti, mahasiswa, atau siapapun pengunjung untuk mengetahui isi
naskah secara ringkas dan tidak dapat melakukan penilaian sebelum membaca naskah, sementara bahasa yang digunakan pada naskah sangat sulit diterjemahkan
apalagi di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat naskah kuno banyak menggunakan bahasa arab melayu sehingga hanya orang-orang yang
pandai bahasa arab melayu saja yang dapat membacanya. Saat ini di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Sumatera
Barat BPAD dari 150 naskah kuno hanya 73 naskah kuno yang ada katalognya sedangkan 72 naskah kuno tidak dapat dibuat katalognya. Pengatalokan naskah
kuno dilakukan agar informasi dari naskah asli yang ada pada pemiliknya maupun yang telah diperoleh oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera
Barat dapat dimanfaatkan atau didayagunakan oleh masyarakat luas sebagai
Universitas Sumatera Utara
48
sumber pengetahuan tentang kebudayaan. namun, banyak dari naskah-naskah yang telah dibuat katalognya tersebut tidak terdapat informasi asal naskah, nilai-
nilai informasi naskah, ringkasan naskah atau anotasi beserta deskripsi lengkap naskah yang menyulitkan peneliti, mahasiswa, atau siapapun pengunjung untuk
mengetahui isi naskah secara ringkas dan tidak dapat melakukan penilaian sebelum membaca naskah. Berdasarkan permasalahan diatas dan penjelasan akan
pentingnya penyelamatan terhadap naskah-naskah kuno Minangkabau tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pelestarian naskah kuno
dalam bentuk katalogisasi pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian