Akibat Hukum Gugatan Pembatalan Merek yang Telah Kadaluarsa

Hakim PN Surabaya dalam putusannya menurut penulis telah keliru dalam menerapkan hukum, karena telah mengabaikan Pasal 69 ayat 1 mengenai gugatan yang telah lewat dari jangka waktu yang ditetapkan Undang-Undang. dimana PT. Gudang Garam menyatakan diketahui dalam daftar umum Merek Direktorat Jenderal HKItelah terdaftar Merek Gudang Baru + Lukisan atas nama Tergugat dengantanggal pendaftaran 21 Maret 2005 dan bilamana dikaitkan dengan tanggalpendaftaran gugatan Penggugat PT. Gudang Garam tentang gugatan pembatalan merektertanggal 29 Mei 2013 secara hukum telah melewati jangka waktu 5 limatahun sebagaimana yang diharuskan oleh Ketentuan Pasal 69 ayat 1 UU Merek 2001 Berdasarkan ketentuan tersebut maka dapat ditemukan bahwa Penggugat telah melakukan persaingan usaha secara tidak sehat, karena telah membiarkan merek Gudang baru terdaftar secara resmi, namun setelah dilihat ternyata Gudang Baru memiliki banyak konsumen dan Gudang Garam merasa tersaingi, diajukan gugatan pembatalan pendaftaran merek oleh Gudang Garam. Hal ini lah juga menjadi salah satu eksepsi dari pihak tergugat. Oleh karena itu seharusnya permohonan pembatalan pendaftaran merek yang diajukan oleh PT. Gudang Garam dinyatakan ditolak atau tidak dapat diterima.

C. Akibat Hukum Gugatan Pembatalan Merek yang Telah Kadaluarsa

Gugatan pembatalan merek yang telah kadaluarsa dalam hal ini adalah gugatan yang diajukan pada jangka waktu yang telah lewat dari lima tahun sejak merek tersebut didaftarkan atau terdaftar secara resmi di Direktorat Jenderal HKI. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan Pasal 69 ayat 1 UU Merek 2001 yang menyatakan “Gugatan pembatalan pendaftaran Merek hanya dapat diajukan dalam jangkawaktu 5 lima tahun sejak tanggal pendaftaran Merek.” Terlebih dahulu kita megetahui akibat hukum yang terjadi jika terjadi pembatalan merek. Akibat hukum dari pembatalan merek dagang yang di putus Pengadilan Niaga adalah sebagai berikut: 1. Dicoretnya Merek Dagang dari Daftar Umum Merek, akibat hukum pembatalan merek berdasarkan merek dagang yang digugat oleh pihak ketiga apabila gugatan tersebut dikabulkan dan mempunyai kekuatan hukum tetap adalah pencoretam merek yang bersangkutan dari Daftar Umum Merek. Penghapusan pendaftaran merek dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan mencoret merek yang bersangkutan dari Daftar Umum Merek. Sejak tanggal pencoretan dari Daftar Umum Merek, sertifikat merek yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku lagi yang secara otomatis mengakibatkan berakhirnya perlindungan hukum atas merek yang bersangkutan. Mengenai cara untuk melakukan pembatalan merek terdaftar, Pasal 71 UU Merek 2001 menyatakan bahwa pembatalan dilakukan oleh Direktorat Jenderal HKI dengan cara mencoret merek yang bersangkutan dari Daftar Umum Merek dengan memberi catatan tentang alasan dan tanggal pembatalannya dan memberitahukannya secara tertulis kepada pemilik merek atau kuasanya. Dalam surat pemberitahuan harus menyebutkan secara jelas alasan pembatalannya dan menegaskan bahwa sejak tanggal pencoretan dari Universitas Sumatera Utara Daftar Umum Merek, Sertifikat Mereknya dinyatakan tidak berlaku. Pencoretan dimaksud harus diumumkan dalam Berita Resmi Merek. 2. Berakhirnya perlindungan hukum atas merek yang didaftarkan. Dengan adanya pembatalan dan pencoretan merek terdaftar dari Daftar Umum Merek, membawa konsekwensi hukum menjadi berakhirnya perlindungan hukum atas merek yang bersangkutan. Hapusnya perlindungan hukum atas merek yang bersangkutan, maka hak-hak pemegang merek secara otomatis akan hilang. Pembatalan pendaftaran merek juga memiliki akibat hukum terhadap penerima hak lisensi merek. Pembatalan pendaftaran merek akan berakibat berakhirnya perjanjian lisensi yang dibuat antara pemberi lisensi yang mereknya sudah dibatalkan dengan penerima lisensi. Walaupun demikian hak penerima lisensi masih tetap dilindungi, hal ini dapat dilihat dalam Pasal 48 UU Merek 2001 yang menentukan sebagai berikut : 1. penerima lisensi yang beritikad baik, tetapi kemudian merek itu dibatalkan atas dasar adanya persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek lain yang terdaftar, tetap berhak melaksanakan perjanjian Lisensi tersebut sampai dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian lisensi; 2. penerima lisensi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 tidak lagi wajib meneruskan pembayaran royalti kepada pemberi lisensi yang dibatalkan, mealainkan wajib melaksanakan pembayaran royalti kepada pemilik merek yang tidak dibatalkan; 3. dalam hal pemberi lisensi sudah terlebih dahulu menerima royalti secara sekaligus dari penerima lisensi, pemberi lisensi tersebut wajib menyerahkan Universitas Sumatera Utara bagian dari royalti yang diterimanya kepada pemilik merek yang tidak dibatalkan, yang besarnya sebanding dengan sisa jangka waktu perjanjian lisensi; Pasal 48 UU Merek 2001 memberikan perlindungan hukum kepada penerima lisensi merek yang beritikad baik, namum tidak menjelaskan bagaimana definisi dari seorang penerima lisensi beritikad baik sehingga dipandang perlu untuk menghubungkannya dengan Pasal 43 3 UU Merek 2001 tentang keharusan pencatatan perjanjian lisensi pada Direktorat Jenderal HKI. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian lisensi tersebut, terjadi gugatan pembatalan terhadap kepemilikan merek berdasarkan alasan bahwa merek yang bersangkutan mempunyai persamaan pada pokoknya atau secara keseluruhannya yang ditujukan kepada pemilik merek sekaligus pemberi lisensi merek, maka kedudukan dari pihak penerima lisensi merek tidak akan terpengaruhi oleh putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap terhadap sengketa gugatan merek tersebut. Apabila kedudukan pemberi lisensi merek sebagai pemilik merek dibatalkan oleh putusan hakim Pengadilan Niaga yang berkekuatan hukum tetap, maka pihak penerima lisensi merek akan tetap dapat melaksanakan perjanjian lisensi tersebut dengan persyaratan bahwa pembayaran royalti pada periode selanjutnya akan dilanjutkan kepada pihak yang dinyatakan sebagai pemilik merek yang sah. Akibat hukum yang terjadi ketika pembatalan pendaftaran merek berbeda dengan akibat hukum yang terjadi jika gugatan pembatalan merek yang diajukan telah kadaluwarsa. Dalam beberapa kasus, banyak ditemukan gugatan pembatalan Universitas Sumatera Utara merek yang diajukan telah lewat dari jangka waktu yang ditentukan undang- undang sejak pendaftaran merek tersebut. Undang-Undang secara jelas juga memberi kesempatan kepada pemilik merek untuk mengajukan keberatan terhadap pendaftaran merek yang dimohonkan dalam jangka waktu selama tiga bulan. Merek yang telah terdaftar dengan resmi secara otomatis akan mendapatkan perlindungan hukum. Gugatan pembatalan merek yang telah kadaluarsa menyebabkan pembatalan pendaftaran merek yang diajukan di Pengadilan Niaga ditolak atau tidak dapat diterima karena Gugatan tersebut diajukan lewat dari jangka waktu yang ditentukan oleh undang-undang. Kecuali merek yang diajukan pembatalan tersebut bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum Pasal 69 ayat 2, Gugatan pembatalan dapat diajukan tanpa batas waktu. Oleh Karena itu sangatlah penting untuk memperhatikan setiap pendaftaran merek yang diumumkan secara resmi oleh Direktorat Jenderal HKI, meskipun pada statusnya merek yang menggugat merupakan suatu merek terkenal, jika unsur persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dan pendaftaran merek tersebut dilakukan dengan itikad tidak baik, maka akan menyebabkan gugatan tersebut ditolak. Karena tidak dapat dibuktikan oleh si Penggugat unsur-unsur yang menjadi alasan pembatalan pendaftaran merek tersebut, dan ditambah lagi gugatan yang diajukan telah kadaluarsa lewat jangka waktu yaitu selama 5 lima tahun sejak terdaftar secara resmi. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS PEMBATALAN MEREK DAGANG YANG TELAH TERDAFTAR PADA DIREKTORAT JENDRAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI) OLEH PEMEGANG MEREK MENURUT UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

0 4 16

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMALSUAN MEREK DAGANG TERKENAL ASING DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

2 38 108

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

1 12 81

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 5

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 1

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 16

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 28

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 4

PEMALSUAN MEREK DAGANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2001 | Indradewi | Widyasrama 405 756 1 SM

0 0 19

PENYELESAIAN SENGKETA GUGATAN PEMBATALAN MEREK BIORF OLEH PEMEGANG MEREK BIORE DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK (STUDI KASUS NOMOR :127 PK/Pdt.SUS-hkI/2013) - Unika Repository

0 0 16