BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penulisan yang telah diuraikan tersebut, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perlindungan hak merek yang diberikan baik kepada merek asing atau lokal,
terkenal atau tidak terkenal hanya diberikan kepada merek yang terdaftar. Untuk itu setiap pemilik merek lebih baik mendaftarkan mereknya ke
Direktorat Jenderal HKIuntuk dapat memperoleh perlindungan hukum terhadap mereknya. Karena disebutkan dalam perjanjian TRIP’s dan di dalam
Pasal 3 UU Merek 2001 bahwa merek terdaftar memiliki hak eksklusif untung melarang pihak ketiga yang tanpa izin dan sepengetahuan pemilik merek
tersebut untuk memakai merek yang sama untuk barang danatau jasa yang telah didaftarkan terlebih dahulu.
2. Pembatalan merek terdaftar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
oleh pemilik merek untuk melindungi mereknya. Pembatalan merek terdaftar hanya dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan atau pemilik merek, baik
dalam bentuk permohonan kepada Direktorat Jenderal HKI atau gugatan kepada Pengadilan Niaga di Jakarta bila penggugat bertempat tinggal di luar
wilayah negara Indonesia, dengan dasar alasan adalah sebagai berikut :Merek terdaftar yang pendaftarannya dilakukan oleh pihak yang tidak beritikad baik,
merek terdaftar tersebut mengandung salah satu unsur berupa unsur yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum, tidak memiliki daya
pembeda, telah menjadi milik umum atau merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimintakan pendaftarannya, adanya persamaan
pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek miliknya yang sudah
Universitas Sumatera Utara
terdaftar terlebih dahulu untuk barang atau jasa sejenis yang termasuk dalam satu kelas, mempunyai nama orang terkenal, foto, dan nama badan hukum yang
dimiliki oleh orang lain, peniruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem dari negara atau lembaga nasional
maupun internasional dengan secara tidak sah tanpa izin tertulis, peniruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh negara
atau lembaga pemerintah dengan secara tidak sah tanpa izin tertulis, dan menyerupai ciptaan orang lain yang dilindungi Hak Cipta dengan tanpa
persetujuan tertulis. 3.
Gugatan pembatalan merek yang telah kadaluarsa menyebabkan pembatalan pendaftaran merek yang diajukan di Pengadilan Niaga ditolak atau tidak dapat
diterima, karena gugatan tersebut diajukan lewat dari jangka waktu yang ditentukan oleh undang-undang yaitu selama 5 lima tahun sejak merek
tersebut terdaftar secara resmi. Kecuali merek yang diajukan pembatalan tersebut bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban
umum Pasal 69 ayat 2 UU Merek 2001, gugatan pembatalan dapat diajukan tanpa batas waktu,
B. Saran