Merek yang Tidak dapat Didaftar dan yang Ditolak

BAB III PEMBATALAN PENDAFTARAN MEREK DI INDONESIA

A. Merek yang Tidak dapat Didaftar dan yang Ditolak

Suatu merek memiliki syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap orang atau badan hukum yang ingin memakai merek tersebut, supaya merek tersebut dapat diterima dan dipakai sebagai merek atau cap dagang, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah adalah bahwa merek itu harus mempunyai daya pembedaan yang cukup. Dengan kata lain, tanda yang dipakai ini haruslah sedemikian rupa, sehingga mempunyai cukup kekuatan untuk membedakan barang hasil produksi suatu perusahaan atau barang perniagaan atau jasa dari produksi seseorang dengan barang-barang atau jasa yang diproduksi oleh orang lain. Karena adanya merek itu barang-barang atau jasa yang diproduksi menjadi dapat dibedakan. 58 “Merek ini harus merupakan suatu tanda. Tanda ini dapat dicantumkan pada barang bersangkutan atau bungkusan barang itu. Jika suatu barang hasil produksi suatu perusahaan tidak mempunyai kekuatan pembedaan dianggap sebagai tidak cukup mempunyai kekuatan pembedaan dan karenanya bukan merupakan merek. Misalnya: Bentuk, warna atau ciri lain dari barang atau pembungkusnya. Bentuk yang khas atau warna, warna dari sepotong sabun atau suatu doo, tube dan botol. Semua ini tidak cukup mempunyai daya pembedaan untuk dianggap suatu merek, tetapi dalam prakteknya kita saksikan bahwa warna-warna tertentu yang dipakai dengan suatu kombinasi yang khusus dapat dianggap sebagai suatu merek.” Sudargo Gautama mengemukakan bahwa : 59 Selanjutnya disamping hal-hal tersebut di atas, perlu kiranya penulis menguraikan lebih lanjut, mengenai merek yang bagaimana yang tidak dapat 58 OK.Saidin. Op.Cit, hlm.348 59 Sudargo Gautama,1998, Op.Cit, hlm.34 Universitas Sumatera Utara didaftarkan dan yang harus ditolak sebagai suatu merek. Dalam UU Merek 2001 mengatur lebih lanjut, apa saja yang tidak dapat dijadikan suatu merek atau yang tidak dapat didaftar sebagai suatu merek. Menurut Pasal 5 UU Merek 2001 merek tidak dapat didaftarkan apabila mengandung salah satu unsur dibawah ini: 1. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum; 2. tidak memiliki daya pembeda; 3. telah menjadi milik umum; atau 4. merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran. Sudargo Gautama penah mengemukakan pendapat terkait pembahasan UU Merek 1961 yang juga masih relevan untuk uraian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum Tanda-tanda yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum tidak dapat diterima sebagai merek. Dalam merek bersangkutan tidak boleh terdapat lukisan-lukisan atau kata-kata yang bertentangan dengan kesusilaan yang baik dan ketertiban umum. Dalam lukisan-lukisan ini kiranya tidak dapat dimasukkan juga berbagai gambaran-gambaran yang dari segi keamanan atau segi penguasa tidak dapat diterima karena dilihat dari segi kesusilaan maupun dari segi politis dan ketertiban umum. Lukisan-lukisan yang tidak memenuhi norma-norma susila, juga tidak dapat digunakan sebagai merek jika tanda- tanda atau kata-kata yang terdapat dalam sesuatu yang diperkenankan sebagai “merek” dapat menyinggung atau melanggar perasaan, kesopanan, ketentraman Universitas Sumatera Utara atau keagamaan, baik dari khalayak umumnya maupun suatu golongan masyarakat tertentu. 60 Tanda-tanda yang tidak mempunyai daya pembeda atau yang dianggap kurang kuat dalam pembedaannya tidak dapat dianggap sebagai merek. Sebagai contoh misalnya dapat diberitahukan disini; lukisan suatu sepeda untuk barang-barang sepeda atau kata-kata yang menunjukkan suau sifat barang, seperti misalnya “istimewa”, “super”, “sempurna”. Semua ini menunjukkan pada kualitas suatu barang. Juga nama barang itu sendiri tidak dipakai sebagai merek. Misalnya “kecap” untuk barang kecap, merek “sabun” untuk sabun dan sebagainya. Misalnya perkataan “super”, itu menunjukkan sutu kualitas atau mempropagandakan kualitas barangnya, maka tidak mempunyai cukup daya pembedaan untuk diterima sebagai merek. 2. Tanda-tanda yang tidak mempunyai daya pembedaan 61 Tanda-tanda yang karena telah dikenal dan dipakai secara luas serta bebas dikalangan masyarakat tidak lagi cukup untuk dipakai sebagai tanda pengenal bagi keperluan pribadi dari orang-orang tertentu. Misalnya disimpulkan dalam kategori ini tanda lukisan mengenai “tengkorak manusia dengan dibawahnya ditaruhnya tulang bersilang”, yang secara umum dikenal dan juga dalam dunia internasional sebagai tanda bahaya racun. Kemudian juga tidak dapat dipakai sebagai merek misalnya suatu lukisan tentang “tangan yang dikepal dan ibu jari ke atas”, yang umum dikenal sebagai suatu tanda pujian atau “jempol”. 3. Tanda milik umum 60 Ibid., hlm. 35-36. 61 Ibid.,hlm. 38. Universitas Sumatera Utara Kemudian juga dapat dianggap sebagai milik umum misalnya perkataan “Pancasila” dan sebagainya. 4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimintakan pendaftaran. Selanjutnya yang dimaksud dengan merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimintakan pendaftaran seperti merek “ kopi atau gambar kopi” untuk produk kopi. Contoh lain misalnya merek “mobil atau gambar mobil” untuk produk mobil. Ini maksudnya agar pihak konsumen tidak keliru, sebab jika hal itu dibenarkan da kemungkinan orang lain akan menggunakan merek yang sama oleh karena bendanya, produknya atau gambarnya sama dengan mereknya. 62 Sebagai contohnya, merek dagang A yang sudah dikenal masyarakatsecara umum sejak bertahun-tahun, ditiru sedemikian rupasehingga memiliki persamaan pada pokoknya ataukeseluruhannya dengan merek dagang A tersebut. Dalamcontoh itu sudah terjadi iktikad tidak baik dari peniru karenasetidak- tidaknya patut diketahui unsur kesengajaannya dalammeniru merek dagang yang Secara umum, merek tidak dapat didaftar atas dasarpermohonan yang diajukan oleh pemohon yang beriktikad tidak baik.Pemohon yang beriktikad baik adalah pemohon yang mendaftarkanmereknya secara layak dan jujur tanpa ada niat apa pun untukmembonceng, meniru, atau menjiplak ketenaran merek pihak laindemi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lainitu atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh, ataumenyesatkan konsumen. 62 OK.Saidin. Op.Cit, hlm.350. Universitas Sumatera Utara sudah dikenal tersebut. 63 Undang-Undang Merek 2001 tidak memberikan batasan pengertian dan penjelasan mengenai itikad baik. Oleh sebab itu, dirujuk kepada beberapa yurisprudensi Mahkamah Agung telah mempertimbangkan mengenai batasan itikad baik tersebut bahwa dalam putusan No.1269 LPdt1984 tanggal 15 Januari 1986, Prinsip perlindungan hukum terhadap pemilik merek diaturdalam Pasal 4 UU Merek 2001, yangmenyatakan; merek tidak dapat didaftar atas dasar permohonan yangdiajukan oleh pemohon yang beritikad tidak baik. 64 putusan No.220 PKPerd1981 tanggal 16 Desember 1986, 65 dan putusan No.1272 KPdt1984 tanggal 15 Januari 1987,Mahkamah Agung berpendapat bahwa pemilik merek yang beritikad tidak baik karena telah menggunakan merek yang terbukti sama pada pokoknya atau sama pada keseluruhannya dengan merek pihak lawannya. 66 Berbagai yurisprudensi yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan tersebut, masih dapat dipergunakan sebagai bahan perbandingan dengan diberlakukannya UU Merek 2001. Oleh karena itu, walaupun dalam UU Merek 2001 tidak dijelaskan tentang pemilik merek yang beritikad baik tetapi dengan merujuk kepada yurisprudensi Mahkamah Agung tersebut, maka beritikad baik dimaksud tidaklah berbeda dengan kalimat yaitu “pemilik merek memiliki merek yang tidak 63 Ahmadi Miru, Hukum Merek Cara Mudah Mempelajari Undang- Undang MerekJakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005, hlm. 14. 64 Mahkamah Agung RI, Yurisprudensi Indonesia, Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van Hoeven, 1989, hlm. 19- 20. 65 Ibid., hlm. 104. 66 Gatot Supramono, Pendaftaran Merek Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992, Op. cit., hlm. 26. Universitas Sumatera Utara mempunyai persamaan pada pokoknya atau pada keseluruhannya dengan merek orang lain”. Selanjutnya mengenai permohonan merek yang harus ditolak, diatur dalam Pasal 6 UU Merek 2001 yang mana memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 67 a. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya denganMerek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang danatau jasa yang sejenis; 1. Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila merek tersebut: b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis; c. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-geografis yang sudah dikenal. 2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dapat puladiberlakukan terhadap barang danatau jasa yang tidak sejenis sepanjangmemenuhi persyaratan tertentu yang akan ditetapkan lebih lanjut denganPeraturan Pemerintah. 3. Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merektersebut: a. merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak; 67 Undang-Undang Merek Tahun 2001 Universitas Sumatera Utara b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang; c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang. Penolakan permohonan yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan merek terkenal untuk barang danatau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang bersangkutan. Tentang terkenal atau tidaknya suatu merek, perlu diukur berdasarkan reputasi merek tersebut yang diperoleh dari promosi yang gencar dan besar-besaran, invensi dibeberapa negara di dunia yang dilakukan oleh pemiliknya, dan disertai bukti pendaftaran merek tersebut di berbagai negara. Apabila hal-hal diatas belum dianggap cukup, Pengadilan Niaga dapt memerintahkan lembaga yang bersifat mandiri untuk melakukan survei guna memperoleh kesimpulan mengenai terkenal atau tidaknya merek yang menjadi dasar penolakan. 68 Apabila memperhatikan ketentuan tentang kriteria merek yangtidak dapat didaftar dan yang ditolak pendaftarannya, secarasederhana dapat dikatakan bahwa perbedaan utama antara kriteriamerek yang tidak dapat didaftar dan yang ditolak pendaftarannyaadalah terletak pada pihak yang dirugikan. 69 68 OK.Saidin, Op.Cit. hlm. 356. 69 Ahmadi Miru, Op.Cit, hlm. 20. Jika suatu merek kemungkinannya akan menimbulkan kerugianbagi masyarakat secara umum, Universitas Sumatera Utara merek tersebut tidak dapatdidaftarkan. Sementara itu, apabila merek tersebut dapat merugikanpihak-pihak tertentu, merek tersebut ditolak pendaftarannya. Ataulebih sederhana lagi dapat dikatakan bahwa merek yang tidak dapatdidaftarkan yaitu merek yang tidak layak dijadikan merek, sedangkanmerek yang ditolak, yaitu merek yang akan merugikan pihak lain.

B. Pendaftaran Merek di Indonesia

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS PEMBATALAN MEREK DAGANG YANG TELAH TERDAFTAR PADA DIREKTORAT JENDRAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI) OLEH PEMEGANG MEREK MENURUT UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

0 4 16

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMALSUAN MEREK DAGANG TERKENAL ASING DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

2 38 108

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

1 12 81

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 5

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 1

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 16

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 28

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 4

PEMALSUAN MEREK DAGANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2001 | Indradewi | Widyasrama 405 756 1 SM

0 0 19

PENYELESAIAN SENGKETA GUGATAN PEMBATALAN MEREK BIORF OLEH PEMEGANG MEREK BIORE DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK (STUDI KASUS NOMOR :127 PK/Pdt.SUS-hkI/2013) - Unika Repository

0 0 16