Merek Dagang Terkenal PERLINDUNGAN HAK MEREK DI INDONESIA

peradilan khusus, yaitu Pengadilan Niaga sehingga diharapkan sengketa merek dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif cepat. Sejalan dengan itu, harus pula diatur hukum acara khusus untuk menyelesaikan masalah sengketa merek seperti juga bidang hak kekayaan intelektual lainnya. Adanya peradilan khusus untuk masalah merek dan bidang-bidang hak kekayaan intelektual lain, juga dikenal di beberapa negara lain, seperti Thailand. Dalam undang-undang inipun pemilik merek diberi upaya perlindungan hukum lain, yaitu dalam wujud penetapan sementara pengadilan untuk melindungi mereknya guna mencegah kerugian yang lebih besar. Disamping itu, untuk memberikan kesempatan yang lebih luas dalam penyelesaian sengkera, dalam undang-undang ini dimuat ketentuan tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. 52 Membicarakan tentang pengaturan tentang merek terkenal, maka akan dilihat dan dicermati ketentuan perundang-undangan tentang merek, mulai

C. Merek Dagang Terkenal

Merek dagang terkenal di Indonesia merupakan sesuatu yang tidak baru lagi untuk dibahas. Sejak peraturan kolonial dulu, hal ini telah menjadi pembahsan yang cukup menarik untuk diperbincangkan terkait perlindungan hukumnya, dimana para pemilik hak merek terkenal menginginkan untuk mendapat perlindungan hukum yang khusus terhadap hak mereka. Untuk itu perlu kita bahas mengenai sejarah pengaturan merek dagang terkenal di Indonesia agar kita dapat memahami merek dagang terkenal lebih dalam lagi. 52 OK. Saidin. Op.Cit, hlm.337-338. Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang Merek, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 Merek, UU Merek 2001. Undang-Undang Merek yang berlaku untuk Indonesia sebelum berlakunya Undang-Undang Merek yang sekarang ini adalah Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 Tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan selanjutnya disingkat UU Merek 1961, yang diundangkan pada tanggal 11 Oktober 1961 dan mulai belaku tanggal 11 Nopember 1961. 53 Sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengganti undang-undang kolonial dengan undang-undang asli Indonesia, pemerintah Soekarno memulai inisiatif reformasi hukum. Beberapa undang-undang baru ditetapkan dan diberlakukan. Salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan yang berlaku sejak 11 November 1961. Tujuan UU Merek 1961 ini adalah untuk melindungi kepentingan publik dari barang-barang palsu atau tiruan. Undang-Undang Merek 1961 mengadopsi sebagian besar ketentuan dalam Reglement Industrieele Undang-Undang Merek 1961 ini menggantikan peraturan tentang merek yang sebelumnya berlaku, yaitu peraturan dari zaman Belanda yang terkenal dengan nama “Reglement Industrieele Eigendom tahun 1912” Reglement tentang Hak Milik Perindustrian Tahun 1912, Stb. 1912 No. 545 yang mulai berlaku sejak tahun 1913. Dengan berlakunya UU Merek 1961, maka peraturan tentang merek jaman Belanda tersebut tidak berlaku lagi. 53 Sudargo Gautama dan Rizawan Winata II, Op. Cit, hal. 14. Universitas Sumatera Utara Eigendom Staatsblad van Nederlandsch-lndie No.545. Satu-satunya perubahan adalah berkurangnya jangka waktu perlindungan merek dari 20 tahun menjadi 10 tahun. Undang-Undang Merek 1961 tidak merumuskan atau memberi pengertian tentang merek terkenal. Disamping itu, perlu dicatat bahwa merek-merek terkenal yang mayoritas dimiliki perusahaan asing tidak dilindungi secara khusus dalam UU Merek 1961. Tujuan utama undang-undang tersebut adalah melindungi kepentingan publik semata dan tidak melindungi kepentingan pemilik merek secara spesifik. Walaupun begitu, pengadilan di Indonesia menciptakan yurisprudensi yang memberikan proteksi bagi pemakai pertama merek di Indonesia yang bertindak atas dasar itikad baik. Dengan demikian, perlindungan merek di Indonesia diberikan kepada mereka yang bisa membuktikan bahwa mereka adalah pemakai merek pertama di Indonesia yang beritikad baik dan kepentingan publik tidak dirugikan oleh merek-merek mereka. Menanggapi hal-hal tersebut, pada bulan Juni 1987 Menteri Kehakiman mengeluaran Surat Keputusan Menteri No. M.02-IIC.01.01 tahun 1987 menyangkut merek terkenal well known trade marks. Berdasarkan keputusan ini, merek terkenal adalah merek yang telah lama dikenal dan digunakan dalam periode waktu yang cukup lama untuk jenis-jenis barang tertentu di wilayah Indonesia. Pendaftaran registrasi merek yang mirip dengan merek terkenal untuk jenis barang yang sama harus ditolak oleh Direktorat Paten dan Hak Cipta. Akan tetapi, Surat Keputusan Menteri tersebut belum bisa memuaskan banyak pemilik asing merek-merek terkenal. Mereka menghendaki perlindungan merek terkenal Universitas Sumatera Utara tidak terbatas pada jenis barang yang sama, namun mencakup pula semua jenis produk. Pada tahun 1991 Menteri Kehakiman mengeluarkan Surat Keputusan No. M.03-HC.02.01 tahun 1991 mengenai penolakan permohonan pendaftaran merek terkenal atau merek yang mirip merek milik orang lain atau milik badan lain. Surat keputusan ini menggantikan Surat Keputusan Menteri No.M.02-IIC.01.01 tahun 1987. Surat Keputusan tahun 1991 ini memperluas proteksi merek terkenal hingga mencakup pula barang-barang yang tidak sejenis dan memberikan perlindungan bagi merek terkenal yang digunakan di Indonesia danatau di luar negeri. 54 Pengadilan dalam praktiknya seringkali tidak sepakat dengan SK tersebut. Sebagai gambaran, setelah dikeluarkannya SK Menteri Kehakiman tahun 1991, Direktorat Merek menolak 4.304 aplikasi registrasi merek terkenal yang diajukan oleh unauthorized parties. Namun, beberapa di antara mereka menentang keputusan tersebut dan membawa kasusnya ke pengadilan. Dalam kebanyakan Surat Keputusan SK Menteri Kehakiman tahun 1991 ini banyak menuai kritik, di antaranya SK tersebut dinilai cenderung dibuat atas dasar tekanan para pemilik merek dari negara Barat dan melampaui ketentuan dalam Article 6bis Paris Convention karena memberikan perlindungan bagi pemilik merek terkenal yang belum menggunakan mereknya di Indonesia atau tidak memiliki bukti pemakaian di Indonesia. SK tersebut juga dinilai bertentangan dengan kriteria pemakaian merek sebagaimana diatur dalam Pasal 18 UU Merek 1961. 54 Casavera, 8 Kasus Sengketa Merek di IndonesiaYogyakarta:Graha Ilmu, 2009, hlm. 29. Universitas Sumatera Utara kasus, pengadilan justru memenangkan un-authorizedparties tersebut dan memerintahkan Direktorat Merek untuk menerima aplikasi mereka untuk registrasi merek. Tahun 1992 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek. Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 1993. Perubahan mendasar dalam undang-undang baru ini terlihat pada fokusnya yang beralih dari proteksi kepentingan konsumen menjadi proteksi merek dagang, termasuk perlindungan khusus bagi merek terkenal. Menariknya, undang-undang ini keluar seiring dengan maraknya bisnis waralaba di Indonesia. Perubahan lainnya menyangkut sistem perlindungan yang semula first to use diganti first to register. Sistem baru ini dipandang lebih bagus karena mampu memberikan kepastian hukum yang lebih besar dibandingkan sistem first to use. Perubahan berikutnya berkenaan dengan lingkup perlindungan yang semula hanya mencakup barang, UU Nomor 19 tahun 1992 tentang Merek memperluasnya hingga mencakup barang, jasa, dan merek kolektif. Undang-Undang baru ini juga menetapkan hukuman penjara hingga 7 tahun danatau denda hingga Rp. 100 juta untuk pelanggaran hak merek. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek telah memberikan perlindungan khusus bagi merek terkenal khususnya untuk kelas produk yang sama, maka pada tanggal 27 Oktober 1993 Menteri Kehakiman membatalkan Surat Keputusan No. M.03-HC.02.01 tahun 1991. Sayangnya, Undang-Undang ini tidak memberikan definisi tentang merek terkenal. Dalam perkembangannya, Undang-Undang Nomor 19 tahun 1992 tentang Merek diamandemen dengan Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek. Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 1997 tentang Merek, perlindungan khusus bagi merek terkenal diperluas hingga mencakup semua kelas produk. Kriteria merek terkenal disebutkan dalam ketentuan Pasal 6 ayat 3 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1997 sebagaimana ditegaskan dalam penjelasannya: memperhatikan pengetahuan umum masyarakat, penentuannya juga didasarkan pada reputasi merek yang bersangkutan yang diperoleh karena promosi yang dilakukan oleh pemiliknya, dan disertai dengan bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa negara jika ada. Tanggal 1 Agustus 2001, undang-undang merek terbaru disahkan oleh pemerintah, yakni UU Merek 2001. Undang-Undang ini sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997, dan berlaku sejak tanggal disahkan. Undang-Undang Merek 2001 ini juga melindungi merek terkenal well know mark, Menurut penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf UU Merek 2001, kriteria untuk menentukan bahwa suatu merek barang atau jasa sudah masuk dalam katagori merek terkenal well know mark adalah dilihat dari : Dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat tentang merek tersebut, Dengan memperhatiakn reputasi merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencar dan besar- besaran, Investasi dibeberapa negara didunia yang dilakukan oleh pemiliknya dan disertai bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa negara. Mencermati kriteria merek terkenal sebagaimana diatur dalam UU Merek 2001 tersebut di atas, kiranya masih belum jelas ukuran pengetahuan umum masyarakat tentang merek. Yang dimaksud disini apakah merek tersebut sudah Universitas Sumatera Utara dikenal luas, dan luas disini juga perlu ada kejelasan ukurannya. Disamping itu juga, pengetahuan umum masyarakat tentu berbeda-beda antara masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya tinggi. Begitu pula mengenai reputasi merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-besaran, ini memerlukan pembuktian akan adanya kegiatan promosi tersebut. Promosi yang gencar dan besar-besaran disini, apa ukurannya, apakah karena hampir setiap hari dipromosikandiiklankan atau ada ukuran-ukuran lainnya. Indonesia untuk acuan yang dipakai dalam membahas perlindungan merek terkenal adalah Pasal 6 bis Konvensi Paris, 55 55 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris versi Stockholm melalui Keputusan Presiden Nomor24 Tahun1979 tetapi dengan menyampingkan Pasal 28 ayat 1 dan Pasal 1 sampai dengan Pasal 12.Dapat ditafsirkan, untuk pasal-pasal tersebut yang diikuti adalah Konvensi Paris versi Londonsebagaimana yang telah diikuti oleh Belanda pada jaman penjajahan yang kemudian diikuti Indonesia,walau saat itu Indonesia telah merdeka. yang menafsirkan secara implisit yaitu, apabila merek-merek itu telah didaftarkan di berbagai negara dan telah dipergunakan dalam kurun waktu lebih dari 20 dua puluh tahun maka dapat dianggap sebagai merek terkenal. Pasal 6 bis Konvensi Paris ini kemudian diadopsi kedalam Pasal 16 ayat 2 dan ayat 3 Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights TRIP’s: 2 Article 6 bis of the Paris Convention 1967 shall apply, mutatis mutandis to services, in the dermining whether a trademarks is well known, member shall take account of the knowledge of a trademarks in the relevant sector of the publish including knowledge in the member of the promotion of the trademarks. Terjemahan bebas: Artikel 6 bis Konvensi Paris tahun 1967 menerapkan unsur mutatis mutandis terhadap sektor pelayanan jasa dalam menetapkan apakah suatu merek sudah dikenal, anggota akan mempelajari sejauh mana merek- merek tersebut dikenal pada sektor publik yang relevan termasuk pengetahuan anggota tentang mempromosikan merek-merek tersebut. Universitas Sumatera Utara 3 Article 6 bis of the Paris Convention 1967 shall apply, mutatis mutandis to goods or services which are not similar to those in respect of which trademarks is registered, provided that use that trademarks in relation to those goods or services would indicate a connection between those goods or services and the owner of the regitered trademarks and provided that the interest of the owner of the registered trademarks are likely to be damage by such use. Artikel 6 bis Konvensi Paris tahun 1967 menerapkan unsur mutatis mutandis terhadap barang dan jasa yang tidak serupa dengan barang dan jasa yang ada hubungannya dengan merek-merek yang terdaftar, jika pengunaan merek-merek tersebut dalam hubungannya dengan barang dan jasa tersebut mengindikasikan adanya suatu hubungan antara barang- barang dan jasa tersebut dan pemilik merek-merek yang terdaftar tersebut dan jika kepentingan si pemilik merek-merek yang sudah terdaftar tersebut mungkin akan terganggu oleh penggunaan merek tersebut. Dalam bukunya Abdulkadir Muhammad menyatakan bahwa: “Merek terkenal adalah merek dagang yang secara umum telah dikenal dan dipakai pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau badan, baik di wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Dengan pengertian bahwa bila masyarakat menyenangi suatu merek bukan berarti yang disenangi itu hanya mereknya saja namun barang yang menggunakan merek tersebut diyakini barang yang bermutu tinggi yang sesuai dengan selera masyarakat”. Dapat disimpulkan bahwa barang ber-merek adalah barang yang bermutu tinggi sehingga mencerminkan mutu barang yang tinggi dan dikenal masyarakat melalui promosi yang gencar dan terus-menerus seperti melalui iklan yang menarik.” 56 56 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, hlm. 230. Sebagaimana telah dijelaskan diatas, hingga sekarang belum didapati definisi merek terkenal yang dapat diterima secara umum, Pasal 16 ayat 2 Trade RelatedAspect of Intellectual Property Rights TRIP’s sendiri hanya berhasil membuat kriteria sifat keterkenalan suatu merek dengan memperhatikan faktor pengetahuan tentang merek dikalangan tertentu dalam masyarakat, termasuk pengetahuan negara peserta tentang kondisi merek yang bersangkutan, yang diperoleh dari hasil promosi merek tersebut. Universitas Sumatera Utara Ketentuan Pasal 12 ayat 2 Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights TRIP’s kemudian di adopsi oleh penjelasan Pasal 6 UU Merek 2001, walaupun belum berhasil membuat defenisi merek terkenal, namuntelah mencoba memberikan kriteria merek terkenal. Penjelasan Pasal 6 UU merek 2001, kriteria merek terkenal selain memperhatikanpengetahuan umum masyarakat, penentuan juga didasarkan pada reputasi merek yang bersangkutan yang diperoleh karena promosi yang dilakukan oleh pemiliknya disertai dengan bukti pendaftaran merek tersebut dibeberapa negara. World Intellectual Property Organization WIPO, memberikan rekomendasi mengenai kriteria merek terkenal sebagai berikut: 57 1. the degree of knowledge or recognition of the mark in the relevant sector of public; 2. the duration, extent and geographical area of any use of the mark; 3. the duration, extent and geographical area of any promotion of the mark, including advertising or publicity and the presentation, at fairs or exhibitions, of the goods andor services to which the mark applies; 4. the duration and geographical area of any registrations, andor any applications for registration, of the mark, to the extent that they reflect use or recognition of the mark; 5. the rcord of successful enforcement of rights in the mark, in particular, the extent to which the mark was recognized as well known by competent authorities; 57 Anne Gunawati, Perlindungan Merek Terkenal Barang Dan Jasa Tidak Sejenis Terhadap Persaingan Usaha Tidak Sehat Bandung: PT. alumni, 2015, hlm.116. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS PEMBATALAN MEREK DAGANG YANG TELAH TERDAFTAR PADA DIREKTORAT JENDRAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI) OLEH PEMEGANG MEREK MENURUT UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

0 4 16

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMALSUAN MEREK DAGANG TERKENAL ASING DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

2 38 108

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

1 12 81

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 5

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 1

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 16

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 28

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

0 0 4

PEMALSUAN MEREK DAGANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2001 | Indradewi | Widyasrama 405 756 1 SM

0 0 19

PENYELESAIAN SENGKETA GUGATAN PEMBATALAN MEREK BIORF OLEH PEMEGANG MEREK BIORE DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK (STUDI KASUS NOMOR :127 PK/Pdt.SUS-hkI/2013) - Unika Repository

0 0 16