menunda pelepasan dari bahan obat hingga kapsul melewati lambung USP XXXII, 2009.
2.4 Natrium Alginat
Natrium alginat merupakan produk pemurnian karbohidrat yang diekstraksi dari alga coklat Phaeophyceae dengan menggunakan basa lemah.
Natrium alginat larut dengan lambat dalam air, membentuk larutan kental, tidak larut dalam etanol dan eter. Alginat ini diperoleh dari spesies Macrocystis
pyrifera, Laminaria, Ascophyllum dan Sargassum Belitz, dkk., 1987.
Gambar 2.2 Struktur G: - L asam guluronat dan M: - D asammannuronat
Gambar 2.3 Struktur alginat Gambar 2.3 Struktur alginat
Asam alginat adalah kopolimer biner yang terdiri dari residu -D-
mannuronat M dan -L-asam guluronat G yang tersusun dalam blok-blok
yang membentuk rantai linear. Kedua unit tersebut berikatan pada atom C1 dan
Universitas Sumatera Utara
C4 dengan susunan homopolimer dari masing-masing residu MM dan GG dan suatu blok heteropolimer dari dua residu MG Thom, dkk., 1980.
Asam alginat tidak larut dalam air, karena itu yang digunakan dalam industri adalah dalam bentuk garam natrium dan garam kalium. Salah satu sifat
dari natrium alginat adalah mempunyai kemampuan membentuk gel dengan penambahan larutan garam-garam kalsium seperti kalsium glukonat, kalsium
tartrat dan kalsium sitrat. Pembentukan gel ini disebabkan oleh terjadinya kelat antara rantai L-guluronat dengan ion kalsium Thom, dkk., 1980.
Gambar 2.4 Pembentukan khelat alginat dan kalsium
Untuk kepentingan farmasetik digunakan natrium alginat, dimana larutannya dalam air bereaksi netral sampai asam lemah. Sediaan alginat paling
stabil pada daerah pH 6-7, pada pH 4,5 asam bebasnya akan mengendap. Pemanasan yang kuat dan lama, terutama 70
o
C dihindari, karena akan mengalami kehilangan viskositas akibat terjadinya polimerisasi. Sediaan
Universitas Sumatera Utara
disimpan dingin dan dilindungi dari cahaya dalam wadah tertutup baik Voight, 1995.
2.5 Kapsul Alginat
Di Laboratorium Farmasi Fisik Fakultas Farmasi USU dalam beberapa tahun terakhir telah dikembangkan kapsul yang tahan terhadap asam lambung.
Cangkang kapsul ini dibuat dari natrium alginat dengan kalsium klorida menggunakan cetakan. Telah terbukti bahwa cangkang kapsul alginat tahan
atau tidak pecah dalam cairan lambung buatan pH 1,2. Kapsul mengembang dan pecah dalam cairan usus buatan pH 4,5 dan pH 6,8.
Komponen cangkang kapsul alginat terdiri kalsium yang terperangkap 10,5 dan kalsium yang berikatan dengan alginat 89,5. Utuhnya
cangkang kapsul kalsium alginat di dalam medium pH 1,2 disebabkan komponen penyusun cangkang alginat yaitu kalsium guluronat masih utuh,
sedangkan pelepasan kalsium kemungkinan berasal dari kalsium yang terperangkap dalam kapsul dan terikat dengan manuronat saja 52,5. Hal itu
berarti kalsium guluronat yang bertanggung jawab terhadap keutuhan kapsul di dalam medium pH 1,2 Bangun, dkk., 2005.
Cangkang kapsul kalsium alginat dapat mengembang dan pecah di dalam medium pH 4,5 dan 6,8 cairan usus buatan. Hal ini disebabkan terjadi
pertukaran ion kalsium dari kalsium alginat kalsium guluronat 47,5 dengan ion natrium yang terdapat pada cairan usus buatan, sehingga terbentuk natrium
alginat natrium guluronat.
Universitas Sumatera Utara
Reaksi antara kalsium alginat dengan HCl dari cairan lambung buatan pH 1.2: Ca Alg + 2HCl
CaCl
2
+ 2Asam Alg manuronat cairan lambung
tidak larut Ca Alg + HCl
47.5 guluronat
Kapsul tidak pecah Reaksi antara kalsium alginat dengan Na
+
dari cairan usus buatan pH 4,5 atau lebih tinggi cairan usus:
Asam Alg + Na
+
Na Alg cairan usus
Ca Alg + Na
+
Na Alg Natrium Alginat mengembang dan melarut sehingga menyebabkan kapsul
menjadi pecah Bangun, 2012. Pembentukan natrium alginat pada kapsul dapat menyebabkan kapsul
bersifat hidrofilik, sehingga mudah menyerap air, mengembang dan pecah Bangun, dkk., 2005.
2.6 Polimer 2.6.1 Polietilen glikol PEG