Absorpi indometasin setelah pemberian oral cukup baik; 92-99 indometasin terikat pada protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati.
Indometasin diekskresi dalam bentuk asal maupun metabolit melalui urin dan empedu. Waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam Wilmana dan Gan, 2007.
Efek samping indometasin tergantung dosis dan insidennya cukup tinggi. Pada dosis terapi, sepertiga pasien menghentikan pengobatan karena efek
samping. Efek samping saluran cerna berupa nyeri abdomen, diare, dan pendarahan lambung. Indometasin bersifat nonselektif sehingga jika digunakan
dalam jangka lama dilaporkan dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia Wilmana dan Gan, 2007.
Indometasin tidak boleh digunakan pada wanita hamil dan ibu menyusui. Indometasin juga dikontraindikasikan pada individu yang mengalami penyakit
ginjal atau lesi ulser pada lambung atau usus Robert dan Morrow, 2007. Penggunaannya kini dianjurkan hanya bila AINS lain kurang berhasil misalnya
pada arthritis pirai akut dan osteortritis tungkai. Dosis indometasin yang lazim ialah 2-4 kali 25 mg sehari. Untuk mengurangi gejala reumatik di malam hari,
indometasin diberikan 50-100 mg sebelum tidur Wilmana dan Gan, 2007.
2.2 Modifikasi Pelepasan Bentuk Sediaan
Modifikasi pelepasan bentuk sediaan merupakan salah satu dari pelepasan obat dimana waktu pasti danatau lokasi dipilih untuk mencapai
tujuan terapeutik atau kenyamanan yang tidak ditberikan oleh bentuk sediaan konvensional seperti larutan atau bentuk sediaan padat seperti kapsul dan
tablet. Bentuk sediaan pelepasan tertunda delayed release dan bentuk sediaan
Universitas Sumatera Utara
pelepasan diperpanjang extended release adalah dua jenis bentuk sediaan dengan pelepasan termodifikasi USP XXXII, 2009.
Controlled release, prolonged action, dan sustained release digunakan
sebagai sinonim dari pelepasan diperpanjang extended release USP XXXII, 2009.
Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh agar diserap secara cepat seluruhnya, sebaliknya produk lain
dirancang untuk melepaskan obatnya secara perlahan-lahan supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang kerja obat Ansel, 2005.
1. Bentuk pelepasan terkendali Controlled release
Bentuk sediaan controlled release menyampaikan obat ke dalam tubuh pada laju yang terkendali dan direncanakan Ansel, 2005. Sediaan controlled
release ditujukan untuk mempertahankan kadar obat agar senantiasa berada
dalam level terapi yaitu di antara MEL level efek minimum dan MSL level aman maksimum. Contoh: Profenid CR.
Kelebihan-kelebihannya termasuk: a.
Aktivitas obat diperpanjang di siang dan malam hari b.
Mampu untuk mengurangi terjadinya efek samping c.
Mengurangi frekuensi pemberian obat d.
Meningkatkan kepatuhan pasien e.
Biaya pasien lebih rendah
Universitas Sumatera Utara
2. Bentuk pelepasan diperpanjang Sustained release
Kebanyakan bentuk sustained release dirancang supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah
pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan secara berangsur-angsur dan terus-menerus melepaskan sejumlah obat lainnya
untuk memelihara tingkat pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang, biasanya 8-12 jam. Keunggulan tipe bentuk sediaan ini
menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis Ansel, 2005. Contoh: Isoptin SR.
3. Bentuk pelepasan tertunda delayed release
Pelepasan obat dari bentuk sediaannya dapat dengan sengaja diperlambat supaya obat dapat sampai pada usus mengingat beberapa alasan.
Diantara alasan-alasan ini, mungkin kenyataaannya bahwa obat dirusak oleh cairan lambung atau dapat juga menimbulkan rangsangan iritasi yang
berlebihan pada lambung atau obat yang menimbulkan rasa mual atau mungkin obat lebih baik diabsorbsi dalam usus daripada dalam lambung. Kapsul dan