BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Perbedaan viskositas natrium alginat terhadap pelepasan indometasin
menunjukkan tidak ada perbedaaan signifikan secara statistik menggunakan metode Independent Sample T-Test dengan tingkat
kepercayaan 95 α = 0,05. 2.
Penambahan PEG 2 pada pembuatan cangkang kapsul alginat 300- 400 cP tidak berbeda signifikan terhadap pelepasan indometasin secara
statistik α = 0,05.
3. Pelepasan indometasin dari kapsul alginat 80-120 cP da kapsul alginate
300-400 cP dalam medium usus buatan pH 6,8 dan medium pH 7,2 menunjukkan adanya perbedaan signifikan secara statistik
α = 0,05. 4.
Cangkang kapsul alginat dengan viskositas 80-120 cP memenuhi persyaratan sebagai sediaan lepas tunda dari indometasin.
5.2 Saran
Disarankan untuk peneltian selanjutnya, dilakukan pengujian bioavailabilitas untuk sediaan lepas tunda dari indometasin dalam cangkang
kapsul alginat yang memenuhi persyaratan yaitu cangkang kapsul alginat 80- 120 cp.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Indometasin 2.1.1 Uraian umum indometasin Ditjen POM, 1995
Rumus Bangun :
Gambar 2.1 Rumus bangun indometasin
Rumus Molekul : C
19
H
16
ClNO
4
Berat Molekul : 357.79
Nama Kimia : Asam 1-p-klorobenzoil-5-metoksi-2-metilindola-
asetat [53-86-1] Pemerian
: Serbuk hablur, polimorf kuning pucat hingga kuning kecoklatan; tidak berbau atau hampir
tidak berbau. Peka terhadap cahaya; meleleh pada suhu lebih kurang 162
o
. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam metanol, dalam kloroform dan dalam eter.
pKa : 4.5
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Farmakologi indometasin
Indometasin merupakan derivat indol-asam asetat. Obat ini sudah dikenal sejak 1963 untuk pengobatan arthritis reumatoid dan sejenisnya. Walaupun
obat ini efektif tetapi karena toksik maka penggunaan obat ini dibatasi Wilmana dan Gan, 2007.
Indometasin mempunyai sifat antiradang yang menonjol dan sifat analgesik-antipiretik yang mirip dengan turunan salisilat. Efek antiradang
indometasin terlihat jelas pada pasien arthritis rheumatoid dan arthritis tipe lain, termasuk pirai akut Robert dan Morrow, 2007.
Mekanisme kerjanya sebagai anti inflamasi, bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim
fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida menjadi asam arachidonat.
Asam lemak poli-tak jenuh ini kemudian untuk sebagian diubah oleh enzim cyclo-oksigenase
menjadi endoperoksida
dan seterusnya
menjadi prostaglandin. Cyclo-Oksigenase terdiri dari dua iso-enzim, yaitu COX-1
tromboxan dan prostacyclin dan COX-2 prostaglandin. Kebanyakan COX- 1 terdapat di jaringan, antara lain dipelat-pelat darah, ginjal dan saluran cerna.
COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat dijaringan tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel radang. Penghambatan COX-2 lah yang
memberikan efek anti radang dari obat AINS.AINS yang ideal hanya menghambat
COX-2 peradangan
dan tidak
menghambat COX-1
perlindungan mukosa lambung Tan dan Rahardja, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Absorpi indometasin setelah pemberian oral cukup baik; 92-99 indometasin terikat pada protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati.
Indometasin diekskresi dalam bentuk asal maupun metabolit melalui urin dan empedu. Waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam Wilmana dan Gan, 2007.
Efek samping indometasin tergantung dosis dan insidennya cukup tinggi. Pada dosis terapi, sepertiga pasien menghentikan pengobatan karena efek
samping. Efek samping saluran cerna berupa nyeri abdomen, diare, dan pendarahan lambung. Indometasin bersifat nonselektif sehingga jika digunakan
dalam jangka lama dilaporkan dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia Wilmana dan Gan, 2007.
Indometasin tidak boleh digunakan pada wanita hamil dan ibu menyusui. Indometasin juga dikontraindikasikan pada individu yang mengalami penyakit
ginjal atau lesi ulser pada lambung atau usus Robert dan Morrow, 2007. Penggunaannya kini dianjurkan hanya bila AINS lain kurang berhasil misalnya
pada arthritis pirai akut dan osteortritis tungkai. Dosis indometasin yang lazim ialah 2-4 kali 25 mg sehari. Untuk mengurangi gejala reumatik di malam hari,
indometasin diberikan 50-100 mg sebelum tidur Wilmana dan Gan, 2007.
2.2 Modifikasi Pelepasan Bentuk Sediaan