2. Bentuk pelepasan diperpanjang Sustained release
Kebanyakan bentuk sustained release dirancang supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah
pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan secara berangsur-angsur dan terus-menerus melepaskan sejumlah obat lainnya
untuk memelihara tingkat pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang, biasanya 8-12 jam. Keunggulan tipe bentuk sediaan ini
menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis Ansel, 2005. Contoh: Isoptin SR.
3. Bentuk pelepasan tertunda delayed release
Pelepasan obat dari bentuk sediaannya dapat dengan sengaja diperlambat supaya obat dapat sampai pada usus mengingat beberapa alasan.
Diantara alasan-alasan ini, mungkin kenyataaannya bahwa obat dirusak oleh cairan lambung atau dapat juga menimbulkan rangsangan iritasi yang
berlebihan pada lambung atau obat yang menimbulkan rasa mual atau mungkin obat lebih baik diabsorbsi dalam usus daripada dalam lambung. Kapsul dan
tablet disalut sehingga tetap utuh dalam lambung dan baru melepaskan obatnya pada usus, disebut juga salut enterik Ansel, 2005. Contoh: Tablet lepas tunda
aspirin.
2.3 Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,
tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Ukuran
Universitas Sumatera Utara
cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil 5 sampai nomor paling besar 000, kecuali ukuran cangkang untuk hewan. Umumnya ukuran
00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien Ditjen POM, 1995.
Kapsul tidak berasa, mudah pemberiannya dan mudah pengisiannya. Fleksibilitasnya lebih menguntungkan daripada tablet. Beberapa pasien
menyatakan lebih mudah menelan kapsul daripada tablet, oleh karena itu lebih disukai bentuk kapsul bila memungkinkan. Pilihan ini telah mendorong pabrik
farmasi untuk memproduksi sediaan kapsul dan di pasarkan, walaupun produknya sudah ada dalam bentuk sediaan tablet Gennaro, 2000.
Kapsul biasanya dikehendaki secepat mungkin larut didalam lambung dan melepaskan isinya, tetapi untuk tujuan tertentu kapsul dirancang untuk
melewati lambung dan larut di dalam usus. Produk seperti itu dikenal dalam berbagai istilah, termasuk gastric-resistant, entero-soluble, dan enteric.
Produk- produk ini pertama kali diusulkan diproduksi pada tahun 1840-an sebagai metode pemberian terhadap obat-obatan yang mengiritasi mukosa
lambung Podczeck, dkk., 2004.
2.3.1 Kapsul delayed release
Kapsul dapat disalut untuk menahan pelepasan obat dalam cairan lambung dimana suatu penundaan penting untuk mengurangi masalah yang
mungkin terjadi pada inaktifasi obat ataupun iritasi mukosa lambung tetapi dapat melepaskan obat dalam cairan usus.
Istilah “delayed-release” digunakan pada monografi Farmakope pada kapsul salut enterik yang ditujukan untuk
Universitas Sumatera Utara
menunda pelepasan dari bahan obat hingga kapsul melewati lambung USP XXXII, 2009.
2.4 Natrium Alginat