Polimer .1 Polietilen glikol PEG Viskositas Kerapuhan

Reaksi antara kalsium alginat dengan HCl dari cairan lambung buatan pH 1.2: Ca Alg + 2HCl CaCl 2 + 2Asam Alg manuronat cairan lambung tidak larut Ca Alg + HCl 47.5 guluronat Kapsul tidak pecah Reaksi antara kalsium alginat dengan Na + dari cairan usus buatan pH 4,5 atau lebih tinggi cairan usus: Asam Alg + Na + Na Alg cairan usus Ca Alg + Na + Na Alg Natrium Alginat mengembang dan melarut sehingga menyebabkan kapsul menjadi pecah Bangun, 2012. Pembentukan natrium alginat pada kapsul dapat menyebabkan kapsul bersifat hidrofilik, sehingga mudah menyerap air, mengembang dan pecah Bangun, dkk., 2005. 2.6 Polimer 2.6.1 Polietilen glikol PEG PEG polietilen glikol merupakan salah satu jenis bahan pembawa yang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam suatu formulasi untuk meningkatkan pelarutan obat yang sukar larut. Bahan ini merupakan salah satu jenis polimer yang dapat membentuk komplek polimer pada molekul organik apabila ditambahkan dalam formulasi untuk meningkatkan kecepatan pelarutan yang dapat membentuk komplek dengan berbagai obat. Penamaan PEG umumnya ditentukan dengan bilangan yang menunjukkan bobot molekul rata- Universitas Sumatera Utara rata. Konsistensinya sangat dipengaruhi oleh bobot molekul. Umumnya PEG dengan bobot molekul 1500-20000 yang digunakan untuk pembuatan dispersi padat. Kebanyakan PEG yang digunakan memiliki bobot molekul antara 4000 dan 20000, khususnya PEG 4000 dan 6000 Rowe, dkk., 2003. Cangkang kapsul dengan menggunakan basis polietilenglikol memiliki beberapa keuntungan karena sifatnya yang inert, tidak mudah terhidrolisis, tidak membantu pertumbuhan jamur Martin, dkk., 1993.

2.7 Viskositas

Viskositas kekentalan merupakan pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir dari suatu system di bawah stress yang digunakan. Maki tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Makin kental suatu cairan, makin besar kekuatan yag diperlukan untuk digunakan supaya cairan tersebut dapat mengalir dengan laju tertentu Martin, et.al., 1993.

2.8 Kerapuhan

Perlu diketahui bahwa cangkang kapsul bukan tidak reaktif secara fisika atau kimia. Perubahan kondisi penyimpanan seperti temperatur dan kelembaban dapat mempengaruhi sifat kapsul. Dengan terjadinya kenaikan temperatur dan kelembaban dapat menyebabkan kapsul mengikatmelepaskan uap air. Sebagai akibatnya kapsul dapat menjadi rapuh atau lunak Margareth, dkk., 2009. Laju pengeringan kapsul juga mempengaruhi kekerasan dan kerapuhan kapsul, kemampuan pelarutan, dan kecenderungan untuk melekat satu sama lain.. Kadar uap air yang rendah pada kapsul dapat menghambat pertumbuhan Universitas Sumatera Utara mikroba. Jika kadar uap air pada kapsul gelatin kurang dari 10, kapsul cenderung menjadi rapuh, dan sebaliknya jika kadar air lebih tinggi dari 18 kapsul gelatin melunak Kontny dan Mulski, 1989. Kondisi penyimpanan yang direkomendasikan untuk bentuk sediaan kapsul gelatin berkisar 15-30 C dan 30-60 kelembaban relatif RH. Margareth, dkk., 2009.

2.9 Kadar Uap Air Dalam Cangkang Kapsul