Multikolinearitas Heteroskedastisitas Uji t

59 Selain uji signifikansi yang telah disampaikan di atas, juga dilakukan pengujian ekonometrik untuk memastikan bahwa model yang telah dibuat terhindar dari asumsi klasik, antara lain:

1. Multikolinearitas

Mengukur derajat multikolinearitas dilakukan karena dalam asumsi dasar dari classical linear regression model CLRM dikatakan bahwa antarsesama regressor variabel bebas tidak boleh memiliki hubungan secara pasti, baik terhadap sebagian regressor ataupun seluruhnya Gujarati, 2005. Salah satu cara mendeteksi multikolinearitas adalah menggunakan perhitungan regresi pelengkap auxiliary regressions , yaitu membandingkan nilai F i dan F hitung Gujarati, 2005. Jika F hitung F i , maka terdapat hubungan kolinear antara masing-masing variabel bebas X i ….X k . Namun, jika F hitung F i , maka X i tidak kolinear dengan X lainnya, demikian juga terhadap X 2 , X 3 , X 4 , dan X 5 .

2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana dalam fungsi regresi terdapat gangguan yang mempunyai varian yang tidak sama. Salah satu cara mendeteksi heteroskedastisitas adalah menggunakan uji Park dengan formulasi sebagai berikut: ln ln + ……………………………………………………3.10 Jika β ternyata signifikan secara statistik, maka diindikasikan bahwa di dalam data terdapat heteroskedastisitas, demikian juga sebaliknya Gujarati, 2005. 60

3. Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antaranggota dalam serial observasi yang tesusun dalam serial waktu untuk data time series dan ruang dalam data cross-section. Autokorelasi dapat dilihat dengan beberapa metode, di antaranya: uji d Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier LM test, uji Breusch-Godfrey BG test , dan uji ARCH. Pada penelitian ini digunakan uji Lagrange Multiplier LM test untuk mendeteksi autokorelasi. Metode ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dengan nilai residual dari model regresi yang dipilih sebagai variabel terikatnya. Selanjutnya, nilai R 2 dari regresi tersebut dibandingkan dengan nilai χ 2 dalam tabel, dengan kriteria yaitu: jika n-1 R 2 χ 2 , maka terdapat masalah autokorelasi, demikian juga sebaliknya Gujarati, 2005.

c. Uji Statistik

1. Uji t

Uji t adalah bentuk pengujian koefisien regresi secara parsial yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi perubahan variabel terikat, dalam melakukan pengujian diasumsikan variabel bebas lainnya dalam keadaan konstan. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: i. Merumuskan formula hipotesis: H : b 1 = 0 H a : b 1 ≠ 0 61 ii. Menentukan level of significance α sebesar 5 iii. Menentukan t tabel dan menghitung t hitung t tabel ® t α2 : n-k Keterangan: a = Derajat signifikansi = 5; a = 0,05 n = Jumlah sampel observasi k = Banyaknya parameter dalam model termasuk intersep t hitung ® Keterangan: β i = Parameter Se β i = standart error parameter -t tabel t tabel 4 Kriteria pengujian: Ho diterima Ho ditolak Ho ditolak 62 a Jika -t tabel £ t hitung £ + t tabel , H diterima dan H a ditolak. Kesimpulannya b 1 sama dengan nol b 1 tidak signifikan pada a=5. Dapat dikatakan bahwa X 1 secara statistik tidak berpengaruh terhadap Y. b Jika t hitung £ -t tabel atau t hitung ≥ + t tabel , H ditolak dan H a diterima. Kesimpulannya b 1 berbeda dengan nol b 1 signifikan pada a=5. Dapat dikatakan bahwa X 1 secara statistik berpengaruh terhadap Y. Kriteria lainnya yang dapat digunakan untuk menguji signifikan tidaknya koefisien regresi adalah dengan melihat p-value dari hasil print-out software pengolahan data. Jika p-value α=0,05; maka H diterima sehingga X i tidak signifikan terhadap Y. Jika p-value α=0,05; maka H ditolak sehingga X i signifikan terhadap Y.

2. Uji F

Dokumen yang terkait

Identifikasi Penyebab Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) Proyek Perumahan

17 165 87

Studi Potensi Dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan Dan Kesediaan Membayar Di Pantai Sri Mersing Kabupaten Serdang Berdagai

3 76 98

NILAI OBJEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN PROVINSI LAMPUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN (TRAVEL COST)

1 14 79

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA AIR TERJUN JUMOG KABUPATEN KARANGANYAR

0 7 89

STUDI KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN WISATA AIR TERJUN JUMOG DESA BERJO NGARGOYOSO KARANGANYAR STUDI KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN WISATA AIR TERJUN JUMOG DESA BERJO NGARGOYOSO KARANGANYAR PROVINSI JAWA

1 5 12

STUDI KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN WISATA AIR TERJUN JUMOG DESA BERJO STUDI KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN WISATA AIR TERJUN JUMOG DESA BERJO NGARGOYOSO KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH.

0 4 15

Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar (Studi Kasus Obyek Wisata Air Terjun Jumog di Kawasan Wisata Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar).

0 0 18

PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PARIWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Alam Air Terjun Jumog di Desa Berjo Kabupaten Karanganyar).

0 0 18

Profil wisatawan di objek wisata air terjun Jumog Ngargoyoso kabupaten Karanganyar 1. HALAMAN JUDUL

0 0 13

PERJALANAN MENUJU COBAN WARU AIR TERJUN

0 0 18