Pemilihan model Analisis Regresi

iv iv

b. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik digunakan untuk mengetahui hasil estimasi regresi dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas dan gejala autokorelasi. Model regresi dapat digunakan sebagai alat estimasi tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE Best Linear Unbiased Estimator yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak multikolinearitas dan tidak autokorelasi Gujarati,1999. Untuk mengetahui apakah persamaan sudah memiliki sifat BLUE maka perlu dilakukan uji asumsi klasik pada model yang ditentukan agar estimasi yang akan dihasilkan tidak bias. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah :

1. Multikolinearitas

Salah satu asumsi model regresi linear klasik adalah bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas diantara variabel yang menjelaskan yang termasuk dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinearitas, maka model tersebut memiliki standar yang besar, sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.Cara meneliti ada tidaknya multikolinearitas dalam penelitian ini menggunakan perhitungan regresi pelengkap auxiliary regressions. 1 , , , , 1 2 , , , , 5 4 3 2 1 2 5 4 3 2 1 2 + - - - = k n x x x x x R k x x x x x R Fi .......................................................4.6 79 . 5844 1 5 110 0059 . 2 5 9941 . = + - - = Fi v v Jika F hitung F i , maka terdapat hubungan kolinear antara masing-masing variabel bebas X i ….X k . Jika F hitung F i , maka X i tidak kolinear dengan X lainnya, demikian juga terhadap X 2 , X 3 , X 4 , dan X 5 . Oleh karena F hitung F i , maka X i tidak kolinear dengan X lainnya demikian juga terhadap X 2 , X 3 , X 4 , dan X 5 , sehingga kelima variabel tersebut dapat dipertahankan dalam model regresi.

2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun sampel besar. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan menggunakan uji Park, yaitu dengan meregresi nilai residual e t yang dikudratkan dengan variable bebas. Jika regresi menghasilkan probabilitas tidak signifikan pada , maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya jika regresi menghasilkan nilai probabilitas signifikan pada maka terdapat masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.39 Hasil Uji Park Variabel Nilai Probabilitas Keseimpulan Biaya perjalanan 0.5943 Homoskedastisitas Pendidikan 0.4451 Homoskedastisitas Penghasilan 0.7206 Homoskedastisitas Jarak 0.6123 Homoskedastisitas Usia 0.4654 Homoskedastisitas Sumber: olah data eviews 3.0 vi vi

3. Autokorelasi

Autokorelasi merupakan suatu asumsi penting dari model linear klasik. Hal ini menandakan suatu kondisi yang berurutan diantara gangguan atau disturbansi u i yang masuk ke dalam fungsi regresi populasi. Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Dalam hal ini asumsinya adalah autokorelasi tidak terdapat dalam disturbansi atau gangguan u i . Adanya autokorelasi antara variabel gangguan menyebabkan penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar. Dalam mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi maka digunakan Lagrange Multiplier ML test. Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan variabel tidak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch-Godfrey terhadap residu dari hasil regresi model tersebut bentuk log-log sehingga diperoleh nilai observasi R square untuk kemudian dibanding kan dengan χ 2 α=5 dengan derajat kebebasan satu. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai observasi R 2 χ 2 atau n-1 R 2 χ 2 , maka terdapat masalah autokorelasi. Sebaliknya, jika nilai observasi R 2 χ 2 atau n- 1 R 2 χ 2 , maka tidak terdapat masalah autokorelasi. Table 4.40 Hasil LM test untuk Mendekteksi Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.510000 Probability 0.605197

Dokumen yang terkait

Identifikasi Penyebab Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) Proyek Perumahan

17 165 87

Studi Potensi Dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan Dan Kesediaan Membayar Di Pantai Sri Mersing Kabupaten Serdang Berdagai

3 76 98

NILAI OBJEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN PROVINSI LAMPUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN (TRAVEL COST)

1 14 79

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA AIR TERJUN JUMOG KABUPATEN KARANGANYAR

0 7 89

STUDI KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN WISATA AIR TERJUN JUMOG DESA BERJO NGARGOYOSO KARANGANYAR STUDI KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN WISATA AIR TERJUN JUMOG DESA BERJO NGARGOYOSO KARANGANYAR PROVINSI JAWA

1 5 12

STUDI KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN WISATA AIR TERJUN JUMOG DESA BERJO STUDI KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN WISATA AIR TERJUN JUMOG DESA BERJO NGARGOYOSO KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH.

0 4 15

Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar (Studi Kasus Obyek Wisata Air Terjun Jumog di Kawasan Wisata Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar).

0 0 18

PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PARIWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Alam Air Terjun Jumog di Desa Berjo Kabupaten Karanganyar).

0 0 18

Profil wisatawan di objek wisata air terjun Jumog Ngargoyoso kabupaten Karanganyar 1. HALAMAN JUDUL

0 0 13

PERJALANAN MENUJU COBAN WARU AIR TERJUN

0 0 18