POLA ASUH PERMISIF DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA

3. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurst dalam Hurlock, 1980 ada beberapa tugas perkembangan pada masa remaja, yaitu: a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan. b. Mencapai peran sosial laki-laki dan perempuan. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab. e. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya. f. Mempersiapkan karier ekonomi. g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

D. POLA ASUH PERMISIF DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA

Remaja yang mandiri adalah remaja yang memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri secara bertanggung jawab meskipun tidak ada pengawasan dari orangtuanya Steinberg, 2002. Kemandirian adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan remaja dan merupakan bagian dari tugas-tugas perkembangan yang harus dicapainya sebagai persiapan untuk memasuki masa dewasa. Perkembangan kemandirian yang menonjol terjadi selama masa remaja, perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial terjadi pada periode ini Steinberg, 2002. Oleh sebab itu, kemandirian remaja dipandang sebagai sesuatu yang Universitas Sumatera Utara mendasar dan patut mendapat perhatian agar mereka dengan mantap dapat memasuki dunianya yang baru, yaitu masa dewasa tanpa mengalami hambatan. Kemandirian yang menjadi tugas perkembangan pada masa remaja dipengaruhi beberapa faktor eksternal yang dimulai dari lingkungan keluarga melalui pola pengasuhan orangtua sehari-hari, kondisi pekerjaan orangtua, tingkat pendidikan orangtua, dan banyaknya anggota keluarga Steinberg, 2002. Baumrind dalam Santrock, 2003 mengatakan pola asuh permisif merupakan pola perlakuan orangtua terhadap anaknya dengan memberikan kelonggaran atau kebebasan kepada anaknya tanpa kontrol atau pengawasan yang ketat. Orangtua yang permisif akan memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk bertindak sesuai dengan keinginan anaknya. Ketika anak-anaknya melanggar suatu peraturan di dalam keluarga, orangtua yang permisif jarang menghukum anak- anaknya, bahkan cenderung berusaha untuk mencari pembenaran terhadap tingkah laku anaknya yang melanggar suatu peraturan tersebut. Orangtua yang seperti demikian umumnya membiarkan anaknya terutama anak remajanya untuk menentukan tingkahlakunya sendiri, mereka tidak menggunakan kekuasaan atau wewenangnya sebagai orangtua dengan tegas saat mengasuh dan membesarkan anak remajanya. Menurut Baumrind dalam Santrock, 2003, remaja yang berada dalam pengasuhan orangtua yang permisif tidak mandiri. Mereka sulit mengendalikan diri, tidak patuh, dan menentang apabila diminta untuk mengerjakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan-keinginan sesaatnya. Mereka juga terlalu menuntut, sangat tergantung pada orang lain, kurang gigih dalam mengerjakan Universitas Sumatera Utara tugas-tugas, tidak tekun dalam belajar di sekolah. Tingkah laku sosial remaja ini kurang matang, kadang-kadang menunjukkan tingkahlaku agresif, pengendalian dirinya amat jelek, dan tidak mampu mengarahkan diri dan tidak bertanggung jawab Santrock, 2003. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis Hadi, 2000. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang tertulis di Bab Pendahuluan, peneliti ingin mendapatkan gambaran kemandirian remaja dengan pola asuh permisif. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan pendekatan deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi, tanpa bermaksud mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum Hadi, 2000. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan dengan sistematik dan akurat, fakta dengan tidak bermaksud menjelaskan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun implikasi Azwar, 2000.

A. VARIABEL PENELITIAN 1. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemandirian remaja

2. Defenisi Operasional Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pola Asuh Orangtua Dan Peer Group Terhadap Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual Di Sma Negeri 2 Dan Man 2 Medan Tahun 2012

7 77 190

Pertimbangan Moral Anak dengan Pola Asuh Spiritual (Spiritual Parenting)

7 65 240

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH PERMISIF ORANGTUA DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA AWAL Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Permisif Orangtua Dengan Intensi Merokok Pada Remaja Awal.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH PERMISIF ORANGTUA DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA AWAL Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Permisif Orangtua Dengan Intensi Merokok Pada Remaja Awal.

0 3 20

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF Kaitan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Perilaku Asertif.

1 4 13

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF Kaitan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Perilaku Asertif.

1 3 17

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA Hubungan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja.

1 4 17

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA Hubungan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA Hubungan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja.

1 14 16

HUBUNGAN POLA ASUH PERMISIF DAN OTORITER DENGAN KENAKALAN REMAJA

0 0 71